News Video
NEWS VIDEO Kronologi Lengkap Cekcok Anggota DPR yang Berujung Pengusiran Dirut Inalum
"Jadi sampai 30 tahun kalau perusahaan lancar baru selesai? Kalau kita mati tak selesai nih barang nanti, ganti dirut lain, lain lagi polanya,"
Orias pun terus menjawab singkat pernyataan-pernyataan Nasir. "Saya tidak main-main. Saya diundang, saya datang," kata Orias.
• NEWS VIDEO Pandemi Corona Belum Usai, Virus Flu Babi Kini Mengancam Dunia
Dituding tambah utang
Tidak berhenti disitu, Nasir terus menyampaikan pandangannya ke forum RDP dengan nada tinggi.
Ia mengaku akan menyurati langsung Menteri BUMN Erick Thohir untuk mengganti posisi direktur utama MIND ID.
"Ini orang suruh utang, utang lagi, utang lagi. Saya minta diganti dirut ini. Saya kirim surat pribadi dari fraksi, nanti kami bicara Fraksi Demokrat. Saya akan kirimkan Pak Erick sebagai menteri BUMN," tutur dia.
Melihat kondisi semakin memanas, pimpinan rapat sekaligus Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Alex Noerdin langsung menenangkan suasana, dan melanjutkan proses penyampaian pandangan dari anggota lain.
Setoran holding tambang turun Sementara itu, dalam rapat tersebut Orias juga menyampaikan bahwa setoran kepada negara dalam bentuk penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dan pajak tahun ini diproyeksi merosot 50 persen dibanding tahun lalu.
Sampai dengan kuartal I-2020, realisasi setoran holding tambang ke kas negara baru mencapai Rp 2,3 triliun, terdiri dari pajak Rp 1,5 triliun dan PNBP Rp 876 miliar.
Sampai dengan akhir tahun, kontribusi holding tambang diyakini akan tetap berada pada level yang sama. Dengan demikian, sampai dengan akhir tahun ini kontribusi holding tambang terhadap penerimaan negara diproyeksi hanya mencapai Rp 10 triliun - Rp 11 triliun.
Angka tersebut lebih rendah jika dibandingkan realisasi setoran holding tambang ke penerimaan negara pada tahun 2019 yang mencapai Rp 22,9 trilun.
"Kontribusi kuartal I-2020 Rp 2,3 triliun. Kami berharap akan flat di level ini sampai akhir tahun, Rp 10 triliun - Rp 11 triliun. Jadi terjadi penurunan 50 persen," tutur Orias.
Menurutnya, penurunan kontribusi penerimaan negara tersebut diakibatkan anjloknya permintaan dan harga jual mayoritas produk anak usaha holding.
"Misalnya, alumunium pada awal tahun harga diproyeksikan bisa menyentuh 1.894 dollar AS per ton, namun realisasinya hanya mampu di level 1.500 dollar AS per ton," tutur dia.
Berdasarkan data yang ia miliki, hanya emas saja yang mengalami kenaikan harga di pasar global. "Dan bauxit yang cenderung stagnan," ucap dia.
IKUTI >> News Video
IKUTI >> News Video
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kronologi Lengkap Cekcok Anggota DPR yang Berujung Pengusiran Dirut Inalum", https://www.kompas.com/tren/read/2020/07/01/151800365/kronologi-lengkap-cekcok-anggota-dpr-yang-berujung-pengusiran-dirut-inalum?page=all