News Video
NEWS VIDEO Simulasikan Detik-Detik Proklamasi Di Jalan, Warga Diminta Berhenti dan Berdiri
Simulasi itu dilakukan Walikota Balikpapan dengan mengajak seluruh masyarakat di simpang empat Plaza Balikpapan (BC) tepat pukul 11.17 Wita
TRIBUNKALTIM.CO,- Jelang Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia ke-75, pemerintah kota Balikpapan simulasikan tata cara penghormatan detik-detik proklamasi.
Simulasi itu dilakukan Walikota Balikpapan dengan mengajak seluruh masyarakat di simpang empat Plaza Balikpapan (BC) tepat pukul 11.17 Wita.
Yang menarik, lagu kebangsaan Indonesia Raya rupanya akan berkumandang di 15 titik persimpangan traffic light selama 3 menit.
"Kita diminta berhenti di persimpangan, semua stop. Kegiatan masyarakat juga berhenti kecuali yang krusial," ujar Rizal Effendi, Kamis (6/8/20).
Diawali dengan sirine, seluruh pengendara yang melintas diminta untuk menghentikan seluruh aktivitasnya sejenak.
Mereka yang berada di atas kendaraan pun diminta turun atau keluar dari kendaraan roda empatnya kemudian melakukan sikap siap.
"Harus berdiri selama tiga menit," terangnya.
Ini tentu sebagai simbol penghormatan bagi jasa para pahlawan yang telah berjuang, sampai akhirnya Indonesia merdeka.
"Jadi ini memang instruksi dari Jakarta, pada jam 11.17 menit, semua kegiatan termasuk di jalan harus berhenti mendengarkan lagu Indonesia Raya," jelasnya.
Sementara itu, apabila terjadi hal yang krusial atau darurat seperti ambulance atau pemadam kebakaran yang melintas, tetap diprioritaskan.
"Misalnya bawa pasien. Nanti kita beritahu petugas ambulance. Kita kawal agar ada jalur darurat untuk ambulance dan petugas damkar," imbuhnya.
Walikota Balikpapan dua periode itu menampik jika hal ini dilakukan karena tidak ada rencana upacara pengibaran bendera Merah Putih di tengah pandemi.
“Saya kira ini hal baru. Upacara bendera tetap ada,” tegasnya.
Sebelumnya, pemkot sudah menyiapkan prosedur tata cara upacara pengibaran bendera Merah Putih. Yang rencananya digelar di halaman Balai Kota, pada 17 Agustus mendatang.
Salah satu prosedurnya yakni, pasukan pembawa bendera hanya terdiri dari tiga orang. Sedangkan peserta undangan juga dibatasi 60 orang.
Bahkan setelah bendera berkibar, langsung bergabung dengan pelaksanaan upacara di Istana Negara, Jakarta Pusat, melalui aplikasi jarak jauh.
"Kita ikuti detik proklamasi secara virtual di istana negara. Tidak ada resepsi kenegaraan. Langsung renungan suci tetap ada penurunan bendera juga. Tapi pengibar 3 orang dan paskibraka tahun lalu, jadi tidak banyak latihan," imbuhnya.(*)