Perang Gangster di Surabaya, Polisi Amankan 16 Orang Bersenjata Tajam, Ini Tindakan Risma dan Bonek
Ada perang Gangster di Surabaya, polisi amankan 16 orang bersenjata tajam, ini tindakan Risma dan Bonek
Seperti akun Instagram @br.1312.kk yang memposting sebuah foto kelompok anak muda dengan tulisan "satu dari kami terluka, seribu dari kalian dalam bahaya".
Kemudian, ada lagi akun @Camp_k274kb di Instagram yang bahkan memposting video kegiatan kelompok mereka konvoi di jalanan. Salah satu postingan fotonya menampakkan senjata tajam seperti celurit, gergaji dan pedang.
Ada pula akun @p023as_official yang juga disinyalir sebagai kelompok geng pelajar di Surabaya memposting beberapa lambang kelompok-kelompok lain yabg beraliasi dengan kelompoknya, seperti @B1208CC , @AJU , @SB114SS , @B007RA , dan @J0907SC .
Selain itu, seorang warganet dengan akun Andrearsha memposting sebuah video anak laki-laki menggunakan topi setelan kaus hitam dan celana pendek bermasker.
Sedang membawa senjata tajam jenis parang.
Dalam postingan itu, Andrearsha menulis "dugaan saya anak ini juga termasuk dalam kelompok gengster".
Saat ditelusuri, video tersebut rupanya diunggah pertama kali oleh sebuah akun instagram @k.w.p_220 , KWP ternyata merupakan singkatan Komunitas Warga Perang, seperti logo yang ada di akun tersebut.
Namun, tak sampai tiga jam pasca postingan Andrearsha, akun instagram @k.w.p_220 itu telah berganti nama menjadi @wahyunengheru .
Tak lama, akun tersebut berubah menjadi @anamfandieros.
Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Sudamiran menyebut, fenomena ini terjadi kemungkinan lantaran dua kelompok geng KP Jawara dan All Star pecah menjadi beberapa kelompok kecil.
"Di tubuh kelompok ini tidak ada ketua atau pemimpin.
Namun mereka bersolidaritas dan bergerak atas dasar pertemanan," kata Sudamiran, Selasa (4/2/2020).
Lebih lanjut, Satreskrim Polrestabes Surabaya terus memelototi akun-akun media sosial yang diduga merupakan milik kelompok geng pelajar.
"Ya kami siapkan patroli cyber, lalu melakukan upaya pencegahan dengan melakukan patroli tersamar di titik-titik rawan.
Kami juga aktif mengikuti kegiatan mereka di media sosial," tandas Sudamiran.