Tragis, Orangutan 24 Peluru Bersarang di Tubuhnya harus Bertahan Hidup dalam Kebutaan
Tragis, Orangutan 24 Peluru Bersarang di Tubuhnya harus Bertahan Hidup dalam Kebutaan
Meutya, dokter hewan yang menangani Paguh awalnya berharap mata primata dilindungi ini bisa diselamatkan atau setidaknya tidak rusak total.
Sayangnya, hasil pemeriksaan menyatakan kedua mata Paguh sudah buta.
Indikasinya, bola mata kanan tampak merah sementara bola mata kiri keruh.
"Diduga karena cedera yang terjadi lebih dulu dibanding bola mata kanan,” ujar Meuthya.
Dari hasil pemindaian sinar x, diketahui peluru menyebar di beberapa bagian tubuh.
Rinciannya, 16 peluru di kepala dan 4 di kaki dan tangan. Kemudian, 3 peluru di daerah panggul, dan satu peluru di daerah perut.
“Kita telah mengeluarkan tiga peluru di bagian kepala. Perawatan intensif akan terus kami berikan sampai kondisinya membaik.
Kebutaan yang dialami memastikan kalau Paguh tidak akan dilepasliarkan ke habitatnya meskipun pulih total," kata Meuthya.
Paguh bukan yang pertama
Apa yang dialami Paguh bukan kasus pertama.
Dokter hewan Citrakasih Nente Supervisor Program Rehabilitasi dan Reintroduksi Orangutan YEL-SOCP mengatakan, dia pernah menerima Orangutan dengan 100 butir lebih peluru di tubuh.
Orangutan malang itu bernama Hope. Sepanjang sepuluh tahun terakhir, YEL-SOCP sudah menerima sekira 20 Orangutan korban senapan angin.
Ini membuktikan bahwa perburuan Orangutan masih marak.
“Perlu keseriusan pihak berwenang untuk menertibkan penggunaan senapan angin, untuk memastikan kejadian yang dialami Hope dan Paguh tidak terus terulang,” kata Citra.
Citra mengingatkan bahwa Orangutan adalah jenis satwa liar yang sangat terancam punah dan dilindungi.