Penertiban Kopi Pangku

Sejarah Kopi Pangku, Awalnya Hanya Warung Makanan dan Minuman Tapi Lama Kelamaan Disiapkan PSK

Sejarah kopi pangku, awalnya hanya warung makanan dan minuman tapi lama kelamaan disiapkan PSK

TribunKaltim.CO/Jino Prayudi Kartono
Kades Bukit Raya Kecamatan Tenggarong Seberang Hartono 

TRIBUNKALTIM.CO, TENGGARONG -Sejarah kopi pangku, awalnya hanya warung makanan dan minuman tapi lama kelamaan disiapkan PSK

Satpol PP Kutai Kartanegara (Kukar) bersama TNI, Polri, PLN dan Dinas terkait,

turut mengamankan penertiban kopi pangku di wilayah Jalan Poros Tenggarong-Samarinda, Senin (17/2/2020).

Tidak hanya personel gabungan yang turut hadir dalam penertiban tersebut.

Kepala Desa Bukit Raya dan Camat Tenggarong Seberang turut hadir dalam penertiban ini.

Kades Bukit Raya Harnoto mengatakan, sebelum dilakukan penertiban ada warga yang komplain. Menurut warga yang bangunannya ditertibkan ini terindikasi adanya tebang pilih.

Mendengar komplain pengelola warung, Harnoto hanya menanggapinya dengan santai. Justru ia menyuruh pengelola warung komplain langsung ke Satpol PP Kukar.

"Kalau ini saya setuju ditertibkan.. Karena meresahkan warga dan adanya prostitusi di kopi pangku," ucap Harnoto.

Baca Juga:

 Sesumbar Gubernur Kaltim Isran Noor Bakal Stop Pembangunan Ibu Kota Negara Jika Ini yang Terjadi

 Gubernur Isran Noor Stop Proyek IKN Jika Rusak Hutan, Luas Ibu Kota Baru Vs Perkebunan Sawit Kaltim

 Isran Noor Berani Ancam Proyek Ibu Kota Baru jika Hutan Rusak, Inilah Profil Gubernur Kaltim

 Kalimantan Timur jadi Ibu Kota Negara, Permintaan Properti Ternyata Belum Signifikan

Menurutnya warga dan pengelola kopi pangku ini bukanlah warganya.

Kebanyakan adalah pendatang dari beberapa daerah di luar Kukar. Selain itu ia juga bercerita sedikit sejarah awal mula kopi pangku.

Ini dimulai sekitar medio tahun 2014. Waktu itu kawasan tersebut hanya berdiri sedikit bangunan.

Pada awalnya bangunan ini menjual makanan dan minuman seperti warung pada umumnya.

Hingga beberapa tahun kemudian warung di kawasan tersebut semakin menjamur.

Tidak hanya menjual makanan saja, diduga adanya bisnis birahi di beberapa warung yang ada di kawasan tersebut. "Sempat tahun 2017 ditertibkan. Namun warga menolak dan sempat ricuh," ucap Hartono. 

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved