Idul Adha
Kisah Haru Nenek Sumiati Penyapu Jalan Berkurban Sapi dan Kambing Usai Menabung 15 Tahun
Keriput di wajah Nenek Sumiati adalah gambaran perjuangan hidupnya. Kisah perempuan yang tegar dalam menjalani pilihannya dan takdir Rabb nya.
Penulis: Aris Joni | Editor: Mathias Masan Ola
Baca juga; Cara Bikin Brokoli Tumis Jagung, Jadi Menu Pelengkap Praktis dan Juga Menyehatkan
Sering Nek Nok memberi hadiah perhiasan emas untuk anak cucunya. Pada anak-anak tetangganya Nek Nok sering membagi uang dan permen. Kawasan dalam Pasar Seni pun bersih meski bukan menjadi area kerjanya. Tidak bisa dilihatnya rumput yang tinggi, juga kebersihan di dalamnya. Nek Nok memang seorang perempuan yang energik. Terkadang dia berolah raga lari pagi di trotoar di dekat pasar seni.
Anak-anak Nek Nok menyadari ibunya semakin tua, harus banyak waktu untuk menikmati hidupnya. Anak-anaknya meminta Nek Nok untuk berhenti bekerja, namun tidak digubrisnya. Tidak dirasa nyaman badannya tambah bekerja dan olah raga, ujarnya.
Sore ba’da Azhar Kemarin, Kamis, (30/7/2020), Nek Nok menyerahkan seekor sapi kepada panitia kurban di musholla An Nur, satu-satunya bangunan yang masih utuh dan berfungsi di kawasan ex Tanjung.
Musholla itu dan kawasan Pasar Seni adalah pengikat warga ex Tanjung, para warga urban yang solidaritanya tetap terjaga secara fisikal dalam pertemuan-pertemuan keagamaan dan pesta hajatan, atau di warung kopi. Mereka tetap menjalin hubungan, tetap berkabar. Kawasan urban kota yang dulu dianggap kumuh, terbukti melahirkan manusia berkualitas seperti Nek Nok, sosok sederhana yang berusaha bermanfaat bagi sesamanya.(*)