KLK Group Bantah Tudingan Cemari Sungai Segah, Bupati Muharram Ingin Buktikan Melalui Kajian Ilmiah
KLK Group Bantah Tudingan Cemari Sungai Segah, Bupati Muharram Ingin Buktikan Melalui Kajian Ilmiah
Meski tidak menyebutkan, berapa kerugian untuk menutupi biaya produksi air bersih, namun Saipul Rahman membenarkan, jika biaya produksi PDAM meningkat.
“Untuk kerugian belum bisa kami rincikan. Karena masih dalam perhitungan.
Apalagi penambahan bahan kimia secara intensif sejak fenomena ini terjadi,” jelas Saipul Rahman.
Itu belum termasuk biaya uji laboratorium untuk mengetahui kualitas air baku PDAM yang bersumber dari Sungai segah.
“Kami mengirim 60 liter sampel air untuk diuji di Samarinda. Biayanya mencapai Rp 40 juta. Belum penggunaan bahan kimia selama kondisi air berubah,” imbuh Saipul Rahman.
Belum lagi potensi kerugian yang disebabkan kerusakan pipa intake akibat reaksi kimia karena sumber air baku yang mengandung asam cukup tinggi.
Menurutnya, air yang mengalami penurunan pH yang ekstrem ini dikhawatirkan akan merusak pipa dan pompa intake PDAM.
Kini, PDAM tengah mempertimbangkan apakah tetap memproduksi air bersih atau tidak.
“Turunnya kadar pH ini, juga pasti akan berpengaruh terhadap mesin (pompa).
Kami tidak mau ambil risiko sampai mengalami kerusakan peralatan.
Kami akan konsultasikan dulu (dengan Pemkab Berau), apakah akan menghentikan produksi atau tidak,” tandas Saipul Rahman.
Menghentikan produksi, bukan berati menghentikan distribusi. PDAM Tirta Segah akan tetap mendistribusikan air bersih dari resvoir (penampungan air).
Jika sudah mulai menipis, PDAM akan kembali memproduksi.
Ini dilakukan untuk mencegah kerusakan mesin pompa, karena digunakan untuk menyedot air yang mengandung asam tinggi secara terus-menerus. (*)
Langganan berita pilihan tribunkaltim.co di WhatsApp klik di sini >> https://bit.ly/2OrEkMy
