Mancanegara
Pasca Ribut dengan Twitter, Donald Trump Bikin Perintah Eksekutif, Nasib Medsos, Twitter, Facebook?
Setelah ribut dengan Twitter, Donald Trump mengeluarkan perintah eksekutif tentang media sosial, bagaimana nasib media sosial, Twitter dan Facebook?
Dari akun Instagramnya, ini pengumuman Donald Trump saat mengumumkan perintah eksekutif tersebut:
Namun sebelum perintah eksekutif ini berlaku, Donald Trump menyadari akan ditentang di pengadilan oleh kubu oposisi.
Oposisi mengatakan, tujuan Donald Trump adalah untuk menjinakkan platform media sosial agar memudahkan dirinya menjadi raksasa politik terbesar senegara.
Meski Donald Trump mengeluh para pimpinan media sosial condong ke arah liberal, ia sangat menikmati bermain Twitter, Instagram, Facebook, dan kanal-kanal lainnya, yang terkadang ia isi dengan disinformasi atau penghinaan kepada oposisi.
Saat ditanya mengapa dia tidak pergi begitu saja dari Twitter, di mana dia memiliki 80 juta followers, Donald Trump mengatakan dia akan pergi, jika sudah tidak bergantung pada platform itu untuk memotong akses ke media tradisional, yang dia keluhkan tidak adil.
"Ada begitu banyak berita palsu, ini memalukan," ujarnya kepada wartawan yang meliputnya di Oval Office.
Donald Trump bahkan memiliki keinginan untuk menutup Twitter jika punya cara melakukannya.
"Jika itu bisa ditutup secara hukum, saya akan melakukannya."
Tanggapan Facebook dan Twitter
Sebelumnya, Bos Facebook Mark Zuckerberg mengatakan kepada Fox News, bahwa jejaring media sosial miliknya memiliki kebijakan berbeda.
"Saya sangat percaya bahwa Facebook seharusnya tidak menjadi penentu kebenaran dari semua yang dikatakan secara online," ujarnya pada Rabu (27/5/2020).
"Saya pikir, secara umum, perusahaan swasta, terutama perusahaan platform ini, tidak boleh melakukan itu."
Pendiri dan CEO Twitter Jack Dorsey membalas pernyataan Mark Zuckerberg pada Rabu malam, dengan mengatakan upaya Twitter untuk menunjukkan informasi yang salah tidak serta merta menjadikannya "wasit kebenaran".
"Niat kami adalah untuk menghubungkan titik-titik pernyataan yang saling bertentangan dan menunjukkan informasi dalam perselisihan, sehingga orang dapat menilai sendiri," tulisnya di Twitter.
Dia menegaskan kebijakan barunya dengan menulis.