Minta Dijewer Amien Rais, Menkopolhukam Mahfud MD Ingin Temui Mantan Ketua MPR Amien Rais

Minta Dijewer Amien Rais, Menkopolhukam Mahfud MD Ingin Temui Mantan Ketua MPR Amien Rais

Editor: Mathias Masan Ola
(KOMPAS.COM/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA)
Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD bersama bersama Ketua Umum Badan Wakaf UII, Suwarsono. Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD datang menemui pimpinan UII untuk meminta izin akan jarang mengajar karena jabatanya saat ini. 

TRIBUNKALTIM.CO, YOGYAKARTA -Minta Dijewer Amien Rais, Menkopolhukam Mahfud MD Ingin Temui Mantan Ketua MPR Amien Rais

Kecaman dan kritik terhadap kinerja pemerintahan Jokowi-Maruf sudah menanti.

Sedikit saja kesalahan atau kekurangan dari kabinet ini akan segera menuai kritik.

Kini Amien Rais masih menahan diri.

Bagaimana kalau Amien Rais tak tahan lagi? 

Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional ( PAN ) Amien Rais

mengaku akan membuat perhitungan jika sampai enam bulan ke depan Kabinet Indonesia Maju tidak bisa

berbuat apa-apa.

Bahkan jika tidak sesuai dengan yang dijanjikan, maka Menteri Kabinet Indonesia Maju perlu dijewer.

Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD menanggapi santai pernyataan

Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional ( PAN ) Amien Rais tersebut.

Mahfud MD justru mengatakan akan menemui mantan Ketua MPR Amien Rais.

"Saya mau ketemu Pak Amien Rais biar dijewer," ucap Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan

Mahfud MD, di kantor Yayasan Badan Wakaf Universitas Islam Indonesia (UII) Jl Cik Ditiro No 1 Terban,

Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Senin (28/10/2019).

Meski mengaku akan menemui Amien Rais, namun Mahfud MD tidak menyampaikan kapan pertemuan

tersebut.

Sebelumnya, Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais mengaku

masih menahan diri untuk melontarkan kritik terhadap kabinet Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) jilid II atau

Kabinet Indonesia Maju.

Menurut Amien, Kabinet Indonesia Maju tidak perlu buru-buru dikritik.

Kabinet yang baru dibentuk Presiden Joko Widodo itu perlu diberi waktu untuk merealisasikan cita-cita

yang dijanjikan enam bulan hingga satu tahun ke depan.

Namun ketika ternyata sudah enam bulan tidak bisa apa-apa, maka perlu dikritik dan membuat perhitungan.

Jika Kabinet Indonesia Maju tidak bermutu dan tidak sesuai dengan cita-cita yang dijanjikan, maka perlu

peran lebih nyata dengan dijewer.

Pernyataan itu disampaikan Amien Rais setelah menjadi pembicara dalam kajian dengan tema "Islam dan

Komunis (bahaya laten komunis)" di Masjid Jami' Karangkajen, Yogyakarta, Minggu (27/10/2019) malam.

Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais (tengah) menunjukkan buku berjudul Jokowi People Power saat jeda pemeriksaan untuk Shalat Jumat di Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (24/5/2019). Amien Rais diperiksa sebagai saksi atas kasus dugaan makar dengan tersangka Eggi Sudjana.
Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais (tengah) menunjukkan buku berjudul Jokowi People Power saat jeda pemeriksaan untuk Shalat Jumat di Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (24/5/2019). Amien Rais diperiksa sebagai saksi atas kasus dugaan makar dengan tersangka Eggi Sudjana. ((ANTARA FOTO/APRILLIO AKBAR))

Amien Rais Masih Menahan Diri

Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional ( PAN ) Amien Rais mengaku masih menahan diri untuk

melontarkan kritik terhadap kabinet Presiden Joko Widodo ( Jokowi) jilid II atau Kabinet Indonesia Maju.

"Jadi sementara ini saya masih menahan diri karena saya harus fair, harus sportif.

Berikan dulu waktu untuk konsolidasi dan lain-lain.

Kalau ternyata sudah enam bulan 'jebulnya' tidak bisa apa-apa, nanti kita buat perhitungan," kata Amien

setelah menjadi pembicara dalam kajian dengan tema "Islam dan Komunis (bahaya laten komunis)" di

Masjid Jami' Karangkajen, Yogyakarta, Minggu (27/10/2019) malam.

 Menurut Amien, Kabinet Indonesia Maju tidak perlu buru-buru dikritik.

Kabinet yang baru dibentuk Presiden Joko Widodo itu perlu diberi waktu untuk merealisasikan cita-cita

yang dijanjikan enam bulan hingga satu tahun ke depan.

"Jangan belum apa-apa ini (dianggap) kabinet yang tidak profesional, kabinet karut-marut,

kabinet yang membuat banyak problem tidak nendang, dan lain-lain," kata dia.

Namun, apabila setelah batas waktu tersebut kabinet Jokowi-Ma'ruf tidak kunjung menunjukkan mutu

sesuai cita-cita yang dijanjikan, mereka perlu dikritik.

"Kalau jelas tidak bermutu tidak sesuai cita-cita yang dijanjikan, mengapa tidak lantas kita mengambil

peran yang lebih nyata lagi supaya dijewer kalau sampai tidak 'deliver'.

Tidak 'deliver' artinya tidak melaksanakan janji-janjinya itu," kata Amien.

Sementara itu, terkait masuknya Prabowo Subianto dalam Kabinet Indonesia Maju,

Amien mengaku tidak merestui juga tidak menentangnya.

"Kalau saya bapaknya Prabowo, saya merestui. Saya enggak merestui, tidak menolak, tidak melawan juga,"

kata Amien. Adapun Prabowo kini menjadi Menteri Pertahanan dalam Kabinet Indonesia Maju.

Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan diterima Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (14/10/2019).
Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan diterima Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (14/10/2019). ((KOMPAS.com/Ihsanuddin))

Zulkifli Hasan Sudah Komunikasikan Sikap Politik PAN

Ketua Umum Partai Amanat Nasional ( PAN ) Zulkifli Hasan mengatakan, dirinya sudah berkomunikasi

dengan Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais terkait sikap politik PAN lima tahun ke depan.

Namun, Zulkifli Hasan enggan membeberkan masukan yang disampaikan Amien Rais terkait sikap politik PAN.

"Sudah, sudah (komunikasi dengan Amien Rais)," kata Zulkifli saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu (20/10/2019).

"Ya itu untuk saya dong, bukan untuk kalian," ujar dia, saat ditanya tanggapan Amien Rais.

Zulkifli mengatakan, PAN sudah menggelar rapat pleno yang dihadiri oleh pengurus partai dari 30 wilayah di Indonesia.

Hasil rapat pleno, menurut dia, para pengurus menyerahkan sikap politik partai kepada Ketua Umum.

"Kami rapat pleno, kemarin rapat koordinasi dihadiri 30 lebih wilayah memberikan mandat ketua umum

penuh untuk mengambil keputusan strategis, tentu saya berkonsultasi dengan dewan kehormatan," ujar Zulkifli.

Selanjutnya, Zulkifli mengatakan, saatnya semua pihak bersatu mendukung pelantikan presiden dan

wakil presiden terpilih, Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Dengan demikian, Presiden Jokowi dapat segera bekerja menyelesaikan masalah-masalah yang belum terselesaikan.

"Saatnya kita bersatu dan saya juga kemarin roadshow ke dewan dakwah ormas-ormas Islam,

Muhammadiyah. Kita bersatu lupakan persaingan sudah selesai. Pilpres sudah selesai bersatu bersama-

sama untuk mensukseskan agar rakyat lebih sejahtera," kata dia.

Baca Juga;

INI Sosok Pria yang Digerebek Bersama PA Putri Pariwisata, sudah Transfer Uang Muka Rp 13 Juta

Sisi Lain Idham Azis yang Pikat Jokowi & Jadi Calon Kapolri: Kisah Tim Kobra Bersama Tito Karnavian

Menangis, Eks Caleg Gerindra Ini Ceritakan Kisah Dipecat Sehari Sebelum Dilantik, Sempat Ikut Geladi

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved