Virus Corona

1.620 Relawan Bandung akan Disuntik Vaksin Virus Corona China, Bisa Kebal Covid-19 Setelah 28 Hari

1.620 relawan di Bandung akan disuntik vaksin Virus Corona China, bisa kebal covid-19 setelah 28 hari

Editor: Rafan Arif Dwinanto
@youtube official tribun kaltim
Pemerintah: Vaksin Lokal Covid-19 Siap Diproduksi Massal Pertengahan 2021 

TRIBUNKALTIM.CO - 1.620 relawan di Bandung akan disuntik vaksin Virus Corona China, bisa kebal covid-19 setelah 28 hari.

Ribuan vaksin Virus Corona dari Sinovac China akan menjalani uji klinis tahap 3 di Bandung.

Tak tanggung-tanggung, jumlah relawan yang ikut uji klinis vaksin covid-19 ini berjumlah 1.620 orang.

Jika berhasil, vaksin akan memberikan kekebalan terhadap Virus Corona 28 hari setelah disuntikkan.

Tim riset Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran bersama Bio Farma dan Sinovac Biotech, China, menyiapkan uji klinis vaksin covid-19.

Refly Harun Nilai Pilkada Solo Mirip Pilpres Era Soeharto, Singgung Nama Harum Jokowi di Surakarta

 Resmi, Presiden Jokowi Bubarkan Gugus Tugas Covid-19, Doni Monardo Dapat Posisi Baru, Ini Alasannya

 Idul Adha, Hari Ini Kemenag Sidang Isbat Penentuan Awal Dzulhijjah, Daftar Lokasi Pemantauan Hilal

 Perintah Baru Mahfud MD ke Polri, Kejaksaan dan Institusi Lain Soal Djoko Tjandra, IPW Beber Lokasi

“Vaksin asal China ini rencananya akan disuntikkan kepada 1.620 relawan di Kota Bandung sesuai prosedur uji klinis vaksin,” ujar Ketua Tim Riset Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) Prof Kusnandi Rusmil dikutip dari laman unpad.ac.id, Rabu (21/7/2020).

Kusnandi menjelaskan, vaksin covid-19 akan disuntikkan sebanyak 2 kali ke tubuh relawan.

Relawan tersebut merupakan orang sehat yang sudah dicek kondisi tubuhnya.

Penyuntikkan akan dilakukan sebanyak 2 kali per 14 hari. Secara berkala, tim akan melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap setiap relawan.

Pemantauan relawan dilakukan selama 7 bulan.

“Kita cari orang sehat, lalu kita suntikkan vaksinnya, apakah vaksinnya memunculkan zat anti terhadap penyakit atau tidak,” kata Kusnandi.

Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak FK Unpad ini menjelaskan, pengembangan vaksin covid-19 memiliki jalan panjang.

Pengembangan bahan vaksin diambil dari virus yang sudah dimatikan.

Metode ini dipandang lebih murah dan mudah dibanding pengembangan vaksin dari dinding virus atau RNA-nya.

Setelah ditemukan, vaksin tidak serta merta langsung diujicobakan ke manusia.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved