KABAR BURUK, Sopir Ojek Online Ini, Dicerai Istri dan Tak Punya Rumah dan Kini Dibunuh Penumpangnya

KABAR BURUK, Sopir Ojek Online Ini, Dicerai Istri dan Tak Punya Rumah dan Kini Dibunuh Penumpangnya

Editor: Nur Pratama
surya.co.id/galih lintartika
Kapolres Pasuruan AKBP Rofiq Ripto Himawan memperlihatkan barang bukti dan tersangka pembunuhan driver taksi online 

TRIBUNKALTIM.CO, SURABAYA - KABAR BURUK, Sopir Ojek Online Ini, Dicerai Istri dan Tak Punya Rumah dan Kini Dibunuh Penumpangnya

Seorang sopir taksi online, Rusdianto, ditemukan tewas di bahu Jalan Tol Pandaan - Malang.

Ternyata, ia dibunuh oleh penumpangnya yang sedang terlilit utang.

Di balik peristiwa itu, Rusdianto memiliki kisah yang pilu.

Sebelum dihabisi penumpangnya, pria asli Ponorogo yang tinggal di daerah Pakal, Kecamatan Benowo, Surabaya ini ternyata sudah bercerai dengan istrinya.

Prostitusi Online, Sosok PA Wanita Asal Balikpapan Dikaitkan dengan Finalis Puteri Pariwisata 2016

6 Fakta Prostitusi Online di Batu: Wanita Inisial PA Asal Balikpapan, Digrebek saat Hubungan Badan

Wakil Menteri Cantik dan Termuda di Kabinet Indonesia Maju Jokowi - Maruf Fakta Angela Tanoesoedibjo

Perceraian ini membuat Rusdianto harus hidup menumpang di rumah bos yang mobilnya dipakai untuk bekerja sebagai driver taksi online.

Hal ini terungkap setelah polisi menelusuri keberadaannya usai mayatnya ditemukan di Jalan Tol Malang-Pandaan, Rabu (23/10/2019).

Kapolres Pasuruan AKBP Rofiq Ripto Himawan mengungkapkan, awalnya pihaknya kesulitan menemukan tempat tinggal korban karena sudah bercerai dengan istrinya.

"Penelusuran data-data ke lokasi. ternyata kesulitan karena dia sudah cerai. Ternyata dia tinggalnya sama bos yang memiliki kendaraan," katanya.

Beruntung saat itu polisi mendapat informasi ada laporan kehilangan orang di Surabaya.

"Coba telusuri ternyata ada kecocokan," katanya.

Setelah mendapati tempat tinggal korban, polisi lalu memburu pelaku dengan menelusuri jejak digital seperti transaksi di aplikasi taksi online.

"Ternyata pada Hari Senin, tanggal 21 Oktober 2018, Siang hari korban ada order ke Pasuruan," katanya.

Setelah itu polisi melacak pemesannya melalui ponsel yang digunakan tersangka.

Akhirnya polisi bisa menemukan keberadaan dan menangkapnya.

Dibunuh Secara Sadis

Hasil penyidikan polisi, Rusdianto dibunuh dengan sangat sadis.

Rusdianto dihabisi dengan cara dijerat lehernya menggunakan tali tampar milik tersangka.

Analisa awal, tersangka dihabisi di Surabaya dan mayatnya dibuang di Jalan Tol Malang - Pandaan (Mapan) KM 72 Dusun Seloan, Desa Capang, Kabupaten Pasuruan.

Kasat Reskrim Polres Pasuruan AKP Dewa Putu Prima YP mengatakan, tersangka ini memesan grab milik korban tujuan Pondok Maritim Surabaya Selatan.

Setelah sampai lokasi, tersangka meminta korban untuk mengantarkan ke Graha Family. Di tengah perjalanan, kira - kira di belakang National Hospital, tersangka mendadak meminta berhenti.

"Korban spontan menghentikan laju mobil Suzuki Ertiga W 1979 NK yang dikemudikannya. Tak disadari korban, di situ adalah tempat tersangka menghabisinya," jelasnya.

Menurut Kasat, korban ini dibunuh dengan tali tampar. Tali itu dililitkan di leher korban. Dari hasil autopsi, dugaan awal, korban sempat melawan, karena ada bekasnya.

"Kemungkinan saking kuatnya tarikan tersangka, akhirnya korban tak berdaya dan meninggal dunia. Dari hasil autopsi juga menjelaskan, penyebab korban meninggal dunia akibat jeratan kuat di lehernya dan membuat saluran pernafasan terhenti," tambah dia.

Selanjutnya, kata dia, mayat korban dipindahkan ke bagian tengah mobil dan berangkat menuju arah Malang. Tersangka mengambil alih mobil korban dan masuk tol.

"Tersangka berniat membuang mayat tersebur di kawasan kebun teh Lawang namun tidak jadi, dan selanjutnya pelaku menuju arah Surabaya melalui pintu tol Purwodadi," jelasnya.

Setelah itu, sesampainya di lokasi penemuan mayat, tersangka membuang mayat korban sekira pukul 17.10, Senin (21/10/2019).

Jadi, kata Kasat, dari hari ditemukannya, korban sudah dua hari berada di sana.

"Kejadiannya Senin. Setelah membuang mayat korban, tersangka ke Masjid Cheng Hoo, Pandaan. Tersangka membuang HP korban di semak - semak," ungkap dia.

Kasat menerangkan, setelah itu, tersangka kembali ke Surabaya. Tersangka kebingungan mau menjualnya dimana.

Motif tersangka membunuh ini karena memang ingin menguasai mobil korban.

"Pengakuannya, tersangka memiliki hutang. Makanya nekat melakukan itu. Memang niat dari awal mau merampas dan menjual mobil hasil rampasan itu," ungkapnya.

Korban Dilaporkan Polisi

Sebelum diketahui tewas dibunuh, Rusdianto ternyata pernah dilaporkan ke polisi oleh bos yang mempekerjakannya sebagai taksi online.

Laporan itu dibuat karena sejak Senin, Rusdianto tidak bisa dihubungi oleh bosnya.

Sang bos khawatir pria asal Ponorogo ini mdembawa kbaur mobil Suzuki Ertiga miliknya.

"Kemarin yang laporan ke Polsek Pakal itu bos pemilik Ertiga. Kenapa sopir yang dipercaya kok hilang. Akhirnya dilaporkan kehilangan mobil dan sopirnya tidak bisa dihubungi," jelasnya.

Pengakuan Pelaku

Di bagian lain, tersangka Gianto mengaku khilaf melakukan pembunuhan itu.

Hal itu dilakukan karena dia terdesak untuk membayar utang yang menjeratnya.

Usai membunuh dan membuang korban di jalan tol, Gianto langsung membawa kabur mobilnya.

Tak cuma itu, barang-barang berharga milik Rusdianto juga dikuasai tersangka.

"HP korban dijual di belakang masjid cheng ho," terang Rofiq.

"Berdasarkan keterangan tersangka, yang bersangkutan terlilit utang.

Mencoba mengambil barang milik orang lain. Dijual," tukas Rofiq.

Seperti diberitakan sebelumnya, Rusdianto ditemukan di rumput samping jalan tol mengarah ke Pandaan.

Saat ditemukan, mayat dalam kondisi terlentang.

Sekujur tubuhnya sudah membiru. Tak hanya itu, baunya sudah membusuk. Mayat pria ini menggunakan celana berwarna hitam.

Kausnya berwarna biru. Bagian mukanya, terbalut kaos berwarna abu - abu dan di beberapa bagiannya terdapat bekas bercak darah.

Ada tali tampar yang mengikat tangan dan dada pria ini.

Wajahnya tak terlihat jelas karena tertutup balutan kaus yang menutupi melingkar kepala dan wajahnya.

Di sisi lain, Korps Bhayangkara juga menemukan sebuah kardus yang berisikan satu pasang sandal warna coklat dan, warna hitam. Tak hanya itu, ada sebuah botol air mineral, lengkap dengan sedotannya.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved