LIHAT! Ekspresi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono saat Anies Baswedan Disindir Anggota DPR

Ekspresi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono jadi sorotan saat kinerja Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan disindir Anggota DPR RI.

Editor: Syaiful Syafar
YouTube Kompas TV
LIHAT! Ekspresi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono saat Anies Baswedan Disindir Anggota DPR 

TRIBUNKALTIM.CO - Ekspresi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono jadi sorotan saat kinerja Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan disindir Anggota DPR RI.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menahan tawa saat Ketua Komisi V DPR, Lasarus menyinggung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan soal penanganan banjir Jakarta.

Hal itu bermula saat Lasarus memberi keterangan kepada wartawan setelah menggelar rapat dengar pendapat (RDP) soal banjir di Komisi V DPR.

Dalam keterangannya kepada wartawan, Lasarus menyinggung soal metode penanganan banjir Jakarta yang menjadi program Anies Baswedan yang menjadi perdebatan.

Ketua Komisi asal Fraksi PDIP ini lantas menggunakan diksi 'isasi-isasi' di akhir kata hingga membuat Basuki Hadimuljono yang berada di sebelahnya menahan tawa.

Di awal pernyataanya, Lasarus mengatakan kekecewaannya dengan ketiga gubernur yang tidak hadir dalam rapat tersebut.

Fadli Zon Beber Statistik Banjir Era Anies Baswedan Lebih Parah Era Ahok - Jokowi, Sosok Ini Tertawa

Dicecar Najwa Shihab dan Bupati Bogor, Anak Buah Anies Baswedan Sebut Ruang di Jakarta Sudah Sempit

Pernah Serang PSI dan Guntur Romli, Sosok Ini Buat Anak Buah SBY Marah Soal Bela Anies Baswedan

Geisz Chalifah Sebut 20 Janji Anies Baswedan Dipenuhi, Ferdinad Hutahaean: Cuma Mainin Anggaran

Mereka adalah Gubernur DKI Anies Baswedan, Gubernur Jabar Ridwan Kamil, dan Gubernur Banten Wahidin Halim.

"Teman-teman lihat sendiri hari ini yang kami undang, menterinya saja yang datang, sementara gubernurnya tidak hadir," ujarnya yang dikutip dari Kompas.com.

"Kami sudah lakukan selama tiga kali dan semua gubernur datang, tapi waktu itu bukan Pak Anies gubernurnya," kata Lasarus.

"Baru beliau ini yang tidak datang, dan Gubernur Jabar dan Gubernur Banten juga tidak hadir," tegasnya.

Lasarus kemudian menyinggung perihal perbedaan konsep naturalisasi dan normalisasi yang sering menjadi perdebatan akhir-akhir ini.

"Sebetulnya kami ingin menyelesaikan perdebatan di luar terkait dengan apakah normalisasi atau naturalisasi," ujar Laurus.

"Tapi kami juga pingin dengar kerjanisasi yang dilakukan," imbuhnya.

Sontak pernyataan ini membuat Basuki yang tepat berada di samping Lasarus terlihat terkekeh saat mendengarnya.

Ketua Komisi V DPR, Lasarus (kiri) dan  Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
Ketua Komisi V DPR, Lasarus (kiri) dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono. (YouTube Kompas tv)

Lebih lanjut, Lasarus mengatakan terkait undangan sebenarnya sudah diberikan satu minggu sebelum rapat berlangsung.

Simak videonya:

Di sisi lain, Basuki menegaskan tidak ada permasalahan koordinasi dengan Anies Baswedan ihwal penanganan banjir di Jakarta.

"Komunikasi jalan terus (dengan Anies Baswedan)," ujarnya yang dikutip dari YouTube Kompas tv, Kamis (27/2/2020).

Basuki Hadimuljono mengaku tidak tahu alasan Anies tidak menghadiri rapat di Komisi V itu.

Namun ia menegaskan sekali lagi, hubungan keduanya tetap terjalin dengan baik.

"Beliau datang ke kantor saya, kalau tidak saya yang ke beliau," imbuh Basuki.

Sehingga tak ada perdebatan sengit yang terjadi antara dirinya dengan Anies.

"Pak Anies panggil saya Kang Mas. Jadi enggak ada masalah, enggak ada perdebatan sengit," jelas Basui.

"Kalau saya sampai berdebat malu," imbuhnya.

Komentar Anies Baswedan

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan buka suara soal ketidak hadirannya dalam rapat pembahasan penanganan banjir Jabodetabek di Komisi V DPR pada Rabu (26/2/2020).

Anies Baswedan menuturkan saat itu dirinya tengah berada di lapangan untuk meninjau banjir.

Pernyataan ini ia sampaikan setelah menghadiri sebuah acara di Ancol, Rabu kemarin.

"Sebenarnya dari malam kami terus di lapangan bersama dengan warga," ujarnya yang dikutip dari YouTube Kompas tv, Kamis (27/2/2020).

"Sampai dengan tadi pagi itu masih banyak genangan-genangan jadi saya memang di lapangan terus," imbuhnya.

Anies Baswedan
Anies Baswedan (KOMPAS.com/NURSITA SARI)

Sehingga Anies Baswedan meminta agar diberikan waktu untuk dapat fokus bekerja dalam menangani masalah banjir ini.

"Karena itu saya sampaikan kepada semua, izinkan saya bekeja besrsama warga dulu sekarang," kata Anies Baswedan.

Ia juga meminta pembahasan terkait penanganan banjir bersama DPR ini agar dilaksanakan setelah warga dapat kembali ke rumah masing-masing.

"Pembahasan mengenai banjir dan lain-lain kita lakukan sesudah warga bisa kembali ke rumahnya masing-masing," ujarnya.

Dari pantauan Instagram miliknya di @aniesbaswedan yang diunggah pada Rabu siang, Anies mengaku bearada di Rawa Indah, Pulau Gadung, Jakarta Timur.

Dalam unggahannya yang berupa video pendek itu, Anies memberi caption pada Instagram story-nya 'meninjau penuntasan penanganan banjir'.

Disindir Bupati Bogor

Anak buah Anies Baswedan, Saefullah, yang menjabat sebagai Sekda DKI Jakarta tak tinggal diam saat bosnya disindir oleh Bupati Bogor Ade Yasin di hadapan Najwa Shihab.

Hal ini bermula dari pengakuan mengejutkan Bupati Bogor Ade Yasin yang mengungkap keanehan Anies Baswedan terkait banjir Jakarta.

Ade Yasin mengaku sampai saat ini dirinya belum pernah diundang oleh Anies Baswedan untuk membahas masalah banjir Jakarta.

Mendengar pengakuan Ade Yasin, Najwa Shihab tampak heran dan langsung bertanya kepada Sekda Pemprov DKI Jakarta, Saefullah.

Penuturan Ade Yasin tersebut dilayangkan dalam acara Mata Najwa yang tayang Rabu (26/2/2020).

Dilansir TribunnewsBogor.com, Ade Yasin terlihat hadir dan memberikan pandangannya terkait banjir di DKI Jakarta.

Sebab diakui Najwa Shihab, Bogor kerap dijadikan kambing hitam ketika DKI Jakarta mengalami banjir.

"Saya mengundang Bupati Bogor, Ibu Ade Yasin. Bogor adalah daerah yang selalu disalahkan kalau ada banjir. 'Ini gara-gara air kiriman Bogor'. Sudah pasrah atau ada rasa marah?" tanya Najwa Shihab.

Alih-alih pasrah, Ade Yasin justru mengurai penjelasan bahwa Bogor tidak melulu menjadi biang keladi Jakarta mengalami banjir.

Bupati Bogor itu mengungkap rentetan peristiwa banjir yang terjadi saat tahun baru 2020 hingga yang terbaru di bulan Februari.

Di tahun baru, ketika Jakarta banjir, Ade Yasin mengaku bahwa Bogor juga mengalami banjir.

"Oh enggak dong, jangan pasrah kira. Berkaca pada tahun baru, semua banjir di Bogor juga. Itu akibat luapan air dari sungai Cikeas dan Cileungsi dari Bogor ke Bekasi. Jadi air itu mengalir ke Bekasi," ungkap Ade Yasin.

"Lalu ada lagi dari Kali Cidurian. Itu mengalir dari Bogor ke Lebak. Kita lihat aliran sungainya, dua-duanya tidak ke Jakarta. Ada Ciliwung tetapi tidak begitu hebat, tinggi meter airnya, tapi di Jakarta meluas," sambungnya.

Namun, banjir di Jakarta menurut Ade Yasin tidak serta merta salah Bogor.

Keyakinan tersebut diperoleh Ade Yasin ketika melihat banjir yang terjadi di Jakarta pada 25 Februari 2020.

Saat Jakarta tergenang banjir, kondisi katulampa terbilang normal dengan ketinggian air yang tidak tergolong dalam siaga berbahaya.

Berkaca pada hal itu, Ade Yasin pun mengungkap bahwa Bogor tidak berkontribusi pada banjir di Jakarta yang terjadi dua hari lalu.

"Saya makin yakin, Bogor tidak berkontribusi ke banjir Jakarta, tiga hari yang lalu banjir sampai ke rumah sakit, ke istana juga, tapi di Bogor tinggi meter air itu tidak dalam situasi siaga," ungkap Ade Yasin.

"Jadi Jakarta banjir, Bogor enggak banjir Bu?" tanya Najwa Shihab.

"Enggak banjir," kata Ade Yasin.

"Hujan terus enggak Bu?" tanya Najwa Shihab lagi.

"Hujannya sebentar tapi rintik-rintik kecil. Artinya, mana, kontribusi Bogor ke Jakarta kan enggak ada," jawab Ade Yasin.

"Berarti salah Jakarta semua ya?" tanya Najwa Shihab.

"Saya enggak menyalahkan sih. Kita diberi keuntungan, diberi rahmat oleh Allah, kita ada di atas, lebih tinggi dari Jakarta," ucap Ade Yasin.

Lebih lanjut, Ade Yasin pun menjelaskan soal adanya upaya dari pemerintah untuk mengendalikan banjir.

Namun menurut Ade Yasin, upaya tersebut dilakukan oleh pemerintah pusat yang dalam hal ini adalah Kementerian PUPR, bukan oleh pemerintah DKI Jakarta.

Padahal menurut Ade Yasin, pengendalian banjir tersebut adalah juga untuk kepentingan DKI Jakarta.

"Ada upaya yang dilakukan oleh kementerian PUPR. Meneruskan kembali waduk Cimahi. Akan dibangun waduk Cibeet. Bogor sebagai pengendali memang iya dengan membangun waduk. Tetapi itu dibangun oleh PUPR, tidak ada yang dibangun oleh DKI. Padahal ini untuk kepentingan DKI," ungkap Ade Yasin tegas.

Karenanya, Ade Yasin pun menyebut bahwa yang selama ini bekerja sama dengan Bogor untuk mengendalikan air guna mengatasi banjir adalah Kementerian PUPR.

"Selama ini, saya berusaha membantu bagaimana kita bisa mengendalikan air, pemerintah daerah khususnya dibantu oleh PUPR," kata Ade Yasin.

"Jadi lebih banyak PUPR nih yang kerja ?" tanya Najwa Shihab.

"Iya PUPR. Karena rata-rata proyek PUPR," imbuh Ade Yasin.

Terkait pengendalian banjir, Ade Yasin pun beranggapan bahwa harusnya yang melakukan koordinasi adalah 11 kota kabupaten plus DKI Jakarta.

"Menyelesaikan banjir ini bukan hanya persoalan satu daerah, tetapi beberapa daerah yang ada di sekitar situ. Tidak hanya Bogor dengan DKI. Ada Bekasi, Depok, Kota Bogor, Karawang, ada 11 kota kabupaten," pungkas Ade Yasin.

Namun diakui Ade Yasin, pihaknya yang dalam hal ini mewakili Kabupaten Bogor belum pernah sekalipun diundang pemprov DKI Jakarta untuk berdiskusi.

Mendengar pengakuan Ade Yasin, Najwa Shihab pun terkejut.

Najwa Shihab heran mengapa Anies Baswedan selaku Gubernur DKI Jakarat belum juga mengundang Bupati Bogor terkait pengendalian banjir.

"Tapi sampai hari ini, karena kita Bupati, levelnya lebih rendah barangkali dari Gubernur, sampai hari ini kita belum juga, minimal diundang atau apa, ayo gimana caranya ....," ujar Ade Yasin belum selesai.

"Belum diundang oleh ?" tanya Najwa Shihab.

"Oleh calon bos Bapak (calon wakil Gubernur DKI Jakarta)," kata Ade Yasin seraya tersenyum.

"Oh jadi sampai sekarang Gubernur DKI belum mengundang ?" tanya Najwa Shihab heran.

"Belum. Kita belum diajak bicara masalah pengendalian banjir. Hanya diajak oleh Kementerian PUPR," jawab Ade Yasin.

Kaget dengar pengakuan Ade Yasin, Najwa Shihab pun langsung bertanya kepada anak buah Anies Baswedan yang menjabat Sekda DKI Jakarta.

Mendengar pertanyaan Najwa Shihab, Saefullah selaku Sekda pun menjawabnya segera.

Ikut menimpali, Ade Yasin tampak menanggapi jawaban yang diurai Sekda DKI Jakarta.

"Bagaimana bisa Pak Sekda? Enggak diundang Ibu Bupati?" tanya Najwa Shihab.

"Kan ada forum," jawab Saefullah.

"Maunya diundang khusus Pak," timpal Najwa Shihab.

"Enggak juga sih Pak. Cuma kita harus sama-sama aja gitu loh," imbuh Ade Yasin.

"Selama ini tidak dilibatkan, tidak cukup intens," balas Najwa Shihab.

Mengurai jawabannya, Saefullah justru menjelaskan soal peran dari pemerintah pusat dalam pengendalian banjir.

Najwa Shihab Kaget Dengar Pengakuan Bupati Bogor soal Anies Baswedan, Saefullah Beri Pembelaan

Anak Buah Megawati Bentuk Pansus Banjir DPRD DKI Jakarta, Anies Baswedan Pilih Fokus Siaga Hujan

Jawaban Elegan Anies Baswedan Kala Disebut Tak Seriusi Banjir: Izinkan Saya Bekeja Bersama Warga

Sosok Sentral Pemprov DKI Minta Warga Jakarta Nikmati Banjir dan Beri Kesempatan ke Anies Baswedan

Alih-alih mendukung, Najwa Shihab justru tampak menyindir jawaban Saefullah tersebut dengan telak.

"Jadi begini, di sini pemerintah pusat harus ambil alih. Ada kementerian yang koordinasi tentang tata ruang. Karena ruang di Jakarta sudah begitu sempit," ungkap Saefullah, Sekda DKI Jakarta.

"Soalnya dikasih izin terus sih mall-mall yang berdiri. Gimana enggak sempit?" timpal Najwa Shihab satire.

(Tribunnews.com/TribunnewsBogor.com)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved