Terletak di Hutan yang Masih Asri, Begini Eksotisnya Riam Beangin 7 Bidadari di Desa Muara Langon
Terletak di Hutan yang Masih Asri, Begini Eksotisnya Riam Beangin 7 Bidadari di Desa Muara Langon, Kabupaten Paser
TRIBUNKALTIM.CO, TANA PASER – Objek wisata Riam Beangin 7 Bidadari menyuguhkan keindahan alam yang eksotis, terletak di Kabupaten Paser.
Aliran air di hulu Sungai Muara Komam ini mengalir deras di sela-sela bebatuan, beberapa riam di antaranya membentuk air terjun dari yang terendah hingga yang tertinggi.
Namun Anda tak perlu repot-repot searching di google untuk mencari artikel objek wisata alam di Desa Muara Langon Kecamatan Muara Komam ini.
• Menteri Sabah Kunjungi Kaltim, Gubernur Tawarkan Objek Wisata Kerajaan Kutai
• 3 Lokasi Objek Wisata Terkenal di Kutai Kartanegara, Tempat Ibu Kota Baru Indonesia
• Inilah Sederet Objek Wisata di Kaltim Lokasi Ibu Kota Baru, Ada yang Tak Kalah dengan Raja Ampat
Pasalnya, riam bertingkat tujuh yang menawan layaknya bidadari ini baru diperkenalkan oleh pemerintah desa dan kecamatan tersebut.
Bekerjasama dengan Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian (DKISP) Kabupaten Paser dan Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Paser.
Camat Muara Komam Abdul Rasyid dan Kades Muara Langon Supriadi mulai mempromosikan objek wisata baru ini.
“Untuk mendukung Desa Muara Langon dan Camat Muara Komam, kami (Pemkab Paser) menggelar kunjungan jurnalistik ke objek wisata Riam Beangin 7 Bidadari kemarin.
Kunjungan jurnalistik diikuti sejumlah wartawan di Paser,” kata Kepala DKISP Paser H Ahmad Zulfian, Minggu (13/10/2019).
Kunjungan jurnalistik dipimpin Kabid Komunikasi Informasi Publik (KIP) DKISP Husriansyah, Sabtu (12/10/2019).
Namun bis pariwisata Disporapar Paser hanya bisa mengantar sampai di pintu masuk jalan objek wisata, rombongan harus menumpang jeep hardtop karena jalannya becek berlumpur.
“Kami baru mirintis pembukaan jalan, dan barusan daerah kami diguyur hujan, makanya kita lanjutkan dengan hardtop.
Dari sini (Jalan Negara Kaltim-Kalsel) ke objek wisata sekitar 2 Km, yang bisa dilewati hardtop sekitar 1,5 Km, selebihnya harus ditempuh jalan kaki,” kata Supradi.
Biaya pembukaan jalan ke objek wisata menggunakan Alokasi Dana Desa (ADD) Muara Langon sebesar Rp 171 juta.
“Rintisan menggunakan dozer dan excavator, kita nanti menyeberangi anak Sungai Muara Komam, dan berjalan diantara semak belukar dan pepohonan sejauh 200 meter karena rintisan jalan belum selesai,” sambungnya.
Sayangnya perjalanan itu hanya sampai di riam pertama dari 7 riam bidadari.
Supradi mengaku jalan menuju ke riam berikutnya lebih sulit lagi, berbahaya dilanjutkan.
Karena itu, pihaknya berharap Pemkab Paser membantu membangunkan sarana dan prasarana umum ke objek wisata.
“500 meter lagi untuk sampai ke riam ke-7, yang paling tinggi air terjunnya di riam keenam, ada 20 meter tingginya.
Makanya kita berusaha mirintis jalan ke objek wisata agar Pemkab Paser membangunkan akses jembatan dan fasilitas lainnya,” ucapnya.

Jika objek wisata ini ramai dikunjungi wisatawan, maka Desa Muara Langon bisa ikut berpartisipasi menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) Paser.
Dengan melibatkan warga dalam mengelola objek wisata, lanjut Supriadi, diharapkan akan berimbas pada peningkatan kesejahteraan warga.
“Riam Beangin 7 Bidadari berada di hutan yang masih asri.
Pepohonannya yang lebat akan kami tetap pertahankan, disini masih pohon kayu ulin, meranti, bangris atau pohon lebah bersarang.
Ada juga kijang dan satwa langka lainnya, yang kelestarian harus tetap terjaga demi keberlangsungan objek wisata kami,” tandasnya.

Sementara itu, Camat Muara Komam Abdul Rasyid menyambut baik rencana pemerintah desa membentuk Pokdarwis sebagai tindak lanjut pengembangan objek wisata Riam Beangin 7 Bidadari.
“Kita menyambut baik Desa Muara Langon membangun fasilitas wisata keluarga dan wisata alam, yang nantinya akan membantu memajukan desa,” kata Abdul Rasyid.
(*)