Virus Corona
Pandemi Covid-19, Warga Filipina Ini Tidak Patuhi Konsep Lockdown, Melanggar Ditembak Mati
Pria tersebut ditembak mati setelah mengancam para pejabat desa dan polisi dengan sabit di pos pemeriksaan Virus Corona atau virus Covid-19.
Dalam peringatannya, Duterte telah memerintahkan polisi dan militer untuk menembak siapa saja yang membuat masalah, khususnya dalam penanganan Virus Corona.
"Ikuti pemerintah saat ini karena sangat penting," katanya dalam pidato nasional televisi larut malam.
"Dan jangan membahayakan pekerja kesehatan, para dokter, karena itu adalah kejahatan serius," tegas Duterte.
"Perintah saya kepada polisi dan militer, jika ada yang membuat masalah, dan hidup mereka dalam bahaya: tembak mereka mati!," jelas Duterte.
Pulau utama Luzon di Filipina telah ditutup selama satu bulan sejak 16 Maret 2020.
Pihak berwenang melarang orang meninggalkan rumah mereka kecuali untuk keperluan penting.
Misalnya ke toko kelontong atau apotek, atau jika mereka adalah pekerja garis depan.
Lebih lanjut, banyak provinsi di luar Luzon juga memberlakukan lockdown mereka sendiri dalam upaya untuk mencegah penyebaran virus.
Duterte: Masyarakat Perlu Menyadari Situasi
Pada Jumat (3/4/2020), Duterte mengatakan, masyarakat perlu menyadari gawatnya situasi karena siapa pun dapat sakit karena penyakit itu.
"Tanpa lockdown ini, ini tidak akan berakhir," katanya. "Jadi, jika kamu tidak mau mengikuti, maka aku akan menghabisimu untuk melindungi nyawa orang tak bersalah yang tidak ingin mati," tegas Duterte.
Amnesty Internasional Sesalkan Kebijakan Duterte
Amnesty International menyesalkan fakta bahwa para pemimpin kuat di dunia seperti Duterte.
Pihaknya mengatakan, Duterte telah menggunakan pandemi Covid-19 uuntuk lebih jauh melumpuhkan kritik dan perbedaan pendapat.
"Ini adalah krisis kesehatan yang belum pernah terjadi sebelumnya," ungkap Butch Olano, Sirektur Amnesty International di Filipina.