Menjadi Hidangan Hari ke-15 Tahun Baru Imlek, Berikut Fakta-fakta Unik Lontong Cap Go Meh

Menjadi Hidangan Hari ke-15 Tahun Baru Imlek, Berikut Fakta-fakta Unik Lontong Cap Go Meh

Editor: Nur Pratama
TRIBUNSOLO.COM/RADIFAN SETIAWAN
Menjadi Hidangan Hari ke-15 Tahun Baru Imlek, Berikut Fakta-fakta Unik Lontong Cap Go Meh 

Kue beras inipun digantikan dengan lontong, yang juga dibuat dari beras. Kemudian disajikan dengan masakan Jawa.

Makna dan Sejarah Nama Lontong Cap Go Meh

Lontong Cap Go Meh dipercaya sebagai simbol perpaduan dua budaya, suasana meriah tahun baru dan simbol keberuntungan.

Lontong yang dibungkus memanjang dianggap sebagai simbol usia panjang.

Telur yang menjadi pelengkap hidangan dianggap sebagai simbol kebeuntungan.

Dan kaldu santan dan kunyit dianggap melambangkan emas yang merupakan simbol kemakmuran.

Nama Lontong Cap Go Meh sendiri punya cerita saat Laksamana Cheng Ho (Zheng He) berlabuh di Semarang, Jawa Tengah.

Di sana, dia mengadakan lomba membuat sup terbaik untuk perayaan Cap Go Meh.

Satu kepala desa ikut serta dan membuat menu spesial.

Laksamana Cheng Ho mengatakan pada satu prajuritnya, "luang tang shiwu ming".

 Artinya, makanan kepala desa ini berada di urutan ke-15.

Nah, prajuritnya mengucapkan kalimat tersebut dengan dialek Hokkian, sehingga pengucapannya mirip "luan dang cap go mia".

Kepala desa dan peserta lainnya mengira Laksamana Cheng Ho menamai sup buatannya sebagai lontong Cap Go Meh.

Sejak saat itu, sup tersebut disebut lontong Cap Go Meh

Artikel ini telah tayang di bobo.grid.id dengan judul Kisah di Balik Lontong Cap Go Meh, Hidangan Hari ke-15 Tahun Baru Imlek

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved