Ramadhan
Malam Ini 17 Ramadhan 1441 H Asteroid Besar Ancam Bumi Minggu 10 Mei, Pakar Ungkap Situasinya
Malam Ini 17 Ramadhan 1441 H Asteroid besar ancam Bumi Minggu 10 Mei, pakar LAPAN dan NASA ungkap situasinya
TRIBUNKALTIM.CO - Malam Ini 17 Ramadhan 1441 H Asteroid besar ancam Bumi Minggu 10 Mei, pakar ungkap situasinya.
Setelah sempat dihebohkan dengan isu dukhan maupun kiamat, kini muncul lagi Asteroid besar yang bersiap mengancam Bumi.
Diketahui Asteroid besar akan mengancam bukmi tepat pada malam ini, 17 Ramadhan 1441 H atau Minggu 10 Mei 2020.
Lantas amankah situasi Bumi dari ancaman Asteroid besar tersebut?
• Arti Meteor, Atmosfer, Bumi, Planet, dan Heat Shield Jawaban Soal TVRI SMA, Jumat 8 Mei 2020
• Asteroid 2016 HP6 Mendekati Bumi Jumat 8 Mei 2020, Catat Jamnya, Bisa Dilihat dengan Mata Telanjang?
• Ramai di Medsos Asteroid Tabrak Bumi 8 Mei 2020 / 15 Ramadhan 1441 H, Hoax, Simak Penjelasan Lapan
Terkait hal tersebut, para Pakar telah membeberkan situasi terkait ancaman Asteroid besar yang bakal mendekati Bumi.
Diketahui Asteroid tersebut berukuran sekira 300 meter.
Kendati demikian, para pakar berani menyebutkan bahwa situasi Bumi masih aman dari ancaman Asteroid besar ini.
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional atau Lapan memastikan Asteroid itu tidak membahayakan Bumi karena jaraknya sangat jauh.
Sementara itu kalim NASA Asteroid tersebut memang potensi bahaya untuk Bumi.
Tapi saat ini situasinya masih aman.
Sebelumnya di Indonesia viral video meteor jatuh di wilayah Surabaya yang ternyata hoaks.
Berbagai peristiwa terkait benda antariksa menjadi perhatian netizen Tanah Air dalam beberapa hari terakhir.
Itu setelah muncul isu terjadi Dukhan pada hari Jumat 15 Ramadhan 2020/1441 H yang ternyata tidak terbukti.
Dukhan dalam bahasa Arab artinya adalah kabut atau asap tebal yang diyakini sebagai tanda-tanda kimat sudah dekat.
• Peristiwa Dukhan Disebut Terjadi Jumat 15 Ramadhan 1441 H atau 8 Mei, UAS: Kita Cuma Bisa Siap-siap
Seperti mengutip Surya.co.id yang melansir Kompas.com, sebuah Asteroid berukuran besar akan kembali mendekati Bumi pada Minggu (10/5/2020) malam.
Adapun Asteroid tersebut bernama 2008 TZ3 dan termasuk golongan Apollo.
Melansir laman Swinburne Astronomy Online milik Swinburne University, Asteroid Apollo adalah Asteroid dekat Bumi atau Near Earth Asteroids (NEAs) dengan jarak perihelion kurang dari 1,017 AU dengan sumbu semi-mayor lebih besar dari 1 AU.
Dimana 1 AU setara dengan jarak Bumi dan Matahari.
Mengonfirmasi informasi tersebut, Kepala Bidang Diseminasi Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional atau Lapan Emanuel Sungging membenarkan keberadaan Asteroid tersebut.
Ia menyebut, masyarakat tidak perlu khawatir karena jarak dari Asteroid ini realtif aman.
"Jarak Asteroid ini masih tergolong aman," tutur Sungging saat dihubungi Kompas.com (jaringan Surya.co.id), Minggu (10/5/2020) siang.
Menurut Sungging, diperkirakan jarak Asteroid ini mencapai 7 kali jarak Bumi dan Bulan.
Ukuran dari Asteroid 2008 TZ3 ini juga cukup besar, yaitu sekitar 300 meter.
• Heboh Besok Jumat 8 Mei 2020 Benarkah Muncul Tanda Kiamat? Viral Fenomena Dukhan, Ini Kata MUI
Dapat diamati
Dengan jarak dan ukuran yang cukup besar, menurut Sungging, pengamatan dari Asteroid yang akan melintas malam nanti harus menggunakan teleskop.
"Sebaiknya di observatorium yang melakukan pengamatan," ujar dia.
Sebelum Asteroid 2008 TZ3 yang akan melintas pada malam nanti, beberapa Asteroid juga telah melewati Bumi.
Pada Februari lalu, ateroid 163373/2002 PZ39 juga telah melewati Bumi.
Kemudian, pada awal tahun 2020, Asteroid 2019 UO juga telah melewati Bumi.
Asteroid YT3 juga tercatat melewati Bumi pada Desember 2019 dengan diamter 25 meter.
Asteroid-Asteroid tersebut umumnya tidak dapat dilihat dengan mata telanjang dan harus menggunakan teleskop besar.
Tidak berbahaya
Ini bukan kemunculan pertama dari Asteroid 2008 TZ3.
Asteroid ini pertama kali dideteksi pada 7 Oktober 2008.
Menurut proyeksi lintasannya, Asteroid ini mengikuti orbit luas dalam tata surya dan melampau orbit Mars.
Saat mengelilingi Matahari, lintasannya terkadang bersinggungan dengan orbit Bumi.
Oleh karena itu, Asteroid ini diklasifikasikan sebagai Asteroid Apollo.
Dengan ukuran yang besar dan persimpangannya dengan orbit Bumi, Asteroid 2008 TZ3 disebut memiliki potensi bahaya.
"Secara spesifik, semua Asteroid dengan jarak persimpangan orbit minimum 0,05 satuan stronomi (AU), atau kurang, dan magnitudo absolut 22,0 atau kurang, dianggap sebagai Asteroid yang memiliki potensi bahaya," tulis NASA sebagaimana dikutip International Business Time, 8 Mei 2020.
Namun demikian, Pusat Studi Objek di Dekat Bumi NASA (CNEOS) menyebut bahwa 2008 TZ3 ini tidak berada dalam posisi yang membahayakan atau menabrak Bumi saat melintas nanti malam.
Setelah nanti malam, Asteroid melintas dekat Bumi diperkirakan akan kembali terjadi pada 15 Mei 2022.
Namun, Asteroid ini akan berada pada jarak yang lebih jauh.
Menurut NASA, Asteroid tersebut akan melintasi Bumi dari jarak 0,03838 AU atau sekitar 3,6 juta mil.
Meteor Jatuh di Wilayah Surabaya Hoaks
Sebelumnya beredar sebuah video di media sosial yang mengklaim meteor jatuh di beberapa wilayah Indonesia.
Ada yang menyebut di wilayah Surabaya, Jawa Timur (Jatim).
Video dan pengakuan sejumlah netizen melihat itu beredar di media sosial Twitter.
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional atau Lapan memastikan bahwa informasi itu hoaks.
Tidak benar ada meteor jatuh di wilayah Indonesia.
Video yang beredar merupakan video yang disunting.
• Isu Dukhan Dikaitkan Hujan Meteor 15 Ramadhan Viral di Facebook, Komentar 3 Ulama hingga Astronom
Narasi yang beredar
Sejumlah pengguna Twitter mengunggah video yang sama, dengan narasi yang berbeda-beda.
Salah satu narasi yang mengikuti video itu dan viral di media sosial menyebutkan bahwa meteor tersebut jatuh di tiga tempat, yaitu Surabaya, Madura, dan Papua.
Sementara, dari suara yang terdengar dalam video menyebutkan bahwa video itu diambil di Sidosermo, Surabaya.
"Ya Allah Sidosermo Surabaya ya Allah.. Subhanal quddus.. Subhanal quddus.. Subhanal quddus..
Rabbanal quddus.. La ilaha illallah Muhammadar rasulullah...," kata orang dalam video tersebut.
Berikut narasi lengkap yang dibagikan bersama video tersebut,
"Meteor jatuh di 3 tempat madura, dan Papua Serta Surabaya Dapat dri grup majelis. hoax atau engga ya??".
Pengguna Twitter lainnya, mengaku melihat meteor jatuh di wilayah Karawang.
Lapan memastikan bahwa tidak ada meteor jatuh, tetapi sampah antariksa dan merupakan fenomena yang biasa.
Kepala Lapan Thomas Djamaludin mengatakan, video yang beredar di media sosial merupakan video yang sudah diedit atau disunting.
Menurut dia, dari penelusuran Lapan, ada video-video lain dengan narasi yang berbeda hingga ada yang versi bahasa Inggris.
"Saya terima informasi pertama kali dengan video yang sama di Merauke, kemudian ada lagi yang mengirim video yang sama di Aceh, ada lagi yang mengirim dengan video yang sama di Jawa Timur, macam-macam," kata Thomas saat dikonfirmasi Kompas.com, Sabtu (9/5/2020).
Ia mengatakan, benda yang terlihat pada video itu bukan meteor, melainkan sampah antariksa yang jatuh ke Bumi.
Thomas juga memastikan, sampah antariksa itu tidak jatuh di wilayah Indonesia.
"Itu sampah antariksa yang jatuh di suatu tempat, bukan di Indonesia. Tapi saya belum menemukan kejadian persisnya di mana," kata dia.
Sampah antariksa biasanya bekas roket yang meluncurkan satelit.
Setelah sekian lama, benda itu menjadi sampah antariksa dan masuk ke atmosfer.
Benda itu akan terbakar dan pecah ketika berada pada ketinggian sekitar 120 kilometer dari Bumi.
Menurut Thomas, serpihan-serpihan yang terbakar di sekitar obyek yang terlihat pada video itu juga menguatkan bukti bahwa benda yang jatuh itu adalah sampah antariksa.
Namun, ia menyebutkan, kecil kemungkinan sampah antariksa jatuh di permukiman warga.
"Kalau kena permukiman sih bahaya, tapi probabilitasnya kecil sekali. Bumi kan luas sekali. Selama ini belum ada kasus sampah antariksa yang jatuh di fasilitas manusia," kata Thomas.
(*)