22 Paket Sabu Gagal Edar di Bontang, Polisi Tangkap Pengedar di Loktuan Kalimantan Timur
Sebanyak 22 paket sabu gagal edar di Kota Bontang, Kalimantan Timur. Usai jajaran Satresnarkoba Polres Bontang Kalimantan Timur.
Penulis: Muhammad Fachri Ramadhani | Editor: Budi Susilo
Sementara pada jangka panjang pengguna sabu dapat mengalami gangguan dalam penilaian (judgment) dan pengambilan keputusan yang dapat meningkatkan risiko untuk melakukan perilaku berisiko. Seperti seks yang tidak aman sehingga kemungkinan untuk tertular penyakit menular seksual juga meningkat.
Selain itu penggunaan jangka panjang juga dapat menyebabkan turunnya berat badan secara drastis, gangguan di gigi yang disebut meth mouth, sering gatal-gatal, gangguan cemas, gangguan tidur, paranoia, halusinasi serta perilaku kekerasan.
Studi terbaru juga menemukan bahwa pengguna jangka panjang methamphetamine rentan untuk mengalami gangguan kognitif dan meningkatkan risiko untuk mengalami Parkinson.
Overdosis juga dapat terjadi jika dosis semakin meningkat dimana pengguna dapat mengalami stroke, serangan jantung dan gangguan ginjal.
Pada penggunaan yang akut atau baru saja memakai, kita dapat melihat pupil mata pengguna akan melebar, denyut nadi atau jantung meningkat, suhu tubuh dapat naik, tahan untuk tidak tidur selama beberapa waktu, tahan untuk tidak makan.
Pada mereka yang sudah mengalami kecanduan, dapat terlihat kehilangan berat badan yang ekstrim, wajah tampak lebih tua dari usia kronologisnya, lebih sensitif dan mudah marah. Serta dapat mengalami gejala gangguan jiwa seperti paranoia, cemas, atau halusinasi.
Bagaimana dengan mental pengguna dok? Emosinya apakah meledak-ledak terus?
Methamphetamine akan memengaruhi juga area yang terkait dengan kognisi dan emosi, khususnya dalam melakukan pertimbangan dan pengambilan keputusan serta membuat penggunanya mengalami gangguan emosi. Lebih sensitif dan mudah marah yang dapat berujung pada perilaku kekerasan.
Banyak kasus pengguna di dalam perawatan yang melakukan perilaku kekerasan baik verbal maupun fisik kepada keluarganya sehingga anggota keluarga mengalami KDRT.
Banyak mereka yang konsumsi sabu untuk alasan kesehatan
Betul, methamphetamine dapat digunakan sebagai obat, methamphetamine merupakan obat sekunder untuk kondisi ADHD, dan juga dapat digunakan untuk terapi gangguan tidur yang disebut narcolepsy. Dosis yang digunakan dalam terapi biasanya tidak lebih dari 25mg per hari.
Dalam dosis terapi seperti ini methamphetamine akan membantu penderita ADHD untuk memusatkan perhatian, dan membuat mereka yang mengalami narcolepsy untuk dapat terjaga.
Dosis yang biasa dugunakan untuk pengobatan itu berapa sehingga bisa terjadi penyalahgunaan fungsi sabu?
Dari penelitian dosis yang sifatnya toksik (menimbulkan bahaya / keracunan) jika kadar methamphetamine dalam plasma mencapai 200 ng/ml atau melebihi dosis aman untuk terapi yang berkisar 25mg/hari.
Penyalahgunaan yang menuju ke ketergantungan umumnya terjadi pada mereka yang menggunakan methamphetamine secara berulang pada dosis sekurangnya 100 -150mg atau di jalanan sekitar paket Rp 100-200 ribu.
Apakah rehabilitasi memang lebih disarankan daripada diberi hukuman?
Banyak riset yang telah menyebutkan bahwa hukuman pemidanaan semata tidak cukup efektif untuk membantu para pecandu untuk pulih. Pendekatan kesehatan masyarakat, dengan diantaranya mempermudah akses kepada rehabilitasi dapat lebih membantu mereka untuk pulih, serta mengurangi stigma sehingga para pecandu ini mau mengakses layanan terapi.
Pada dasarnya terapi dan rehabilitasi ini bertujuan agar mereka tidak menggunakan narkoba lagi, mengurangi tingkat keparahan pemakaian, mengurangi atau mencegah kekambuhan agar mereka dapat berfungsi sebagaimana masyarakat lainnya secara bio-psiko-sosial.