Pagi Ini Gempa 4 Kali Beruntun Guncang Ambon, Gempa Pertama Berkekuatan 4,5 Magnitudo
Peristiwa gempa kembali mengguncang Maluku, kali ini terjadi di Ambon dan sekitarnya, Sabtu (16/11/2019) pagi. Empat gempa beruntun yang terjadi di
TRIBUNKALTIM.CO - Peristiwa gempa kembali mengguncang Maluku, kali ini terjadi di Ambon dan sekitarnya, Sabtu (16/11/2019) pagi.
Empat gempa beruntun yang terjadi di kota Ambon pagi ini membuat warga panik dan berhamburan keluar dari rumah mereka karena sangat kuat getarannya.
Mereka mencari tempat yang aman.
Warga keluar dari rumah mereka ke jalan-jalan sejak gempa pertama berkekuatan 4,5 magnitudo mengguncang wilayah tersebut sejak pukul 06.02 WIT.
“Gempa sangat kuat sekali, tadi pas masih tidur waktu gempa pertama,” kata Azis, salah satu warga yang ikut panik, kepada Kompas.com, Sabtu.
Berdasarkan data yang diterima Kompas.com dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Ambon, pusat gempa bermagnitudo 4,5 itu berada pada titik koordinat 3.59 Lintang Selatan dan 128.27 Bujur Timur.
Atau, berjarak 15 km timur laut Ambon dan 29 km bagian Selatan Kairat, Kabupaten Seram Bagian Barat dengan kedalaman 10 km di bawah permukaan laut.
Gempa tersebut dirasakan getarannya di Ambon dengan skala IV MMI.
Selanjutnya berselang satu jam kemudian gempa bermagnitudo 3,6 kembali mengguncang Pulau Ambon.
Setelah itu lima menit kemudian gempa bermagnitudo 3,8 kembali terjadi dan selanjutnya gempa bermagnitudo 3,3 kembali mengguncang Ambon.
Gempa Susulan
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Ambon, Andi Azhar Rusdin kepada Kompas.com, Sabtu, memberikan keterangan soal empat gempa ini.
“Pagi ini tercatat ada empat gempa susulan yang dirasakan kuat getarannya oleh warga di Ambon dan sekitarnya,” kata Andi.
Menurut Andi gempa yang masih terus terjadi di Ambon dan sekitarnya itu merupakan gempa susulan dari gempa utama Magnitudo 6,5 yang mengguncang Pulau Ambon dan sekitarnya pada 26 September 2019 lalu.
“Ini masih gempa susulan dari gempa utama 6,5 yang terjadi September lalu,” katanya.
• Gempa Bumi Guncang Kepulauan Aru Maluku Kamis Pagi, tak Berpotensi Tsunami
• Update Terbaru Gempa Bumi Berkekuatan Magnitudo 6,4 di Maluku, Kebanyakan Warga Sedang Tertidur
• Gempa Bumi Berkekuatan Magnitudo 6,4, Minggu (22/9/2019) Guncang Maluku, Ini Penjelasan BMKG
• La Lembah Manah, Cucu Ketiga Presiden Jokowi Telah Lahir, Gibran Jelaskan Arti Nama Unik Putrinya
Sejak Dulu Maluku Sering Gempa
Sebelumnya, gempa tektonik bermagnitudo M 7,1 mengguncang wilayah Maluku Utara pada hari Kamis (14/11/2019) pukul 23.17.41.
Seperti dilaporkan oleh Kompas.com, gempa ini menimbulkan sejumlah kerusakan, termasuk 55 rumah warga di Maluku Tengah dan 19 bangunan di Ternate.
Namun, sebetulnya bukan kali ini saja Maluku Utara mengalami gempa.
Catatan sejarah menunjukkan bahwa kawasan Laut Maluku sudah beberapa kali terkena gempa kuat dan merusak.
Gempa Sangir pada 1 April 1936, misalnya.
Pada saat itu, guncangannya mencapai skala intensitas VIII - IX MMI yang merusak ratusan rumah.
Selain itu, Gempa Pulau Siau pada 27 Pebruari 1974 juga memicu longsoran dan kerusakan banyak rumah di berbagai tempat.
Terakhir adalah Gempa Sangihe-Talaud pada 22 Oktober 1983 yang juga merusak banyak bangunan rumah.
Zona sumber gempa Laut Maluku juga memiliki catatan sejarah tsunami destruktif, seperti: Tsunami Banggai-Sangihe 1858 yang menyebabkan seluruh kawasan pantai timur Sulawesi, Banggai, dan Sangihe dilanda tsunami.
Tsunami Banggai-Ternate 1859 mengakibatkan banyak rumah di pesisir disapu tsunami.
Gempa Kema-Minahasa 1859 juga memicu tsunami setinggi atap rumah-rumah penduduk.
Tsunami Gorontalo 1871 juga menerjang di sepanjang pesisir Gorontalo.
Tsunami Tahuna 1889 menerjang kawasan pesisir Tahuna setinggi 1,5 meter.
Tsunami Kepulauan Talaud 1907 menerjang pantai setinggi 4 meter.
Tsunami Salebabu 1936 menyapu pantai setinggi 3 meter.
Selain sejarah gempa dan tsunami masa lalu, catatan terbaru gempa kuat di Laut Maluku cukup banyak.
Sebagian besar diantaranya berpotensi tsunami, seperti yang pernah terjadi pada: 1979 (M=7,0), 1986 (M=7,5), 1989 (M=7,1), 2001 (M=7,0), 2007 (M=7,5), 2009 (M=7,1), 2014 (M=7,3), 2019 (M=7,0), dan 2019 (M=7,1).
"Gambaran kerangka tektonik, aktivitas kegempaan, dan sejarah tsunami di atas kiranya cukup untuk menyimpulkan bahwa kawasan Laut Maluku memang merupakan zona yang sangat rawan gempa dan tsunami," ujar Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Dr. Daryono.
Dia menambahkan, kondisi tektonik aktif dan kompleks ini tentu perlu mendapat perhatian khusus dan serius termasuk tantangan untuk merancang sistem mitigasi yang tepat untuk mengurangi risiko bencana gempa bumi dan tsunami yang berpotensi terjadi di wilayah ini.
Menurut pantauan BMKG, hingga pukul Hingga 17.00 WITA atau 16.00 WIB, telah terjadi 112 gempa susulan Laut Maluku.
"Ada 7 gempa bumi dirasakan," tulis BMKG.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Empat Gempa Beruntun Guncang Ambon Sabtu Pagi, Warga Panik Berhamburan", https://regional.kompas.com/read/2019/11/16/08075811/empat-gempa-beruntun-guncang-ambon-sabtu-pagi-warga-panik-berhamburan dan judul "Sejak Dulu Maluku Sudah Sering Gempa, Ini Riwayat Sejarahnya", https://sains.kompas.com/read/2019/11/15/200020023/sejak-dulu-maluku-sudah-sering-gempa-ini-riwayat-sejarahnya?page=all#page2