Fakhri Husaini Ditelpon Sekjen PSSI Agar tak Hadir di Mata Najwa,Ini Jawaban Eks Pelatih Timnas U-19

Fakhri Husaini, mantan pelatih Timnas U-16 dan U-19 jadi salah satu praktisi sepak bola yang vokal terhadap praktek match fixing alias pengaturan skor

Penulis: Muhammad Fachri Ramadhani | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUN KALTIM / IMADUDDIN ABDUR RACHIM
Fakhri Husaini (tengah) bersama dengan Ricky Nelson (kiri) dan Victor Simon (kanan), di salah satu ruangan kursus kepelatihan lisensi D nasional, Stadion Segiri Samarinda, Sabtu (23/3/2019). 

TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG   - Fakhri Husaini, mantan pelatih Timnas U-16 dan U-19 jadi salah satu praktisi sepak bola yang vokal terhadap praktek match fixing alias pengaturan skor.

Kepada Tribunkaltim.co, Fakhri Husaini mengungkapkan match fixing merupakan kejahatan terhadap nilai-nilai luhur olahraga.

Praktek tersebut menyakiti para pelatih dan pemain yang teguh menjunjung tinggi fair play & respect. Terlebih pengorbanan, kesetiaan, loyalitas para suporter.

Tak ada yang bisa membeli idealisme pelatih berkepala plontos ini. Sekalipun PSSI tak mampu menghentikan sikapnya yang tak mau lunak terhadap match fixing.

Ia mengaku tak takut tampil di acara Mata Najwa beberapa waktu lalu, meski mendapat larangan dari PSSI untuk hadir. Padahal kala itu memasuki momen genting dimana PSSI menentukan formasi kepelatihan Timnas dari level senior hingga U-16.

"Mereka ( PSSI ) memaksa saya gak hadir. Tetapi Saya ambil keputusan hadir. Bahkan sempat ada ungkapan, kalau saya hadir berdampak pada masa depan kepelatihan coach Fakhri Husaini," ungkapnya.

Baca Juga;

Hasil Liga Spanyol, Valencia Tumbangkan Barcelona, Lionel Messi dkk Terancam Dikudeta Real Madrid

Daftar Tim Indonesia untuk Badminton Asia Team Championships 2020, PBSI Turunkan Pemain Unggulan

Liga Italia AS Roma vs Lazio, Bukan Ciro Immobile, Pemain Ini Paling Disorot di Derby della Capitale

Sayang Sekali Bagus Kahfi Berasal dari Indonesia, Seandainya Bukan, Ini yang Bakal Terjadi

Usai mendengar pernyataan bernada ancaman tersebut, bukannya kendor, Fakhri Husaini justru makin tancap gas. Dipakai kembali atau tidak jasanya meramu Timnas ia sudah tak peduli.

"Saya makin ngotot hadir ( di Mata Najwa ). Buat saya tak ada urusan saya hadir dengan diperpanjang kepelatihan saya atau tidak," kata Fakhri Husaini.

Patut diketahui di era kepelatihan Simon McMenemy, Fakhri Husaini merupakan pelatih terakhir yang mengisi post pelatih Timnas U-19. Mantan gelandang Timnas ini menduga PSSI gamang memilih dirinya di posisi tersebut kala itu.

Pada satu sisi masih membutuhkan jasanya, di sisi lain barangkali ingin memberikan pelajaran kepada Fakhri Husaini yang memang sukar diarahkan federasi untuk soal match fixing.

"Saya pelatih terakhir diumumkan PSSI ketika senior sudah ada Simon, U-22 Indra, U19 tak ada pelatih. Bukan last minute lagi, netizen sibuk koar-koar di sosmed, pelatih U-19 belum ada sementara kualifikasi (Piala Asia 2020) akan dimulai. Baru terakhir saya dipanggil sama PSSI. U16 itu Bima Sakti kalau tak salah," kenangnya.

Hal yang paling diingat Fakhri Husaini tak lain percakapan dirinya di sambungan telpon dengan Sekjen PSSI, Ratu Tisha. Perempuan lulusan ITB tersebut yang langsung meminta Fakhri Husaini tidak hadir dalam acara Mata Najwa.

"Malam sebelum acara ( Mata Najwa ), sebelum ke Jakarta, saya ditelepon Sekjen, Ratu Tisa minta saya gak berangkat," bebernya.

Lain Fakhri bila langsung sepakat tanpa disertai alasan dan argumentasi yang kuat. Percakapan alot terjadi di sambungan seluler keduanya. Fakhri mengaku meminta alasan kuat hingga ia tak harus menghadiri undangan acara televisi yang dipandu Najwa Sihab tersebut.

Baca Juga;

Live Streaming TV Online Inter Milan vs Cagliari, Nuansa Imlek di Liga Italia, Siaran Langsung RCTI

Live Streaming Big Match Liga Italia Napoli vs Juventus, Ujian Maurizio Sarri Di Rumah Sendiri

Tanya Hasil Autopsi Lina, Polisi Jawab tak Sesuai Harapan, Teddy: Kesana Kemari Jadi Kurang Leluasa

Hanya untuk Pembelian Hari Ini, Garuda Beri Diskon 71 Persen untuk Penerbangan hingga 14 Mei 2020

Alasan pertama, Sekjen PSSI itu juga diundang tapi memutuskan tidak berangkat. Kedua, pihak PSSI menganggap hadirnya mereka hanya bakal jadi ladang pembantaian yang dipertontonkan media di hadapan publik.

Alasan tersebut tak dapat diterima Fakhri Husaini, menurutnya hadir atau tidak kala itu, PSSI tak bisa mengelak hujatan publik yang memang sudah gerah dengan praktek pengaturan skor di Indonesia. Kehadirannya di sana tak lain untuk menyampaikan pembelaan sesuai fakta yang dia alami.

"Saya tetap berangkat. Saya banyak diundang media tapi gak pernah hadir. Kenapa saya mau hadir? Match fixing ini merusak sekali sepak bola Indonesia. Itu kedzaliman di dunia sepak bola kita," ungkapnya.

Retak

Begini hubungan terbaru Fakhri Husaini dan PSSI yang retak gegara kehadiran Shin Tae-yong di Timnas Indonesia.

Kehadiran pelatih asal Korea Selatan di Timnas Indonesia berbuntut konflik lantaran eks pelatih Timnas U19 Indonesia Fakhri Husaini menolak menjadi bawahan alias asisten Shin Tae-yong.

Sebelumnya, pelatih Timnas U23 Indonesia, Indra Sjafri justru menerima pinangan PSSI untuk menjadi asisten Shin Tae-yong.

Berbeda dengan Fakhri Husaini yang menolak mentah-mentah tawaran PSSI sebagai asisten pelatih Shin Tae-yong.

Kabar terbaru, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia atau PSSI sedang mencari format kesepakatan baru untuk Fakhri Husaini.

Seperti yang diketahui, Fakhri Husaini diproyeksikan untuk menjadi "tangan kanan" Shin Tae-yong di Timnas Indonesia.

 Mario Gomez Dapatkan Jasa Jebolan Persib Bandung untuk Arema FC, Pernah Masuk Timnas Indonesia

 Mino Raiola Tawarkan Jesse Lingard ke AC Milan, Harga Murah, Krzysztof Piatek Diincar ke Aston Villa

 Aston Villa Sudah Bertemu AC Milan Bahas Transfer Krzysztof Piatek ke Liga Inggris, Ini Hasilnya

 Zlatan Ibrahimovic Tak Bisa Berbuat Banyak, AC Milan Masih Mandul hingga Terlempar dari 10 Besar

Fakhri Husaini dipilih karena dinilai telah memberikan prestasi yang cukup membanggakan untuk Timnas Indonesia, khsusnya untuk kategori usia.

Selama menjadi pelatih kepala Timnas U16 dan U19 Indonesia (2017-2019), Fakhri Husaini mempersembahkan gelar juara Piala AFF U16 2018 dan lolos ke Piala Asia U19 2020 sebagai juara grup fase kualifikasi.

Selain itu, Fakhri Husaini juga mengantarkan Timnas U16 Indonesia ke perempat final Piala Asia U16 2018.

Atas dasar itu, PSSI dikabarkan sangat menginginkan Fakhri Husaini menjadi bagian dari tim pelatih Shin Tae-yong.

Wakil Ketua Umum PSSI, Cucu Somantri, mengaku pihaknya telah berkoordinasi dengan Fakhri Husaini.

Namun, baik PSSI maupun Fakhri Husaini belum menemui kesepakatan.

Untuk itu, PSSI akan mencoba mencari format kesepakatan baru agar Fakhri Husaini setuju menjadi asisten Shin Tae-yong.

"Kami harus mencari lagi format yang bisa diterima semua pihak," kata Cucu Somantri, seperti dilansir dari Antara News, Kamis (9/1/2020).

"Perlu ada satu pemahaman dengan pelatih Shin Tae-yong agar nyaman dalam bekerja,” tutur Cucu Somantri.

Lebih lanjut, menurut Cucu, PSSI ingin sebanyak mungkin melibatkan pelatih Tanah Air di kepelatihan Timnas di bawah kepemimpinan Shin Tae-yong.

"Kami berharap ada transfer ilmu kepada pelatih kita," tutur dia.

Sejauh ini, PSSI baru menunjuk dua orang pelatih asal Indonesia, yaitu Indra Sjafri dan Nova Arianto, untuk membantu Shin Tae-Yong, juru taktik berkewarganegaraan Korea Selatan, di tim nasional sebagai asisten.

Dikaitkan dengan Persija

Baru-baru ini, nama mantan pelatih Timnas Indonesia U-19, Fakhri Husaini ramai diperbincangkan karena menolak ajakan menjadi pendamping pelatih Shin Tae-yong.

Kontrak Fakhri Husaini bersama skuat Garuda Muda telah habis pada akhir tahun 2019 dan belum ada kejelasan perpanjangan kontrak.

Situasi tersebut membuat nasib pelatih asal Lhokseumawe, Aceh, tersebut menggantung dan belum ada kejelasan.

Adanya ketidakjelasan kontrak kerja tersebut diharapkan bisa dimanfaatkan oleh tim Persija Jakarta untuk mendatangkan sosok Fakhri Husaini.

Seperti diketaui, saat ini Persija Jakarta memang tidak mempunyai sosok pelatih pasca tidak memperpanjang kontrak Edson Tavares.

Mantan Ketua Umum The Jakmania, Richard Acmhmad Supriyanto menyarankan kepada manajemen skuat Ibu Kota segera merekrut Fakhri Husaini sebagai pelatih di musim depan.

Sosok Fakhri Husaini dinilai sangat tepat untuk menahkodai tim Persija Jakarta di musim depan.

"Kalau saya lihat Coach Fakhri itu pelatih bagus, top markotop pokoknya.

Visi sepak bolanya bagus, dan cocok sekali untuk Persija," kata Richard Achmad kepada TribunJakarta, Rabu (8/1/2020)

Pria yang kini menjabat Ketua Forum Komunikasi Suporter Indonesia (FKSI) itu menilai pelatih lokal lebih pantas mengarsiteki Persija Jakarta di musim ini.

Terlebih, sosok Fakhri merupakan pelatih yang sudah berpengalaman dan sudah terbukti banyak memebrikan prestasi membanggakan untuk Timnas Indonesia di level junior.

Tak Mau Jadi Asisten

PSSI resmi menunjuk eks pelatih Timnas Korea Selatan, Shin Tae-yong sebagai juru taktik Timnas Indonesia.

Nantinya, Shin Tae-yong akan dibantu Indra Sjafri yang setuju menimba ilmu dari rekan pelatih Vietnam ini.

Berbeda halnya dengan Fakhri Husaini yang tak mau menjadi asisten Shin Tae-yong di Timnas Indonesia.

Mantan pelatih Timnas U19 Indonesia, Fakhri Husaini, mengaku tidak tertarik jika ditawari menjadi asisten Shin Tae-yong.

Seperti diketahui, Shin Tae-yong baru ditunjuk menjadi pelatih Timnas Indonesia juga mendapat tugas untuk mengawasi pembinaan usia muda.

Atas dasar itu, Fakhri Husaini dirumorkan akan menjadi asisten Shin Tae-yong di Timnas U-19 Indonesia.

Menanggapi hal ini, Fakhri Husaini mengaku akan menolak jika benar mendapat tawaran dari PSSI.

Pasalnya, Fakhri Husaini menilai jabatan asisten tidak sebanding dengan apa yang dia sudah korbankan.

"Kalau mencari aman, jabatan asisten itu saya ambil.

Tapi saya bukan tipe itu, saya tidak akan meninggalkan pekerjaan dan keluarga buat itu," kata Fakhri Husaini yang dikutip dari BolaSport.com.

"Sedangkan saya sudah meninggalkan keluarga dan pekerjaan, saya ingin ada tantangan sendiri.

Saya dengan teman yang lain meloloskan Timnas," ucap Fakhri Husaini menambahkan.

Hingga saat ini, Fakhri Husaini belum mendapat kejelasan terkait kontrak sebagai pelatih Timnas U19 yang habis pada akhir 2019 lalu.

Hal ini terbilang cukup mengejutkan karena Fakhri Husaini sukses meloloskan Indonesia ke putaran final Piala Asia U19 2020.

Menurut Ketua Umum PSSI, Mochammad Iriawan, atau Iwan Bule, Fakhri Husaini sebenarnya masih menjadi kandidat kuat untuk tetap melatih Timnas U19.

PSSI dikabarkan belum memutuskan nasib Fakhri Husaini karena menunggu keputusan Shin Tae-yong.

Sejauh ini, baru Indra Sjafri yang sudah dipastikan membantu Shin Tae-yong di Timnas U-23.

Menanggapi hal ini, Fakhri Husaini menilai PSSI seharusnya lebih mengedepankan pelatih lokal untuk Timnas usia muda.

 Mario Gomez Dapatkan Jasa Jebolan Persib Bandung untuk Arema FC, Pernah Masuk Timnas Indonesia

 Mino Raiola Tawarkan Jesse Lingard ke AC Milan, Harga Murah, Krzysztof Piatek Diincar ke Aston Villa

 Aston Villa Sudah Bertemu AC Milan Bahas Transfer Krzysztof Piatek ke Liga Inggris, Ini Hasilnya

 Zlatan Ibrahimovic Tak Bisa Berbuat Banyak, AC Milan Masih Mandul hingga Terlempar dari 10 Besar

"Bukannya saya merendahkan Shin Tae-yong.

Saya yakin, akan banyak ilmu baru, karena memang dia pelatih asing," kata Fakhri Husaini.

"Tetapi, buat apa?

Apakah ada jaminan pelatih asing akan sukses?

Menurut saya, rasa hormat PSSI kepada pelatih lokal juga harus dijaga."

Sebagai persiapan, PSSI harus segera menentukan apakah Fakri Husaini tetap dipertahankan menjadi pelatih Timnas U19.

Pasalnya, Piala Asia U19 2020 akan dimulai pada bulan Oktober mendatang. 

(Tribunkaltim.co/Fakhri)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved