Sang Ibu Mulai Kesulitan Menggendong Anaya dan Inaya, Bayi Kembar Siam di Lombok Timur

Senyum bahagia terpancar dari wajah Husniati, ibu kembar siam Anaya dan Inaya. Bermain bersama anak kembar siam memiliki keasyikan tersendiri

Editor: Mathias Masan Ola
(KOMPAS.COM/IDHAM KHALID)
Anaya dan Inaya bayi kembar siam saat digendong ibunya Husniati 

TRIBUNKALTIM.CO, LOMBOK TIMUR - Senyum bahagia terpancar dari wajah Husniati, ibu kembar siam Anaya dan Inaya. Bermain bersama anak kembar siam memiliki keasyikan tersendiri.

Dan itu memberi kebahagiaan bagi sang ibu.

Siang itu, di depan teras rumahnya, yang berada di Dusun Jurit Selatan, Desa Jurit, Lombok Timur, terlihat Husniati (40) sedang menggantikan popok kedua bayinya yakni Anaya dan Inaya, Jumat (26/6/2020).

Namun, saat memasang popok, Husniati terlihat sedikit kesulitan, sesekali Anaya dan Inaya terlihat saling tendang menendang, dikarenakan bayi tersebut merupakan bayi kembar siam.

Bagi Husniati dan suaminya Jupri (38), bayinya tersebut merupakan anugerah dari Tuhan yang mahakuasa yang harus dirawat, dan dijaganya, meskipun lahir dalam keadaan tidak normal. Husniati awal mengetahui bayinya itu kembar siam saat pada bulan ke 5 kehamilannya, di mana dokter di RSUD Sudjono Lombok Timur, memastikan anaknya kembar siam.

Hingga kelahirnnya pada Mei 2019 lalu dengan cara dioperasi sesar, anaknya tersebut lahir dengan keadaan dada yang terdempet, dengan memiliki 2 jantung, namun mempunyai satu hati yang berada di tengah-tengah.

Baca juga; Dalam Sekejap Bambang Sudah Terkapar di Jalan, Kesaksian Istri Korban Saat Begal Bunuh Suaminya

Baca juga; Kisah Pasien Corona Dilakukan Tes Swab 15 Kali, Karantina 82 Hari, Kini Berstatus Sembuh

Mengetahui kondisi anaknya waktu itu, perasaan Husniati hanya bisa bersyukur, dan harus menerima segala kondisi kedua bayinya tersebut. “Waktu melahirkan, perasaan terharu, bahagia, sedih, tidak bisa saya ungkapkan dengan kata-kata, kenapa kok anak saya begini, ada rasanya seperti itu juga, tapi mereka adalah darah daging saya, anak saya bagaimanapun dia, saya harus tegar,” kata Husniati, saat ditemui Kompas.com.

Hingga umur anaknya sudah beranjak 11 bulan dengan berat 14 kilo, ia kini mendapatkan beberapa kesulitan. Misalnya, kesulitan saat menyusui. Dirinya juga terkadang sudah tidak bisa menggendong kedua anaknya tersebut.

“Kesulitan pertama saat menggendong, saya pingin menggendong anak saya sepuasnya, tapi karena beratnya mereka terus bertambah, sampai-sampai tidak muat untuk gendong dua-dunya,” kata Husniati.

Selain itu, tingkah dari bayinya yang tidak satu tujuan, membuat kesulitan Husniati beserta suaminya. “Pas digendong ada yang mau di sana, dan juga ada yang mau di sini, kan tidak bisa,” kata Husniati.

Tingkat kesulitan yang paling tinggi dirasakan Husniati, saat salah satu bayinya tidur, dan satunya lagi bangun. Bayinya yang tidur terpaksa harus rela dibangunkan untuk menemani saudaranya beraktivitas.

“Pas yang satunya tidur, dan yang satunya masih bangun, terus maunya jalan-jalan yang satunya, terpaksa yang masih tidur ini kami angkat, terkadang juga digeret yang satunya,” kata Husniati, sedih membayangkan kondisi anaknya.

Kendati demikian, Husniati tetap berbesar hati dan merawat bayinya tersebut dengan penuh kasih sayangnya. Tidak ingin kalah dengan anak-anak yang lain, Husniah tetap mengajarkan kedua bayinya tersebut berhitung, dan belajar berinteraksi dengan orang lain.

Baca juga; Ramalan Zodiak Cinta Hari Ini Minggu 28 Juni 2020 Gemini Berhentilah Mengeluh, Capricorn Cinta Baru

Baca juga; Hikmah Sakit Usai Makan Bingkisan dari Suratin, Dituduh Kirim Ilmu Hitam, Akhirnya Disumpah Pocong

Biaya Operasi Miliaran

Husniati mendapatkan kabar dari dokter di rumah sakit bahwa, biaya untuk melakukan operasi untuk pemisahan anaknya tersebut mencapai Rp 1,5 miliar. Hanya satu harapan Husniati, dua ankanya yang mungil itu dapat segera dipisahkan.

Dirinya mengharapkan ada donator dapat membantu menyumbangkan rezekinya agar dapat memenuhi biaya yang dibutuhkan.

Sementara itu, Kepala Desa Jurit Zulkarnain menyampaikan, dirinya sangat prihatin dengan kondisi warganya tersebut. Ia telah menginstruksikan kepada Kepala Dusun agar menggalang dana di masyarakat berapapun jumlahnya.

“Kami berinisiatif menggalang dana di masyarakat, kerena bagaimanapun, warga ini kita satu jiwa, kita harus peduli,” kata Zul.

Zul menuturkan, bahwa biaya yang dibutuhkan untuk operasi bayi tersebut tidaklah sedikit. “Operasi juga harus membutuhkan biaya yang besar, kalau tidak salah itu samapai Rp 1,9 miliar, dan tentu ini bukan biaya yang sedikit,” kata Zul.

Direktur RSUD Sudjono Tantowi menyampaikan bahwa taksiran biaya untuk biaya operasi pemisahan Anaya dan Inaya mencapai Rp 1,2 miliar. “Saat ini masih dibutuhkan Rp 1,2 miliar,” kata Tantowi, saat dikonfirmasi melalui pesan singkat.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Bayi Kembar Siam di Lombok Timur, Punya 1 Hati, Butuh Biaya Operasi Rp 1 Miliar Lebih"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved