Benarkah Realme Mengancam Keberadaan Xiaomi di Pangsa Pasar? Inilah Analisisnya
Benarkah Realme Mengancam Keberadaan Xiaomi di Pangsa Pasar? Inilah Analisisnya
TRIBUNKALTIM.CO - Benarkah realme mengancam keberadaan xiaomi di pangsa pasar? Inilah analisisnya
Realme adalah produsen smartphone yang berbasis di Shenzhen, Tiongkok. Merk realme didirikan pada 4 Mei 2018 oleh Sky Li, dengan beberapa anak muda lainnya yang berkecimpung di industri smartphone di kutip dari Wikipedia
Realme, perusahaan spin-off dari Oppo yang dipimpin oleh mantan VP Oppo, Sky Li, adalah salah satu pendatang baru di dunia smartphone yang lekas menonjol.
Hanya dalam waktu setahun dari kuartal II-2018 hingga kuartal II-2019, Realme berhasil masuk 10 besar pabrikan ponsel pintar dunia, dengan pangsa pasar 1,3 persen persen, menurut data firma riset pasar Counterpoint Research.
• Kondisi Penajam Terkini, Sudah Kondusif, Polda Kaltim Minta Masyarakat Percaya Hukum
• UPDATE Penajam Terkini, Ricuh di PPU Kapolda Kaltim Langsung Turun, Ini Keterangan Resmi Kepolisian
• Jelang Kedatangan Presiden Jokowi, Situasi Penajam Paser Utara Terkini Menegangkan, Begini Faktanya
Dalam periode tersebut, jumlah pengapalan smartphone Realme naik drastis, yakni 848 persen, dari mulanya hanya sekitar 500.000 unit menjadi 4,7 juta unit.
Ada apa di balik kesuksesan Realme? Perusahaan yang baru berdiri independen -bukan lagi sub-brand Oppo -pada pertengahan 2018 itu dikenal sangat cepat dalam menelurkan model smartphone baru dan memasarkannya.
Realme kini menawarkan tak kurang dari 17 model smartphone yang dijual di 20 negara di seluruh dunia. Aneka ponsel tersebut mengisi berbagai rentang harga, mulai dari bawah hingga menengah.
"Salah satu filosofi utama kami adalah memberikan produk terbaik di kelasnya untuk tiap segmen harga," ujar kepala Realme India, Madhav Sheth, kepada Android Authority, sebagaimana dirangkum KompasTekno, Rabu (16/10/2019).
Dibantu Oppo Menurut Shev, tim Realme memang sengaja agresif dalam menggelontorkan model baru di pasaran dengan waktu turn-around yang sangat singkat.
Tiap ponsel anyar dibekali dengan fitur dan spesifikasi yang lebih mumpuni dibanding pendahulunya. "Dari konsep hingga peluncuran (ponsel baru), saya kira waktunya sekitar 90 hingga 120 hari," kata Sheth.
Salah satu alasan Realme bisa terus membikin produk baru dengan cepat adalah posisinya yang menguntungkan sebagai spin-off Oppo, yang sama-sama bernaung di bawah perusahaan induk BBK Electronics.
Alih-alih mesti memulai dari nol seperti pemain yang benar-benar baru, Realme pun mewarisi beragam fasilitas dan teknologi yang sudah dibangun lebih dulu oleh Oppo.
Misalnya saja, antarmuka sitem operasi Color OS bikinan Oppo yang juga dipakai di ponsel-ponsel Realme, dengan sedikit penyesuaian. Begitu pula dengan teknologi fast charging Super VOOC. Sheth pun mengakui hal ini. "Kami (Realme dan Oppo) memang berbagi banyak sumber daya, termasuk dalam hal produksi, kontrol kualitas, dan lain-lain.
Tapi kami juga punya tim sendiri untuk mengembangkan fitur yang diinginkan pengguna Realme," tuturnya. Incar pasar online Meski satu payung, Realme dan Oppo mengincar "kue" yang berbeda di pasaran. Oppo fokus ke pasaran lewat retail offline di gerai-gerai, terutama di negara berkembang macam Indonesia dan India.
Sementara, realme lebih mengincar jalur online. Sheth menerangkan bahwa Realme melihat peluang di pasaran online. Setelah Lenovo dan Motorola hengkang, ada celah di pasar yang mengundang untuk diisi. "Kami mengamati bahwa ada kekosongan besar di produk-produk yang ditawarkan secara online.