Digantikan Edhy Prabowo, Susi Pudjiastuti Ungkap Kerap Beda Pendapat dengan Luhut Binsar Pandjaitan
Diganti Edhy Prabowo, Susi Pudjiastuti ungkap kerap beda pendapat dengan Luhut Binsar Pandjaitan
Alih-alih mengikuti apa kata atasan, dia lebih memilih mengikuti prinsip yang dianggapnya benar.
Sekalipun itu dianggap keras kepala.
"Ya lebih baik saya keras kepala mempertahankan prinsip dan tahu pasti bahwa itu benar, dan saya akan tanggung jawab," kata Susi Pudjiastuti.
Dengan begitu kata Susi Pudjiastuti, seseorang akan lebih bertanggungjawab dan siap disalahkan bila memang hal itu merugikan mayoritas masyarakat.
"Jadilah saya siap disalahkan, tapi saya harus lakukan dulu.
Kalau sudah benar, ya sudah," ungkapnya.
Susi Pudjiastuti mengaku, setiap kebijakan yang dia ambil sudah dia pikirkan matang-matang dan berdasarkan hasil analisa.
Dalam mengeluarkan kebijakan, Susi berusaha untuk melihatnya tidak hanya dengan mata, mendengarnya tidak hanya dengan telinga, dan merasa tidak hanya dengan tangan.
"Saya bukan orang yang spontan dan just do it tanpa ada analisa.
Sebetulnya banyak thinking, dan banyak proses bertanya dalam kepala saya, sebelum saya keluarkan sesuatu ke publik.
So far saya tidak pernah menyesal dengan sesuatu yang sudah saya keluarkan," pungkasnya.
Digoda Lobi
Susi Pudjiastuti mengakui banyak lobi dan godaan saat dirinya melancarkan kebijakan selama 4,5 tahun terakhir.
Hal tersebut dia katakan dalam sambutan peluncuran bukunya berjudul "Transformasi Kelautan dan Perikanan 2014-2019 di Gedung Mina Bahari III Kementerian Kelautan dan Perikanan ( KKP), Jakarta.
"Lobi ikan asing sangat banyak mengetuk pintu pemerintahan, dari partai politik, penjabat tertentu, hingga tokoh masyarakat.