Breaking News

Dendam Diganggu Saat di Karaoke Samarinda, Satu Orang Tewas dan Satu Luka Serius

Dendam karena diganggu saat karaoke di Samarinda, seorang korban tewas dan satu luka serius setelah ditimpas.

Editor: Samir Paturusi
TribunKaltim.Co/Budi Dwi Prasetiyo
Olah TKP unit Indonesia Automatic Finger Print Identification System (Inafis) Polresta Samarinda, terlihat bahwa ada 16 adegan yang ditunjukan oleh saksi,Selasa (10/3/20) 

TRIBUNKALTIM.CO,SAMARINDA-Dendam  karena diganggu saat karaoke di Samarinda, seorang korban tewas dan satu luka serius setelah ditimpas.

Perkelahian di eks komplek Lokalisasi Loa Hui, Jalan Kurnia Makmur, Kelurahan Harapan Baru, Kecamatan Loa Janan Ilir, Samarinda,

membuat Kamaruddin (34), tewas di lokasi kejadian akibat luka bacokan di leher kiri, dini hari (10/2/20) pukul 01.00 Wita

Korban tewas setelah ditimpas oleh tiga orang tak dikenal di lokasi kejadian.

Sebelumnya, Kamaruddin bersama rekannya yakni Kaharuddin Daeng Liwang (41) berkunjung ke wisma karaoke mawar indah 3.

Di tempat yang sama, tiga orang tak dikenal tersebut juga sedang menenggak minuman keras sambil bersantai.

Kedua korban datang sudah dalam pengaruh alkohol, tiba-tiba membuat onar dan terlihat cekcok dengan ketiga orang tersebut.

Lantas, pemilik wisma karaoke mawar indah 3, Mustamin, segera melerai keributan ini dan meminta tiga orang pelaku untuk keluar.

Baca Juga

Bocah yang Dibunuh Siswi SMP Sering Diajak Pelaku Nonton Film Horor, Ini Pengakuan Orangtua Korban

Siswi SMP Bunuh Bocah, Kedua Orangtua Bertemu, Ini Permintaan Ibu Kandung Pelaku pada Ayah Korban

13 Gambar Karya Remaja Putri Pembunuh Bocah Didominasi Perempuan Sedih, Masing-masing Punya Makna

"Kaharuddin dan Kamaruddin juga sempat memesan minuman lagi. Hanya saja saya tolak, dan menyuruh mereka berdua untuk pulang," ujar Mustamin, Selasa (10/3/20) siang.

Kepala keamanan komplek lokalisasi Loa Hui, Mustari menjelaskan, sebelum melakukan aksinya, ketiga pelaku ini sempat melapor ke pos keamanan bahwa mereka dipukul.

Lantaran dendam, ketiganya nekat mencari keberadaan orang yang memukulnya.

"Saya menyuruh mereka untuk tetap di pos, biar petugas keamanan yang menyelesaikan masalah ini," ungkap Mustari, Selasa (10/3/20) siang.

Mendengar kedua targetnya sudah pulang, ketiga pelaku langsung pergi ke mobil mereka untuk mengambil senjata tajam, dan berniat untuk mencari korbannya sendiri.

Pihak keamanan pun berupaya untuk mencegah, namun kedua korbannya ini tiba-tiba naik dari arah bawah menggunakan motornya.

"Saat itu, kami tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Mereka langsung mencegat motor tersebut dan menganiaya korbannya.

Lantaran satu korbannya berhasil kabur, maka salah satu rekannya yang terkapar menjadi pelampiasan ketiga pelaku," timpal Mustari.

Setelah pelaku kabur, barulah petugas keamanan mencoba memberikan pertolongan kepada Kamaruddin yang terkapar. Namun, nyawanya tidak bisa tertolong lagi.

Sementara itu, Kaharuddin datang dari bawah dengan sempoyongan, setelah berhasil kabur dari kejaran pelaku.

"Satu orang tersebut terlihat sempoyongan. Lalu kami bawa dia ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan," kata Mustari.

Ia mengungkapkan, saat keduanya mengemudikan sepeda motor untuk pulang, tiba-tiba dari arah gerbang komplek Loa Hui, muncul tiga orang tak dikenal membawa senjata tajam jenis badik dan parang.

Lalu, ketiga pelaku ini mengehentikan laju motor tersebut, dan menebas Kaharuddin di bagian punggung.

Setelah itu, ketiga pelaku mendatangi Kamaruddin untuk memukulinya.

Tidak sampai disitu, Kamaruddin juga terkena sabetan parang di bagian lengan dan leher, hingga akhirnya tergeletak tepat di depan wisma milik warga dalam kondisi meninggal dunia.

Setelah menimpas Kaharuddin dan Kamaruddin, ketiga pelaku langsung melarikan diri menggunakan mobil Avanza berwarna hitam, dan membuang barang bukti berupa parang sekitar 100 meter dari gerbang lokalisasi tersebut.

Sementara saat menerima laporan dari warga sekitar, personel Polsek Samarinda Seberang dan Satreskrim Polresta Samarinda segera mendatangi TKP, dan mengamankan barang bukti yang ditemukan.

Dari hasil olah TKP unit Indonesia Automatic Finger Print Identification System (Inafis) Polresta Samarinda, terlihat bahwa ada 16 adegan yang ditunjukan oleh saksi, mulai dari awal kejadian sampai pelaku melarikan diri.

"Masih kami selidiki. Beberapa saksi juga tengah kami mintai keterangan di Polsek Seberang," tutup Kasat Reskrim Polresta Samarinda, Kompol Damus Asa. (*)

Baca Juga

Siswi SMP Bunuh Bocah Diisolasi di Ruang Khusus, NF Diperiksa Dokter Kejiwaan, Begini Responsnya

Siswi SMP Bunuh Bocah, Orangtua Korban Beberkan Kebiasaan Anaknya dan Pelaku, Sudah Dianggap Saudara

Terkait Hukuman dan Faktor Penyebab Kasus Siswi SMP Bunuh Bocah, Ini Penjelasan Kriminolog

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved