Bandara APT Pranoto Ditutup Sementara, Pasokan Makanan di Daerah Pedalaman akan Terganggu
Bandara APT Pranoto Ditutup Sementara, Pasokan Makanan di Daerah Pedalaman akan Terganggu
TRIBUNKALTIM.CO,SAMARINDA-Bandara APT Pranoto ditutup sementara, pasokan makanan di daerah pedalaman akan terganggu
Pasokan kebutuhan bahan pokok di sejumlah wilayah pedalaman di Kalimantan Timur akan terganggu.
Pasalnya, Bandara APT Pranoto Samarinda akan dilakukan penutupan sementara penerbangan baik ke sejumlah daerah wilayah Kalimantan Timur maupun luar provinsi Kaltim.
Namun dengan penutupan sementara penerbangan ini, sehingga pasokan makanan juga akan terganggu sejumlah wilayah pedalaman.
Apalagi selama ini Bandara APT Pranoto Samarinda menjadi bandara yang melayani penerbangan di daerah pedalaman.
• RAMALAN ZODIAK KESEHATAN Hari Ini Minggu 10 November 2019 Taurus Lesu, Aquarius Harus Rutin Olahraga
• Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal Buka 230 Formasi CPNS, Hubungi WA nomor 081290838547
• Melunak, PKS Buka Pintu Negosiasi Gerindra Soal Pengganti Sandiaga Uno, Pendamping Anies Baswedan
daerah yang akan berdampak adalah Long Apung dan Datah Dawai di Kabupaten Mahakam Ulu, Kecamatan Melak di Kabupaten Kutai Barat dan Muara Wahau, Kabupaten Kutai Timur.
Daerah itu rata-rata hanya bisa didatangi melalui jalur udara karena jalur darat masih sulit
Khususnya, menggunakan penerbangan perintis bersubsidi, Susi Air.
"Iya masyarakat di sana pasti kesulitan bahan makanan. Karena rata-rata dipasok dari Samarinda," ungkap Distrik Manager Susi Air, Astrid Siska Pratiwi kepada Kompas.com di Samarinda, Jumat (8/11/2019) seperti dilansir Kompas.Com.
Astrid mengatakan, masyarakat di sana sering membeli bahan kebutuhan pokok seperti ikan, ayam dan kebutuhan pokok lainnya dari Samarinda,
dan selalu menggunakan jalur udara karena lokasinya berada di pedalaman. Sulit diakses menggunakan jalur darat.
"Bisa pakai jalur darat. Tapi memakan waktu berhari-hari," kata Astrid. Jika menggunakan jalur darat, jarak tempuh Samarinda menuju Mahakam Ulu sekitar 8 jam.
Itu pun harus melewati sungai menggunakan kapal. Sedangkan menuju Muara Wahau sekitar 10 jam.
Karena itu jalur udara dinilai paling efektif. Dalam kondisi normal, setiap harinya Susi Air melayani enam kali penerbangan dari APT Pranoto Samarinda menuju Long Apung, Melak, Data Dawai dan Muara Wahau.
Karena itu, Astrid mengatakan akan berkoordinasi dengan manajemen agar mencari alternatif lain agar penerbangan Susi Air tak terhambat.