Khawatir Terjadi Kegaduhan di Masyarakat, Dinkes Berau Batalkan Rapid Test Massal
Hal ini dikhawatirkan akan terjadi kegadugan di tengah-tengah masyarakat Rapid Diagnosis Tes (RDT) ini dilakukan
"Kita tidak mau melakukan Rapid Diagnosis Tes (RDT) massal yang berakibat munculnya kegaduhan baru sementara hasil dari rapid test sendiri serba tanda tanya," kata Muharram
"Ketika positif, itu positif yang palsu ketika negatif juga negatif yang palsu sehingga menurut saya ini sangat tidak objektif jika seseorang diberi status positif meski itu rapid test karena itu membuat was-was yang bersangkutan. Secara psikologi tidak nyaman juga untuk lingkungan dan keluarganya," jelasnya.
Baca Juga
Kabar Buruk Virus Corona, Indonesia Catat Angka Kematian Covid-19 Tertinggi dalam Sehari
Vladimir Putin Bandingkan Penanganan Virus Corona Rusia dengan Amerika, Pemda Tak Ikuti Presiden
Wali Kota Risma Pingsan Saat Rapat Terkait Corona, Bagitu Siuman Langsung Kerja Kembali
Lanjut Muharram mengatakan dari pada menciptakan kegaduhan baru yang pada akhirnya tidak terjadi karena bisa saja yang positif jadi negatif dan yang negatif jadi positif,
maka alat RDT diprioritaskan termasuk untuk mahasiswa atau pelajar yang akan keluar dari Berau untuk melanjutkan pendidikan. (*)