Selamatkan 20 Nyawa Siswa Susur Sungai, Pemancing di Sungai Sempor Loncat dari Ketinggian 3 Meter

Selamatkan 20 nyawa Siswa susur Sungai, Pemancing di Sungai Sempor loncat dari ketinggian 3 meter

Dok.Pusdalops DIY
Selamatkan 20 nyawa Siswa susur Sungai, Pemancing di Sungai Sempor loncat dari ketinggian 3 meter 

Setelah menolong, saya pulang.

Habis maghrib saya balik lagi, nyari lagi.

Nengok di lembah Sempor, sampai pukul 21.30, terus ada yang ketemu satu lagi itu. Iya meninggal.

Pemancing
Pemancing (Kolase Tribun Jogja-Hendy Kurniawan/Google Earth)

Firasat terakhir korban susur sungai 

Ada firasat terakhir korban tewas aksi Pramuka susur Sungai Sempor, sepatu bolong dan uang jajan dobel.

Duka cita mendalam menyelimuti keluarga korban tewas susur Sungai Sempor, di Sleman, Yogytakarta.

Termasuk Suraji, ayah Yasinta, yang merupakan salah satu siswi SMP yang jadi korban susur Sungai Sempor.

Diketahui, tanpa diduga, ratusan Siswa SMP tersebut digulung arus deras Sungai Sempor yang datang tiba-tiba dari hulu.

Satu dari dua korban terakhir yang ditemukan dalam tragedi susur Sungai Sempor di Sleman, Yasinta Bunga Maharani, dimakamkan di Dadapan Wetan, Minggu (23/2/2020) pukul 14.00 WIB.

Saat masih berada di rumah duka, warga yang melayat saling mengucapkan berbelasungkawa atas kepergian Yasinta.

 

Kedua orangtua korban yakni Suraji dan Hesti, hanya bisa mengangguk dan tak kuasa menahan kesedihan atas kepergian sang anak.

Mengutip TribunJogja.com, saat Tribun Jogja menyampaikan duka cita dan mendoakan agar Yasinta diberi jalan terbaik, Suraji menyampaikan terima kasih atas semua doa dari pelayat.

"Matur nuwun, matur nuwun (terima kasih, Red). Aamiin," jawab Suraji di rumah duka di Dadapan, Wonokerto, Turi, Sleman, Minggu (23/2/2020).

Kedua orangtua Yasinta terus menyampaikan rasa terima kasihnya atas kunjungan dari para pelayat, sembari menggenggam tangan mereka.

Ketua RT 06, Subardi mengatakan, Suraji dan Hesti sangat terpukul atas kepergian Yasinta atas tragedi susur sungai pada Jumat (21/2/2020) lalu.

Ia mengatakan, Suraji bahkan ikut turun ke sungai untuk mencari keberadaan Yasinta.

Subardi mengungkapkan, Yasinta dikenal sebagai anak yang cerdas.

Selain itu, Yasinta juga aktif mengikuti kegiatan pemudi di kampungnya.

"Kami (warga) pun sangat kehilangan. Yasinta ini anak pintar, aktif di pemudi kampung.

Orangtuanya juga aktif dalam kegiatan di sini," ungkap Subardi.

Suraji Turun ke Sungai Sempor

Ayah Yasinta, Suraji (61) berusaha tegar saat jenazah Yasinta dimakamkan.

Diketahui, Yasinta merupakan anak semata wayang Suraji.

Ia sempat mencari keberadaan sang anak di sungai, sebelum jenazah Yasinta ditemukan.

“Saya gelisah.

Pas habis Subuh, saya langsung ke dekat posko itu. Turun lewat jembatan."

"Saya nyusur sendiri, sampai saya keram di sana, hampir enggak gerak. Untung ternyata ada keluarga yang ikut juga,” ungkap Suraji, dikutip dari TribunJogja.com, Minggu.

Ia mengungkapkan, telah mencari keberadaan Yasinta dari sekolahnya hingga ke Puskesmas.

Namun, Yasinta baru bisa ditemukan pada Minggu pagi, saat penutupan operasi pencarian.

“Mulai Jumat sore itu, saya sudah tidak sabar.

Saya cari infonya di mana- mana, sekolah saya datang, ke SWA (klinik), posko SAR, Puskesmas, semua lah."

"Setiap ada kabar ada korban ketemu, saya datang, ternyata bukan anak saya."

"Ada lagi korban di Puskesmas, 3 kali saya bolak-balik, terakhir jam 2 malam, katanya ada yang mau dicocokin, ternyata bukan anak saya.

Makanya saya turun subuh subuh itu,” jelas Suraji.

Kenangan Terakhir

Ia mengatakan, Yasinta meminta uang jajan dua kali lipat daripada biasanya saat berpamitan untuk berangkat pramuka.

“Tumben, hari itu dia minta uang jajan dobel sambil merengek ke saya."

"Tapi bukan dia suka maksa lho, biasa itu manja-manja dia kalau sama saya, sambil ketawa-tawa kok kalau merengek itu, sama Ibunya juga,” ungkap Suraji.

Ia juga mengungkapkan, persiapan yang dilakukan oleh Yasinta sebelum berangkat pramuka.

“Pas berangkat, dia pakai jilbab, terus ditutup topi Pramuka. Sudah lama dia enggak pakai anting-anting, dia copotin titip ke ibunya."

"Sebelah sepatunya bolong bekas terbakar waktu kegiatan minggu lalunya, tapi masih dipakai dulu,” tambahnya.

 

Permintaan Terakhir

Suraji mengatakan, Yasinta sempat minta dibelikan hadiah sepatu baru di hari ulang tahunnya, karena sepatu yang lama bolong.

Namun, Suraji belum bisa membelikan hadiah sepatu, karena dagangannya masih sepi.

Rencananya, Senin besok Suraji ingin menepati janjinya untuk membelikan sepatu untuk Yasinta.

 Susur Sungai Pramuka Berakhir Nestapa, Zidan Teriak Gulungan Banjir Datang, Bambu Media Penyelamat

 Kegiatan Pramuka Susur Sungai, Ratusan Siswa SMPN di Sleman Terseret Arus Banjir, Ini Kejadiannya

 Serunya Petualangan Sherina Munaf Kelilingi Wisata Alam di Lokasi IKN, Susuri Sungai, Lihat Bekantan

 Saat Susuri Sebuah Desa di Bandung, Tim Jurnalrisa Bahas KKN di Desa Penari, Suara Gamelan Disorot

“Pas ulang tahun kemarin, Saya belum bisa kasih hadiah, ya dia tanya 'bapak enggak ngasih hadiah ulang tahun?'”, ujarnya menirukan Yasinta, dikutip dari TribunJogja.com, Minggu.

“Sekarang belum, nanti ya, jualan baru sepi," jawabnya.

“Rencananya besok mau saya ajak beli sepatu untuk hadiah ulang tahun kemarin,” jelas Suraji. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Cerita Pemancing Selamatkan Nyawa 20 Siswa Hanyut Saat Susur Sungai: '6 Orang Dalam Kondisi Lemas', https://www.tribunnews.com/regional/2020/02/24/cerita-pemancing-selamatkan-nyawa-20-siswa-hanyut-saat-susur-sungai-6-orang-dalam-kondisi-lemas?page=all.


Sumber: Tribunnews
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved