News Video

NEWS VIDEO Kasus Pertama di Indonesia, Bayi Usia 6 Hari Dinyatakan Positif Virus Corona

Seorang bayi berusia 6 hari dipaparkan terinfeksi virus Corona, kasus ini merupakan kasus dengan pasien termuda di Indonesia.

Editor: Djohan Nur

TRIBUNKALTIM.CO - Seorang bayi berusia 6 hari dipaparkan terinfeksi virus Corona.

Kasus ini merupakan kasus dengan pasien termuda di Indonesia.

Hingga kini belum diketahui pasti apakah bayi tersebut tertular saat proses persalinan atau dari luar

Kasus positif virus corona atau Covid-19 di Indonesia masih terus bertambah.

Tidak hanya orang dewasa, kasus positif virus corona juga ditemukan pada seorang bayi.

Melansir Kompas.com, sesosok bayi berusia 6 hari di Nusa Tenggara Barat positif virus corona.

Kasus ini disebut sebagai pasien corona termuda di Indonesia dan merupakan kasus pertama di Indonesia.

"Ini kasus yang jarang, mungkin ini kalau di Indonesia pertama kali," kata Kepala Dinas Kesehatan NTB Nurhandini Eka Dewi kepada Kompas.com saat ditemui di kantornya, Minggu (31/5/2020).

Ia mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan apakah bayi itu tertular corona di luar proses kelahiran atau vertikal dari ibunya.

"Tapi kami bicara bahwa penularan vertikal (dari ibu ke anak itu) ditemukan sedikit sekali kasus di dunia, sehingga belum ada orang yang berani mengatakan terjadi penularan vertikal, tetapi ternyata kita di sini menemukan ada satu bayi lahir yang positif Covid-19," kata Eka.

Menjawab semua pertanyaan banyak pihak itu, Eka mengatakan belum ada yang bisa menyimpulkan termasuk dirinya sebagai tim Satgas Covid-19 NTB.

Pihaknya akan melakukan pertemuan dengan Ikatan Dokter Anak Infonesia (IDAI) dan Perkumpulan Obstetri Dan Ginekologi Indonesia (POGI), Senin ini (1/5/2020).

Akan dirapatkan, mana opsi yang menjadi kemungkinan terbesar bayi ini tertular Covid-19 dari mana.

Akan dilihat opsi opsinya dan untuk dibahas bersama para pakar.

"Jadi Senin (hari ini) ada pertemuan pakar untuk membahas covid pada neonatus ini," ungkap Eka.

Ibu Bayi Berstatus PDP

Sementara terkait status ibu dari bayi Covid-19, Eka mengatakan masuk dalam kategori pasien dalam pengawasan (PDP) pnemonia.

"Jadi dia (ibu bayi) dirawat karena PDP," kata Eka.

Lantaran kondisi tak memungkinkan ibu bayi ini melahirkan normal, maka ia dioperasi cesar.

Karena bayi ini lahir dari seorang ibu PDP, maka sesuai SOP dia harus dites swab, bukan dites rapid.

Sebab, untuk bayi dan balita tidak disarankan menjalani rapid test karena harus mengambil darah yang banyakdan belum memiliki antibodi.

Setelah dites swab, ternyata bayi itu positif Covid-19.

Sementara ibu dari bayi itu telah menjalani swab sebanyak dua kali.

Pihaknya masih menunggu hasil swab kedua.

Demikian pula dengan ayah bayi itu telah menjalani swab pertama dan masih menunggu hasilnya.

Berdasarkan data Satgas Covid-19, tercatat bayi berusia 6 hari dan berjenis kelamin perempuan adalah pasien ke-617, berinisial B, asal Kecamatan Labuapi, Kabupaten Lombok Barat.

Disebutkan, bayi tersebut tidak pernah memiliki riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 dan saat ini dirawat di ruang isolasi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram.

Di Nusa Tenggara Barat, jumlah pasien positif Covid-19 sebanyak 652 kasus dan 87 di antaranya adalah anak-anak.

Jumlah pasien positif Covid-19 yang meninggal dunia tercatat 11 orang dan 3 di antaranya bayi berusia di bawah 1 tahun.

Mereka masing-masing dua bayi berusia 5 bulan dari Kabupaten Lombok Timur dan seorang bayi berusia 9 bulan dari Kota Mataram.

Pasien Corona di Balikpapan sembuh paling cepat dibanding pasien lainnya, ternyata ini rahasianya

Kabar gembira kembali datang dari pasien positif berkode BPN 49. Pasalnya seorang laki-laki berusia 51 tahun ini, dinyatakan telah sembuh.

Dibalik kesembuhannya, pasien bernama Helmi Chaniago ini ternyata merupakan salah satu pasien paling cepat sembuh di Kota Balikpapan.

Ia hanya dirawat selama 9 hari di Rumah Sakit milik BUMN, yakni RS Pertamina Balikpapan.

Dari rahasianya, ternyata ia hanya membuka diri kepada psikiater terhadap segala hal yang ia rasakan.

“Kami mendapatkan bantuan kejiwaan psikiater untuk curhat dan sebagainya untuk memberikan solusi, itu yang sangat membantu penyembuhan kami,” ujar Helmi Chaniago, Kamis (28/5/2020).

Kesembuhan ini tak lain juga didukung dengan beberapa pola penanganan yang diterapkan oleh rumah sakit, di antaranya dengan memberi kesempatan kepada setiap pasien untuk berjemur selama 10 menit untuk bisa merasakan matahari.

Selain itu, alat PCR yang dimiliki oleh RS Pertamina Balikpapan pun turut mendukung dalam mengetahui hasil pasien secara cepat.

"Saya masuk tanggal 18 Mei, di tanggal 22 swab negatif pertama, di tanggal 24 sudah negatif 2 kali. Jadi 9 hari sudah selesai. Dengan adanya PCR memang sangat membantu hasilnya lebih cepat," tuturnya.

Dalam kesempatan yang sama, Elies Pitriani selaku dokter spesialis paru yang menangani pasien kali ini turut memberi penjelasan mengenai riwayat pasien.

Ternyata di awal masuknya pasien BPN 49 ini, hanya dicurigai mengalami stroke hemoradik atau bahasa mudahnya mengalami kelemahan syaraf di titik sebelah kiri.

Namun setelah dikonsulkan, ternyata ditemukan bercak yang mengarah ke pneumonia dan langsung ditindaklanjuti dengan PCR.

"Dia masuk dengan keluhan, awal ada gejala. Salah satu gejala pasien covid-19 ( Virus Corona ) tidak hanya bapil (batuk pilek), demam, atau sesak. Ada manifestasi seluruh tubuh seperti syaraf, gatal di kulit, abdominal," ujarnya.

Sehingga, dokter Elies pun menyarakankan apabila masyarakat memiliki gejala seperti yang dijelaskan, maka segeralah datang ke fasilitas kesehatan untuk segera memeriksakan diri.

"Pak Helmi ini sudah beberapa kali juga pindah rumah sakit, dalam diagnosanya sama yaitu stroke. Tapi di RSPB waktu ditangani saya barulah ketahuan ternyata hasilnya positif, karena saya waktu itu juga sudah curiga ada tanda lain," ucapnya.

(*)

IKUTI >> News Video

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved