Idul Adha

Lafaz Niat Puasa Tarwiyah dan Puasa Arafah di Bulan Dzulhijjah serta Keutamaan Menurut Ust Abu Ali

Ada begitu banyak amalan kebaikan di bulan Dzulhijjah, salah satunya menunaikan ibadah puasa Tarwiyah dan puasa Arafah

Penulis: Aris Joni | Editor: Syaiful Syafar
Freepik.com
Ada begitu banyak amalan kebaikan di bulan Dzulhijjah, salah satunya menunaikan ibadah puasa Tarwiyah dan puasa Arafah. Simak penjelasan Pengasuh Pondok Pesantren Darul Falah Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Ustadz Abu Ali. 

TRIBUNKALTIM.CO, TENGGARONG - Ada begitu banyak amalan kebaikan di bulan Dzulhijjah, salah satunya menunaikan ibadah puasa Tarwiyah dan puasa Arafah.

Seperti diketahui, dalam waktu dekat umat Islam akan merayakan hari raya Idul Adha yang diperingati setiap tanggal 10 Dzulhijjah.

Di Indonesia, hari raya Idul Adha juga dikenal dengan hari raya kurban atau Lebaran Haji.

Momentum Idul Adha ditandai dengan ritual Ibadah Haji dan penyembelihan hewan kurban untuk dibagikan kepada kerabat dan fakir miskin.

Namun tidak hanya itu, pada bulan Dzulhijjah umat Islam yang tidak berhaji dianjurkan untuk menunaikan ibadah puasa.

Ada dua puasa yang dianjurkan, yakni puasa Tarwiyah dan puasa Arafah.

Baca juga: Fatwa dan Panduan MUI Tentang Shalat Idul Adha dan Penyembelihan Hewan Kurban saat Pandemi Corona

Pengasuh Pondok Pesantren Darul Falah Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Ustadz Abu Ali menjelaskan kepada TribunKaltim.co tentang dua puasa tersebut.

Pengasuh Pondok Pesantren Darul Falah Tenggarong, Ustadz Abu Ali.
Pengasuh Pondok Pesantren Darul Falah Tenggarong, Ustadz Abu Ali. (DOK PRIBADI)

1. Puasa Tarwiyah

Dijelaskan Ustadz Abu Ali, puasa Tarwiyah hukumnya sunnah.

Adapun pelaksanaan puasa Tarwiyah di awal bulan Dzulhijjah, menjelang hari raya Idul Adha.

"Tepatnya pada tanggal 8 Dzulhijjah," terang Ustadz Abu Ali.

Puasa Tarwiyah dianjurkan bagi umat Islam yang tidak melakukan Ibadah Haji.

"Pahalanya sangat besar. Keutamaan yang mulia pada puasa Tarwiyah ialah dihapuskannya dosa yang dibuat satu tahun lalu," ujar Ustadz Abu Ali.

Baca juga: Sebentar Lagi Hari Raya Idul Adha 1441 H/2020, Berikut ini Tata Cara Penyembelihan Hewan Kurban

Sama seperti puasa lainnya, puasa Tarwiyah dilakukan dengan mengucap niat, menahan nafsu, makan dan minum sampai waktu maghrib tiba.

Berikut niat puasa Tarwiyah

Nawaitu shauma al tarwiyata sunnatan lillahi ta’ala

Artinya: "Saya niat berpuasa sunnah Tarwiyah karena Allah ta’ala."

2. Puasa Arafah

Bagaimana dengan puasa Arafah?

Puasa Arafah juga merupakan puasa sunnah yang dilakukan setelah melakukan puasa Tarwiyah.

Jika puasa Tarwiyah dikerjakan pada 8 Dzulhijjah, maka puasa Arafah dikerjakan pada 9 Dzulhijjah.

Puasa Arafah ini dilaksanakan bertepatan saat para jamaah haji sedang melaksanakan wukuf di Padang Arafah dan puasa ini sangat dianjurkan bagi umat muslim yang tidak pergi haji.

"(dengan) berpuasa pada hari Arafah aku mengharap Allah dapat menghapus dosa-dosa pada tahun lalu dan dosa-dosa pada tahun yang akan datang" (HR. Muslim)

Berikut lafaz niat puasa Arafah:

Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i sunnati Arafah lillahi ta‘ala. 

Artinya: "Aku berniat puasa sunnah Arafah esok hari karena Allah SWT."

Baca juga: Tahun ini Masjid Istiqlal Tidak Menggelar Sholat Idul Adha 1441 H/2020, Berikut Alasannya

Baca juga: Umur Hewan Harus Mencukupi hingga Tidak Boleh Cacat, Ini Syarat Utama Hewan Kurban untuk Idul Adha

Baca juga: Jadwal Sidang Isbat di Kemenag RI dan Muhammadiyah Tetapkan Idul Adha 1441 H Hari Jumat 31 Juli 2020

Keutamaan dua puasa sunah di atas, puasa Tarwiyah dan puasa Arafah, adalah sebagai pengganti amal ibadah haji.

Artinya, jika umat Islam melaksanakan kedua puasa tersebut, maka amal ibadahnya sama dengan amal ibadah orang berhaji.

"Kalau orang punya biaya diharapkan berhaji ke sana, kalau belum mampu bisa menjalankan puasa tersebut. Dan amalnya sama dengan dia berhaji," tutur Ustadz Abu Ali.

Ia juga menjelaskan, kedua puasa tersebut juga bisa menjadi cara untuk orang tua yang ingin melakukan pendidikan awal kepada anak.

Karena puasa sunnah jelang Idul Adha itu bermakna sebagai penyerahan diri dan bentuk ketaatan umat Islam terhadap Allah SWT.

Seperti halnya Nabi Ismail yang merupakan anak dari Nabi Ibrahim, yang berserah diri dan taat pada Allah SWT saat akan disembelih dan digantikan dengan seekor hewan jenis kambing besar sebagai pengganti kurban dari Ismail.

"Kalau anaknya ingin memiliki sifat seperti Nabi Ismail, bagus melaksanakan ibadah puasa sunnah ini," kata Ustadz Abu Ali.

(TribunKaltim.co/Aris Joni)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved