Pengalaman Tak Terlupakan Latih Bontang FC, Fakhri Husaini Pernah jadi Korban Match Fixing
Pengalaman pahit jadi korban match fixing atau pengaturan skor pernah dialami pelatih sekelas Fakhri Husaini.
Penulis: Muhammad Fachri Ramadhani | Editor: Mathias Masan Ola
Diakui Fakhri pada musim terakhirnya melatih Bontang FC, keuangan klub goyang. Transisi manajemen dari Pupuk Kaltim ke Pemerintah Kota Bontang membuat klub tak stabil mengarungi jalannya liga.
Banyak persoalan teknis yang mendera Bontang FC, terlebih soal kesejahteraan para pemainnya. Kondisi tersebut benar dimanfaatkan pihak-pihak tertentu untuk mempengaruhi pemain hingga ke struktur manajemen, salah satunya para mafia bola.
"Saya tak akan hadir di lapangan, silakan siapa pun yang dampingi tim, saya tak akan datang ke stadion," ancam Fakhri mengenang peristiwa tersebut.
Fakhri kukuh menolak tawaran pengaturan skor tersebut. Dengan menyimpan amarah lantaran tak mendapatkan keterangan jelas soal oknum mafia bola yang merusak tim besutannya.
"Ternyata Allah maha baik ke saya, besoknya ada pemain melapor ke saya, melihat di Hotel Sintuk ada orang China dan India datang ke sana, siap nego dengan pemain. Saya kejar orang itu, saya ajak asisten pelatih. Saya ke sana ternyata mereka sudah chek out. Mungkin mereka pergi lantaran tak dapat persetujuan, gagal atur skor," bebernya.
Baca Juga;
Live Streaming TV Online Inter Milan vs Cagliari, Nuansa Imlek di Liga Italia, Siaran Langsung RCTI
Live Streaming Big Match Liga Italia Napoli vs Juventus, Ujian Maurizio Sarri Di Rumah Sendiri
Tanya Hasil Autopsi Lina, Polisi Jawab tak Sesuai Harapan, Teddy: Kesana Kemari Jadi Kurang Leluasa
Hanya untuk Pembelian Hari Ini, Garuda Beri Diskon 71 Persen untuk Penerbangan hingga 14 Mei 2020
Hasil akhir pertandingan kala itu, Bontang FC meraih poin 1 alias imbang menghadapi tamunya. Pasca kejadian tersebut Fakhri merasa dikhianati. Hal itu disampaikannya saat ia melakukan pertemuan besar dengan pengurus dan pemerintah kota.
"Saya sampaikan, saya dikhianati. Saya tak tahu yang khianati saya pemain atau pengurus, atau mereka sama-sama mengkhianati saya. Kenapa ada datang pengurus ke rumah, minta atur skor? Mereka (semua pihak di pertemuan) tak bisa jawab," ujarnya.
"Itu pengalaman yang gak akan mungkin bisa saya lupakan. Hal itu sampai sekarang tak terjawab," sambungnya. (Tribunkaltim.co/Fachri)