Pernah 2 Kali di Penjara, Ini Kisah Kehidupan Ardian Pemotong Rambut Sukiyah yang Jadi Sarang Tikus

Pernah 2 Kali di Penjara, Ini Kisah Kehidupan Ardian Pemotong Rambut Sukiyah yang Jadi Sarang Tikus

Editor: Nur Pratama
TribunNewsmaker.com Kolase/ KOMPAS.com/DIAN ADE PERMANA/TribunJambi/Istimewa
Pernah 2 Kali di Penjara, Ini Kisah Kehidupan Ardian Pemotong Rambut Sukiyah yang Jadi Sarang Tikus 

TRIBUNKALTIM.CO - Pernah 2 kali di penjara, Ini kisah kehidupan Ardian pemotong rambut Sukiyah yang Jadi sarang tikus

Ardian Kurniawan Santoso kini tengah menjadi perbincangan hangat.

Aksinya membantu seorang nenek bernama Sukiyah mendadak viral.

Sukiyah adalah seorang perempuan berusia 50 tahun yang hidup sendiri di sebuah rumah di Dusun Karangombo, Desa Polobogo, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Sukiyah hidup di sebuah rumah berukuran kecil yang justru lebih mirip kandang ayam.

Terbongkar Alasan Lina Pilih Teddy Setelah Bercerai dari Sule, Benarkah Tak Nyaman dengan Ayah Iky?

Waspada Hujan Petir di 7 Wilayah, Ini Prakiraan Cuaca Senin 27 Januari 2020, 33 Kota di Indonesia

Salah Satunya Museum Taman Pintar, 7 Tempat Wisata Edukasi di Jogja untuk Liburan Akhir Pekan

Bisa Idap Penyakit Stroke, Sama-sama Tidak Sehat, Ini Dampak Buruk Tidur Berlebih dan Kurang Tidur

Sukiyah, selama 27 tahun berdiam di rumah hingga rambutnya penuh kotoran dan menjadi sarang tikus.
Sukiyah, selama 27 tahun berdiam di rumah hingga rambutnya penuh kotoran dan menjadi sarang tikus. (Kolase TribunNewsmaker - Tribun Jambi/Istimewa dan KOMPAS.com/DIAN ADE PERMANA)

Kondisi tubuh Sukiyah sendiri cukup memprihatinkan.

Tak mandi dan keramas selama 27 tahun, tubuh Sukiyah tampak kotor dengan rambut sepanjang 2 meter yang gimbal.

Tinggal sendirian, Sukiyah kencing dan buang air besar di dalam rumahnya yang berukuran sekitar 3 x 6 meter.

Sukiyah hanya duduk diam di dalam rumahnya yang sangat kumuh dan mengeluarkan bau menyengat.

Hingga akhirnya datanglah Ardian yang membantu dan menolong Sukiyah.

Ardian merawat dan memotong rambut Sukiyah.

Ardian menceritakan, Sukiyah hidup seorang diri dalam keadaan buta dan rumah yang gelap karena aliran listrik dirusaknya. 

Ardian adalah orang pertama yang berkomunikasi dengan Sukiyah setelah beberapa tahun.

Sukiyah dikenal tetangganya gampang mengamuk.

Bahkan, setahun lalu saat akan dimandikan oleh enam orang, dia mengamuk dan menggigit orang yang memegangnya.

Sukiyah selama hampir 27 tahun hanya berada di rumah dengan kondisi duduk dan rambutnya tak pernah dipotong.

"Mungkin memang menjadi relawan sudah menjadi jalan hidup saya setelah mengalami masa kelam," kata Ardian di Sekretariat MRI Salatiga dan Kabupaten Semarang, di Jalan Merak, Klaseman, Kelurahan Mangunsari, Salatiga, Sabtu (25/1/2020).

Ardian menceritakan awal mula menjadi seorang relawan Aksi Cepat Tanggap (ACT).

Ardian mengakui dia memiliki masa lalu yang tak baik.

Dia harus mendekam di penjara sebanyak dua kali.

Pertama, tahun 2014 dia dipenjara di Jember, Jawa Timur karena mencuri truk berisi beras.

"Saat itu yang diambil sebanyak 8 ton beras. Saya dipenjara selama dua tahun," ujarnya.

Selain dijual dan digunakan sendiri, beras hasil curian itu dibagikannya untuk orang-orang yang membutuhkan.

Ardian Kurniawan Santoso, relawan MRI-ACT yang memotong rambut gembel Sukiyah
Ardian Kurniawan Santoso, relawan MRI-ACT yang memotong rambut gembel Sukiyah (KOMPAS.com/DIAN ADE PERMANA)

Setelah bebas dari penjara di Jember, dia tidak bertobat.

Ardian beraksi di berbagai toko retail di wilayah Salatiga dan Boyolali.

"Saya juga tertangkap dan dipenjara lagi," ungkapnya.

Dalam masa tahanan yang kedua ini, Ardian mulai mencari jalan tobat.

"Saya teringat anak-anak yang masih kecil. Tidak mungkin jika saya terus seperti ini, keluar masuk penjara. Anak saya pasti malu, saya ingin anak saya bangga, saya ingin menjadi manusia yang berguna dan bermanfaat," paparnya.

Namun dia gamang. Ardian menilai jika ingin membantu orang lain harus kaya dan memiliki uang berlebih.

Padahal yang dia miliki hanya tenaga.

Saat itulah Ardian mulai berpikir untuk menjadi relawan.

Tahun 2017, dia mulai bergabung ke Masyarakat Relawan Indonesia-Aksi Cepat Tanggap (MRI-ACT).
Di MRI, Ardian bertugas sebagai koordinator wilayah Salatiga dan Kabupaten Semarang.

Sementara di ACT, Ardian adalah driver food truck humanity yang biasa membuat dapur umum di daerah bencana.

Selama menjadi relawan, Ardian pernah betugas di Palu, Riau, Jambi, Dumai, dan Padang.

Namun Ardian mengakui, pengalaman bertemu Sukiyah adalah yang paling menggetarkan hatinya.

"Bagaimana bisa kita membiarkan seorang manusia dalam keadaan seperti itu. Kita semua harus memanusiakan manusia apapun keadaannya," ucap Ardian.

Memprihatinkan

Kondisi Sukiyah menurutnya sangat memprihatikan.

Selain karena keterbatasannya dan menutup diri, Sukiyah juga dirasakannya sangat 'unik.'

Namun, dia juga bahagia karena saat ini Sukiyah sudah berangsur membaik meski belum pulih sepenuhnya. 

Karena pengabdiannya di dunia kerelawanan, Ardian pun mendapat hadiah yang tak disangkanya.

Ardia dijadwalkan berangkat umroh ke tanah suci pada 22 Februari 2020.

"Sebetulnya saya ingin ibu yang berangkat umroh, tapi ternyata tidak boleh, harus saya selaku yang mendapat hadiah yang berangkat. Semoga saya punya kesempatan lain untuk memberangkatkan ibu berangkat umroh," kata Ardian(TribunNewsmaker.com/*)

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Sosok Ardian, Relawan Penolong Sukiyah dari Rambut 2 Meter Sarang Tikus: Mantan Residivis Keluar Masuk Penjara


Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved