Heboh Wiranto Diserang, Pertolongan yang Tepat Bagi Korban Luka Tusuk, Jangan Coba-coba Dicabut

Direktur RSUD Berkah yang merawat Wiranto, dokter Firmansyah, menjelaskan, Wiranto mendapat dua luka tusuk dan cukup dalam

Editor: Nur Pratama
Dok Istimewa
Wiranto Ditusuk Hingga Jalani Operasi Ternyata Pelaku Gunakan Kunai, Senjata Andalan Ninja Jepang 

TRIBUNKALTIM.CO - Perut adalah bagian tubuh yang sangat vital, Menkopolhukam Wiranto baru saja diserang oleh

orang tak dikenal saat berada di Pandeglang, Banten, pada Kamis (10/10/2019).

Saat itu Wiranto baru saja menghadiri acara peresmian di Universitas Mathlaul Anwar.

Usai ditusuk, Wiranto terlihat langsung ambruk.

Soal Wiranto Ditusuk, Adian Napitupulu Beri Komentar Singkat dan Langsung Jawab Pertanyaan Lain

Istri Peltu YNS yang Unggahannya Lecehkan Wiranto Diperiksa 6 Jam, Begini Nasib Sang Suami

Unggahannya Soal Menkopolhukam Wiranto Ditusuk Dianggap Pro Teroris, Begini Tanggapan Jerinx SID

Wiranto lantas dirujuk ke RSUD Berkah untuk mendapat pertolongan pertama.

Direktur RSUD Berkah yang merawat Wiranto, dokter Firmansyah, menjelaskan, Wiranto mendapat dua luka tusuk dan cukup dalam.

Oleh karena itu, Wiranto akan dirujuk ke RSPAD Gatot Subroto Jakarta.

Sejatinya tidak ada manusia yang ingin terluka.

Akan tetapi, semua orang memiliki risiko terkena luka tusuk, misalnya tertusuk pisau, gunting, atau benda tajam lain.

Saat kita berada di dekat korban luka tusuk, hindari membantunya secara sembarangan.

Dilansir TribunStyle.com dari Kompas.com, dr Adisaputra Ramadhinara, MSc, CWSP, FACCWS, mengatakan, hal pertama yang paling utama harus dilakukan untuk membantu korban luka tusuk adalah mencari atau menghubungi tenaga medis.

"Call for help. Jangan lakukan hal-hal yang justru bisa mencederai. Dampingi orangnya dan tunggu sampai bantuan datang," kata Adi dalam acara media gathering di Yogyakarta, Jumat (11/10/2019).

Dokter spesialis luka itu juga menerangkan ,pendarahan dalam mungkin terjadi ketika benda tajam tersebut menancap.

Namun, benda tajam tersebut justru berfungsi sebagai penyumbat atau penahan agar darah tidak keluar.

"Kalau dicabut, kita tidak tahu apakah buyar semua. Jadi, jangan lakukan apa pun karena sebelum dicabut harus diperiksa, jangan lakukan hal yang kita tidak paham," terangnya

Itulah mengapa, pelatihan bantuan hidup dasar (basic life support) perlu dipelajari, utamanya untuk menjaga korban bisa tetap bernapas.

"Bagaimana orang itu harus tetap bisa bernapas, sirkulasinya stabil. Bagian dari menstabilkan sirkulasi adalah menghentikan pendarahan. Itu ada pelatihannya," pungkas Adi (TribunStyle.com/Febriana)

Luka Tusuk Wiranto Tampak Tak Berdarah, Begini Penjelasan Dokter Direktur RSPAD Gatot Subroto

Peristiwa penusukan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Jenderal TNI (Purn) Wiranto di Banten memunculkan teka-teki, di antaranya soal tidak tampak darah yang mengucur.

Diketahui, Wiranto ditusuk oleh dua orang tak dikenal di pintu gerbang Lapangan Alun-alun Menes Desa Purwaraja Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten, Kamis (10/10/2019).

Banyak pihak yang bertanya-tanya mengenai tidak tampaknya darah dari perut Wiranto yang tertusuk oleh pria bernama Syahril Alamsyah.

Tenaga Ahli Deputi IV Kantor Staf Kepresidenan (KSP), Ali Ngabalin, memberi penjelasan medis dari keterangan dokter sekaligus Direktur RSPAD Gatot Subroto, Terawan.

Dilansir TribunWow.com, keterangan Terawan dijelaskan Ali Ngabalin dalam tayangan 'Apa Kabar Indonesia Pagi' unggahan kanal YouTube Talk Show tvOne, Jumat (11/10/2019).
Berdasarkan keterangan Terawan, Ali Ngabalin menjelaskan soal dalamnya luka yang dialami Wiranto.

Lantaran luka tersebut cukup dalam, maka darah memang tidak mengucur keluar.

"Menurut keterangan Pak Terawan itu kan dua tusukan, jadi kedalamannya sekitar 10 centimeter, kalau dari luar memang darahnya tidak terlalu banyak," jelas Ali Ngabalin.

Luka tusuk itu menembus organ usus Wiranto sehingga darah mengalir di dalam tubuh sang jenderal.

"Tetapi karena dalam dinding perut itu, senjata tajam itu menembus usus kecil, diperkirakan darah yang tertampung itu sekitar 3 liter," terang Ali Ngabalin.

Akibat insiden penusukan itu, Wiranto disebut sempat mengalami masa kritis hingga akhirnya dioperasi selama 4 jam.

"Jadi memang ada masa yang sangat kita khawatirkan kemarin," imbuhnya.

Selain kedalaman luka, Ali Ngabalin juga menjelaskan panjang luka di perut Wiranto.

"Jadi memang ditusuk di perut sebelah kiri sini?" tanya pembawa acara.

"Iya, sobek ya, dari kiri ke kanan, dua tusukan itu sekitar 6 centimeter," ujar Ali Ngabalin.

"Nah itu, jadi menembus perut dan masuk sampai ke usus kecil, menurut keterangan dokter seperti itu."

Berikut video lengkapnya (menit ke-2.11):

Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Tenaga Ahli Menkopolhukam, Agus Zaini, menjelaskan proses operasi yang dijalani Wiranto.

Usus halus Wiranto disebut harus dipotong sepanjang 40 centimeter.

"Setibanya di RSPAD, langsung ditangani secara intensif dan dokter memutuskan untuk mengambil tindakan operasi di bagian perut lantaran akibat tusukan ditemukan luka di bagian usus halus," ujar Agus, Jumat (11/10/2019).

"Sehingga usus halusnya mesti dipotong sepanjang 40 cm."

Meski demikian, Agus menyebut kondisi Wiranto terus membaik dengan perawatan intensif.

"Alhamdulillah, pasca operasi kondisi Wiranto membaik, meski tetap harus menjalani perawatan.," ungkap Agus.

"Ia percaya, bahwa Tuhan sebaik-baiknya tempat bersandar. Semoga Allah SWT tetap mencurahkan kasih sayang-Nya," sambungnya.

Kronologi Wiranto Diserang

Berdasarkan dari rilis yang diperoleh TribunWow.com, Kamis (10/10/2019), kegiatan Wiranto di Banten bermula pada pukul 08.57 WIB.

Wiranto dan rombongan tiba di alun-alun dan disambut oleh Kapolda Banten, Danrem 064/MY, Bupati Pandeglang Dandim 0601/Pdg, serta Kapolres Pandeglang.

Kemudian pukul 09.05 WIB, Wiranto dan rombongannya menuju Kampus Universitas Mathlaul Anwar (UNMA) Banten.

Kampus tersebut terletak di Jalan Raya Labuan KM. 23 Cikaliung, Desa Sindanghayu, Kecamatan Saketi, Pandeglang.

Wiranto dan rombongan tiba pukul 09.17 WIB dan segera menghadiri peresmian gedung perkuliahan Universitas Mathlaul Anwar.

Dalam acara tersebut dihadiri beberapa tokoh, di antaranya:

- Kapolda Banten Irjen Pol Tomsi Tohir

- Wakapolda Banten Brigjen Pol Tomex Kurniawan

- Danrem 064/MY Kolonel Inf Widiyanto

- Dandenpom lll/4 Mayor Cpm Rukwan Hadi

- Bupati Pandeglang Irna Narulita

- Kapolres Pandeglang AKBP Indra Lutriyanto Amstono

- Dandim 0601/Pandeglang Letkol Inf. Denny Juwon Pranata

- Danyon 320/BP Letkol Inf Faurizal Noerdin

- Ketua Majelis Amanah Matlaul Anwar KH Irsyad Djuwaeli

- Ketua Umum Matlaul Anwar KH.Sadeli Karim

- Dosen Al-Azhar Kairo Syeh Hasim Ahmad Al-Goji

- Para dekan fakultas dan dosen UNMA Banten

Acara dilanjutkan makan siang di ruang transit Gedung I UNMA sekitar pukul 10.47 WIB.

Di tengah santap siang, Presma UNMA Agus Hidayat bersama Wakil Presma Erik menemui Wiranto untuk menyampaikan aspirasinya.

Setelah makan siang, Wiranto meninggalkan UNMA dan pergi menuju alun-alun pukul 11.30 WIB dan tiba di tempat pukukl 11.50 WIB.

Ketika Wiranto keluar dari mobil, tiba-tiba pria bernama Syahril Alamsyah datang dari belakang dan menusuk sang menteri hingga jatuh tersungkur.

Syahril Alamsyah menusuk Wiranto dengan menggunakan gunting secara membabi buta.

Orang-orang yang berada di lokasi langsung berteriak histeris.

Beberapa orang yang mengawal Wiranto langsung menangkap Syahril Alamsyah.

Wiranto segera dilarikan di Klinik Menes Medical Center pukul 11.55 WIB untuk mendapat pertolongan medis.

Kemudian Wiranto dibawa ke RSUD Pandeglang di Kecamatan Kaduhejo pukul 12.00 WIB.

Selain Syahril Alamsyah, ada pelaku lain yakni Fitri Andriana.

Sementara itu, Kapolsek Menes, Kompol Dariyanto juga mengalami luka tusuk di bagian punggung.

Sedangkan pria bernama Fuad mengalami luka pada bagian dada sebelah kiri atas.

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved