Liga 1
Dari Noh Alam Shah, Cristian Gonzales hingga Makan Konate, Perjalanan Arema FC Satu Dekade Terakhir
Satu dekade terakhir, ini perjalanan Arema FC bersama striker-striker garang yang pernah merumput di Kanjuruhan.
Khususnya M Ridhuan dan Roman Chmelo, keduanya memiliki kecepatan dan akselerasi untuk menyisir sisi sayap penyerangan tim Singo Edan.
Selama membela Arema Indonesia, Along mampu mengemas 33 gol dari 56 penampilannya.
Roman Chmelo yang memiliki loyalitas dengan Singo Edan mampu mengemas 37 gol dari 89 laga yang ia lakoni.
Sedangkan M Ridhuan, di musim saat Arema Indonesia menjadi kampiun, ia mampu mengoleksi 10 lesakan dari 54 penampilan.
Khusus untuk M Ridhuan, ia bukanlah sosok striker murni, melainkan winger yang memiliki kemampuan untuk memecah kebuntuan ketika ujung timbak mengalami deadlock.
2. Musim 2010/2011
Di musim tersebut, ketika Arema Indonesia mampu mempertahankan predikatnya sebagai klub papan atas, Singo Edan masih mengandalkan tri penyerangnya di musim sebelumnya.
Ialah Along, M Ridhuan hingga Roman Chmelo.
Sebagai tambahan, di bangku cadangan masih terdapat nama pemain muda seperti Dendi Santoso, Ahmad Amiruddin, Joker Sunarto hingga TA Musafri.
Meskipun gagal mempertahankan gelarnya di musim tersebut, tim yang kala itu ditangani oleh Moiroslav Janu berhasil mengakhiri kompetisi di posisi kedua.
3. Musim 2011/2012
Penurunan performa Arema Indonesia terjadi di musim 2011/2012, di mana deretan striker yang dimiliki pada musim sebelumnya telah hengkang dari publik Kanjuruhan.
Bukan Arema Indonesia jika tak menggantikannya dengan deretan striker kelas wahid.
Musim tersebut Singo Edan diperkuat striekr asing jempolan seperti Marcio Souza, Herman Dzumafo Epandi, Dicky Firasat, Alaine N'kong hingga pemain muda Sunarto.
Musim tersebut, Singo Edan mengandalkan duet Marcio Souza dan Herman Dzumafo, di mana kedua striker tersebut hanya mampu mengemas 7 dan 6 gol.