News Video

NEWS VIDEO Opsi Kelanjutan Liga 1 Dipecah 3 Wilayah, Arema FC Ingin Kompetisi Dipusatkan di Jawa

Ada opsi kelanjutan Liga 1 2020 bisa dipecah tiga wilayah, Arema FC justru ingin kompetisi dipusatkan di Jawa.

Editor: Djohan Nur

TRIBUNKALTIM.CO - Ada opsi kelanjutan Liga 1 2020 bisa dipecah tiga wilayah, Arema FC justru ingin kompetisi dipusatkan di Jawa.

Kelanjutan nasib Liga 1 2020 hingga kini belum menemui titik terang di tengah pandemi covid-19.

Meski ada yang sepakat kompetisi Liga 1 2020 dilanjutkan kembali, hingga ada yang menolak, PSSI belum memberikan keputusan resmi.

Namun setidaknya ada sejumlah opsi yang bisa dilakukan andai Liga 1 2020 dilanjutkan kembali.

Salah satunya kompetisi Liga 1 2020 bisa dilanjutkan dengan cara dipecah dalam 3 wilayah.

Sedangkan Arema FC menolak andai Liga 1 2020 dipecah dalam 3 wilayah.

Pihak Arema FC justru lebih sepakat Liga 1 2020 dipusatkan di Jawa.

Sementara itu, Dokter Timnas Indonesia, Syarif Alwi menilai demi keselamatan, opsi pembagian 3 wilayah ini sangat cocok untuk kelanjutan Liga 1 2020.

Melansir BolaSport.com, Syarif Alwi mengatakan Liga 1 2020 bisa kembali berjalan dengan sistem pembagian wilayah.

Sebanyak 18 klub yang berpartisipasi bisa dibagi ke dalam wilayah Barat, Tengah, dan Timur.

Artinya, setiap wilayah akan diisi oleh enam klub agar Liga 1 2020 bisa berjalan dengan lancar hingga tuntas.

Syarif Alwi mengambil contoh jika salah satu wilayah bisa dimainkan di Yogyakarta.

Nantinya semua klub dalam satu wilayah harus tinggal di hotel yang sama supaya bisa dipantau secara ketat.

"Buat tiga wilayah, Barat, Tengah, Timur," kata Syarif Alwi.

"Contoh di Yogyakarta dan memesan satu hotel yang bisa diisi oleh 300 orang."

"Kenapa satu hotel, karena agar bisa monitoringnya gampang dan jelas aturan akan ketat," ucap Syarif Alwi menambahkan.

Dokter berkacamata itu yakin dengan tinggal di satu tempat, pemain bisa memiliki kedisiplinan yang ketat.

Nantinya hotel tersebut bisa dijaga oleh polisi ataupun TNI.

Dengan pembagian wilayah itu keuangan klub juga bisa terkontrol secara baik.

Klub juga tidak usah memikirkan biaya penerbangan yang harus dilakukan setiap pekan.

"Klub bisa mengontrol budger. Pengeluaran jelas bisa dihitung dari awal kalau di satu tempat dan tidak perlu pulang pergi pakai penerbangan," ucap Syarif Alwi.

Syarif Alwi juga yakin hotel pasti mau menerima kedatangan peserta klub Liga 1 di tengah situasi yang sepi akibat virus corona.

Bahkan, hotel juga bisa memberikan diskon ke klub yang menginap.

"Untuk makan diatur hotel, lalu gizi pemain juga terpantau. Pintu keluar satu akses saja jadi aman. Kemana-mana bisa gunakan masker," ucap Syarif Alwi.

"Jangan dianggap enteng, new normal itu justru berisiko."

"Jadi kalau satu tim ada yang positif Covid-19 harus didrop timnya dari hotel dan pertandingan. Dicek semua, jangan ada pertandingan dulu," tutup Syarif Alwi.

Bos Arema FC minta Liga 1 2020 dipusatkan di Jawa

General Manajer Arema FC, Ruddy Widodo, menyarankan agar kompetisi Liga 1 2020 dipusatkan di Pulau Jawa jika nantinya PSSI memberikan izin untuk melanjutkan.

Menurutnya, pemusatan ini bisa menjadi solusi maupun pertimbangan kelanjutan kompetisi pada masa new normal.

Pendapat tersebut berdasarkan jumlah mayoritas kontestan Liga 1 2020 yang bermarkas di Pulau Jawa.

Selain Madura United dan Bali United, hanya ada lima tim Liga 1 2020 yang bermarkas di luar Pulau Jawa.

Itu pun jumlahnya berkurang menjadi empat klub karena Persipura Jayapura sudah mengungsi sejak musim 2019 digulirkan.

Dengan demikian, Ruddy Widodo memiliki gagasan agar empat tim yang tersisa memindahkan home base mereka ke Pulau Jawa.

Apalagi dia melihat banyak fasilitas stadion yang bisa dimaksimalkan.

"Di Jawa Barat dan DKI Jakarta itu banyak sekali stadion yang tidak digunakan.

Di Bandung ada dua, di sekitar Jakarta, Karawang kan juga banyak," kata bos Arema FC Ruddy Widodo.

"Seperti contoh Persipura itu, dia mungkin akan lebih hemat bermarkas di Jawa, karena sebagian besar lawan mereka kan ada di Jawa," tutur dia.

Selanjutnya, untuk masalah transportasi, Ruddy menyarankan menggunakan jalur darat atau menggunakan bus.

Ruddy Widodo berpendapat bepergian dengan bus lebih ideal ketimbang berlama-lama di ruang publik seperti di bandara.

Seperti yang dikhawatirkan oleh mayoritas klub lain, semuanya tinggal menyesuaikan dengan protokoler kesehatan di lapangan.

Selain itu, dia melihat jalur tranportasi darat juga sudah sangat memadai dengan rampungnya pembangunan tol trans Jawa.

Tim juga tetap aman karena banyak perusahaan bus yang memiliki armada kelas atas.

Agar semakin nyaman, bos Arema FC, Ruddy Widodo juga memiliki ide agar tim-tim luar Jawa ini mendapatkan hak komersial yang lebih banyak, sebagai kompensasi biaya hidup yang dikeluarkan dalam perjalanan.

"Tetapi stimulusnya juga harus dilebihkan dari tim-tim asal Jawa asli.

Untuk biaya latihan, biaya tinggal di sini jumlahnya bisa disesuaikan," ujar Ruddy Widodo.

Dia sudah menyampaikan pendapat ini saat rapat virtual bersama PSSI 27 Mei lalu.

Namun, dia tidak yakin idenya tersebut bisa diterima oleh klub-klub lain, terlebih usulan melanjutkan kompetisi Liga 1 2020 menjadi suara minoritas.

Akan tetapi, setidaknya usulan tersebut bisa menjadi pertimbangan PSSI untuk melanjutkan kembali kompetisi Liga 1 2020.

(*)

IKUTI >> News Video

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved