Mengenal Teater Junjung Nyawa, Teater yang Lahir dari Keresahan 7 Anak Muda Balikpapan, Ini Hasilnya

Mengenal Teater Junjung Nyawa, Teater yang Lahir dari Keresahan 7 Anak Muda Balikpapan, Ini Hasilnya,

Editor: Mathias Masan Ola
HO- Dokumen Pribadi
Salah satu adegan yang ditampilkan seniman teater Junjung Nyawa 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN -Mengenal Teater Junjung Nyawa, Teater yang Lahir dari Keresahan 7 Anak Muda Balikpapan, Ini Hasilnya.

Pertunjukan seni teater di Balikpapan terbilang belum banyak. Namun, hal itu tak menyurutkan semangat anak-anak muda untuk menumbuhkan minat teater dan terus berupaya mengenalkan kesenian ini kepada masyarakat.

Klub teater di Balikpapan bernama Junjung Nyawa menjadi salah satunya. TribunKaltim menghubungi Teater Junjung Nyawa dan berbincang-bincang langsung dengan anggotanya.

Baca Juga;

Jarak Penitipan Anak & TKP 6 Km, Jasad Tanpa Kepala Bukan Yusuf Balita yang Hilang? Ini Kata Polisi

Ramalan Zodiak Cinta Senin 9 Desember 2019, Cancer Nyaman di Hubungan yang Baru, Taurus Bertengkar

Jelang Persib vs Borneo FC Robert Rene Alberts Pulangkan Achmad Jufriyanto dan Febri Hariyadi

Kronologi Temuan Mayat Balita tanpa Kepala, Diduga Hilang dari PAUD November Lalu, Tindak Kriminal?

Ketua Teater Junjung Nyawa, Elfridayanti ( 23 ) lulusan STIEPAN ini bercerita tentang awal kecintaannya kepada dunia teater.

“Awalnya, ketika SMP guru bahasa Indonesia mengajak saya untuk masuk ekskul teater sebagai penambah nilai mapel tersebut. Setelah beberapa kali ikut, akhirnya saya mulai tertarik. Dari teater, saya banyak belajar, mulai dari berekspresi sampai bagaimana cara mengolah emosi,” terang Elfridayanti wanita yang akrab disapa Elfri.

Hal senada juga disampaikan oleh salah satu pendiri Teater Junjung Nyawa, Siti Fatimah Ratna Wijaya (23) atau yang kerap disapa Neng Ratna.

“Teater membuat perubahan dalam hidup saya, terlebih kepercayaan diri lebih meningkat. Semenjak mengenal teater, banyak prestasi yang saya dapat, ilmu yang bermanfaat. Sudah 12 tahun saya mengenal teater dan selalu nyaman mengekspresikan diri di dunia teater ini. Sampai sekarang pun, ilmu-ilmu teater masih saya terapkan di dunia sehari-hari,” ucap Neng Ratna.

Neng Ratna juga sempat menjadi pelatih di Darma Wanita Telkom Balikpapan, SMA 6, SMK 3, SMK 1, Kampus ITK, dan SDIT Islam Balikpapan Baru.

Lahir dari keresahan tujuh anak muda yang ingin lebih mengembangkan seni, khususnya teater dan ingin berdiri sendiri. Tepatnya empat tahun silam, ketujuh anak muda ini memutuskan membentuk Teater yang diberi nama Junjung Nyawa tanpa naungan siapapun.

Disinggung mengenai eksistensi teater di Kalimantan, Elfridayanti menilai, keberadaan teater, khususnya di Samarinda, cukup banyak terdapat di komunitas, organisasi, dan ekstrakurikuler di sekolah-sekolah. Bahkan, setiap bulan, pentas seni di jalanan sampai gedung pertunjukkan intens sekali dilakukan.

“Tapi kalo untuk Balikpapan, peminatnya minim sekali. Banyak dari mereka, terutama anak muda yang lebih memilih mencari eksistensi lewat sosial media atau kegiatan lain yang menurutnya lebih kekinian dan terlalu malu untuk berteater. Mungkin itu alasan yg membuat di sini bisa dibilang hibernasi,” terang Elfridayanti.

Elfridayanti juga menjelaskan bahwa tantangan yang dihadapi pelaku teater di Balikpapan terbilang besar untuk mempromosikan kesenian ini kepada masyarakat. Hal itu ia hadapi sendiri ketika di awal mendirikan Teater Junjung Nyawa bersama anggota lainnya.

“Susah sekali mencari anak-anak muda yang mau ikut dalam komunitas kami. Kami ke sekolah-sekolah untuk mencari talent. Selain itu juga, kami punya pekerjaan rumah besar untuk memperkenalkan seni pertunjukan kepada masyarakat Balikpapan yang masih awam dengan ini.

Kami coba dari musikalisasi puisi di berbagai event tanpa dibayar, membuat pertunjukan teater komedi supaya masyarakat bisa menikmati tanpa harus berpikir terlalu berat. Kita belum bisa banyak membuat pementasan tentang cerita yang lebih absurd atau ide cerita lain yang lebih kompleks, belum lagi kendala gedung pertunjukan yang sulit saat itu,” terang Elfridayanti.

Seiring berjalannya waktu, sedikit demi sedikit masyarakat Balikpapan sudah mulai mengenal teater lewat pementasan Junjung Nyawa. Elfridayanti berujar, “Semoga ke depannya, banyak anak muda yang mau ikut menghidupkan kembali teater di kota ini”.

Bulan ini, Teater Junjung Nyawa akan menyelenggarakan pementasan teater yang bertajuk ‘Sssssstttttt... Jangan Berisik’ yang ditulis dan disutradari oleh Yudi Pratama. Pementasan yang akan digelar di Gedung Kesenian Balikpapan ini akan dihelat tanggal 14 Desember 2019, pukul 18.30 WITA.

Pementasan ini merupakan kali keempat bagi Teater Junjung Nyawa dan tiket dijual dalam tiga kategori berbeda yaitu Bronze Rp 30.000, Silver Rp 40.000, dan Gold Rp 50.000. Pemesanan tiket masih berlangsung dengan menghubungi akun Instagram @teaterjunjungnyawa.

“Ceritanya, tentang masalah sosial dalam bertetangga yang selama ini sering dijumpai di lingkungan kita. Konflik sederhananya seperti itu. Untuk lebih lanjutnya, boleh langsung menonton nanti supaya lebih seru,” ungkap Elfridayanti, memberi bocoran.

Sedangkan Neng Ratna mengatakan, sebelumnya Junjungan Nyawa sudah tiga kali menyelenggarakan pentas tunggal. Serta membuat pagelaran tari dan sering tampil di acara-acara yang dibuat anak-anak muda Balikpapan.

Baca Juga; 

Anak Uya Kuya Habiskan Rp 1 Juta Hanya untuk Beli Roti Bakar Berlapis Emas 24 Karat, Begini Rasanya

Usai Ari Askhara, Sang Istri I Gusti Ayu Rai Dyana Dewi Juga Jadi Sorotan, Bukan Orang Sembarangan

Sandiaga Uno Hingga Pimpinan KPK Bicara Soal Dugaan Aksi Penyelundupan Dirut Garuda Indonesia

Ramalan Zodiak Hari Ini I Love Monday Senin 9 Desember 2019 Taurus Perlu Hati-hati, Pisces Boros

Lewat kesempatan tersebut, Neng Ratna juga mengutarakan harapannya terhadap perkembangan teater di Balikpapan sekaligus untuk pementasan tunggal ke-4 Junjung Nyawa.

“Harapan kami, tetap bernyawa dan menjunjung teater. Didukung dengan penuh oleh pemerintah karena kami satu-satunya teater yang masih ingin terus berkarya.

Harapan untuk pementasan tunggal ke 4 tahun ini, semoga semua masyarakat Balikpapan lebih menghargai seni dan jerih payah anak-anak muda dalam membangkitkan seni teater dan mengambil hal baik dari cerita yang kami angkat,” tutup Neng Ratna.

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved