Tak Dipilih Prabowo Dampingi Menantu Jokowi di Pilkada Medan, Kerabat Luhut Sudah Setor Rp 20 Juta
Tak dipilih Prabowo Subianto dampingi menantu Jokowi di Pilkada Medan, kerabat Luhut Binsar Pandjaitan tak terima
TRIBUNKALTIM.CO - Tak dipilih Prabowo Subianto dampingi menantu Jokowi di Pilkada Medan, kerabat Luhut Binsar Pandjaitan tak terima.
DPP Partai Gerindra yang dipimpin Prabowo Subianto akhirnya menetapkan pasangan calon yang akan maju di Pilkada Medan.
Diketahui, Gerindra mengusung menantu Presiden Jokowi, Bobby Nasution.
Namun, ternyata, pasangan suami Kahiyang Ayu tersebut ternyata bukan politikus Gerindra yang masih berkerabat dengan Luhut Binsar Pandjaitan.
Suryani Paskah Naiborhu (40) meradang saat mengetahui Partai Gerindra mengusung Bobby Nasution dan Aulia Rahman di Pilkada Medan pada Desember 2020 mendatang.
Walaupun belum resmi, pernyataan tersebut disampaikan langsung oleh Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad.
• Kejutan Liga Italia, Andrea Pirlo Naik Kasta, Eks AC Milan Resmi Latih Juventus, Buffon Lebih Tua
• Live Trans 7 MotoGP Ceko, Bukan Fabio Quartararo, Johann Zarco Juara Kualifikasi, Rossi Terbenam
• Besaran Gaji ke-13 PNS, TNI, Polri dan Pensiunan, Sudah Diteken Jokowi, Bakal Cair Senin Besok
• Ramalan Zodiak Hari Ini Terbaru Minggu 9 Agustus 2020, Scorpio Jaga Nada Bicara, Cancer Tertekan
Suryani mengklaim dirinya lebih berhak mendampingi Bobby karena ia telah mengikuti seluruh tahapan mulai penjaringan hingga survei di DPD Provinsi Sumut.
Sementara Aulia yang saat ini menjadi anggota DPRD Kota Medan disebut tidak pernah mendaftarkan diri sebagi bakal calon Wakil Wali Kota Medan.
Suryani adalah pariban (anak perempuan dari saudara laki-laki pihak ibu di Suku Batak) Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan.
Ia juga menjabat sebagai Kepala Cabang Yayasan Del Sumut salah satu sekolah milik Luhut Binsar Pandjaitan.
Perempuan yang menggeluti bisnis kelapa sawit ini tercatat sebagai kader Gerindra sejak tahun 2019 lalu.
"Saya adalah bakal calon wakil wali kota dari Partai Gerindra, saya adalah kader Partai Gerindra dan saya hanya mendaftar di Partai Gerindra saja," katanya kepada Kompas.com, Sabtu (8/8/2020).
Menurut Suryani dia telah menyerahkan semua berkas pendaftaran ke Kantor DPC Partai Gerindra Kota Medan pada 15 November 2019 lalu.
Sejak saat itu, ia gencar melalukan sosialisasi ke masyarakat.
Bahkan ia mengaku memberikan uang Rp 20 juta sebagai kontribusi survei yang langsung ditransfer ke rekening DPD Partai Gerindra.
Uang tersebut ditransfer sebelum acara penyampaian visi dan misi di Hotel Madani pada 1 Desember 2019 lalu.
Menurut Suryani dari tujuh orang yang mendaftarkan diri sebagai calon wakil wali kota ke Partai Gerindra, survei tingkat elektabilitasnya paling tinggi yakni mencapai 24 persen.
Sementara H Zainal Arifin mendapatkan 15 persen, Rusdi Sinuraya 14 persen, dan Kol (Purn) Indra Junjungan Nasution mendapatkan14 persen.
Sedangkan Nezar Djoeli medapatkan 12 persen, Putrama Alkhairi 10 persen, Hamdani Simbolon 7 persen dan Aditya Pranata mendapatkan 4 persen.
"Saya pun diberi kesempatan untuk menyampaikan visi misi, dilanjut fit and proper test dan penyerahan hasil survei yang dihadiri langsung Pak Gus Irawan."
"Hasil saya yang tertinggi, 24 persen untuk porsi wakil wali kota, sampai dipuji Gus Irawan," katanya sambil menunjukkan hasil survei yang dilakukan Lembaga Pengembangan dan Pengkajian FISIP USU.
Kala itu ia mendengar jika namanya telah diusulkan oleh DPC Partai Gerindra ke DPD Partai Gerindra lalu ke DPP Partai Gerindra.
• Daftar Tim yang Lolos dan Jadwal Laga Perempat Final Liga Champions 2019-2020, Mulai 13 Agustus 2020
Kepastiannya maju mendampingi Bobby Nasution semakin menguat dengan pernyataan Wakil Ketua DPD Partai Gerindra Sigiat Santoso di media massa.
Maju Perempuan Medan
Suryani mengatakan, sambil menunggu pernyataan resmi dari partai, ia akan tetap melakukan pelayanan untuk Kota Medan.
Walaupun Gerindra mengusung calon lain, meski yang bersangkutan sesama kader partai.
Putri dari Partumpuan Naiborhu mengatakan, niatnya maju di Pilkada Medan diawali satu kebenaran yakni mengikuti mekanisme partai.
Sikap tersebut ia ambil sebagai bentuk penghormatan kepada Partai Gerindra. Ia bahkan telah membuat tagline
"Medan Menang dan Maju Perempuan Medan" untuk kampanye.
Ia meyakini jika pasangan yang diusung Partai Gerindra akan menjadi pemenang di Pildaka Kota Medan.
Walaupun Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad telah mengeluarkan pernyataan Aulia yang akan mendampingi Bobby Nasution, Suryani mengaku masih belum mendapatkan informasi tersebut secara resmi.
• Karyawan Gaji di Bawah Rp 5 Juta akan Dapat Bantuan, Pengamat Ekonomi Balikpapan Angkat Bicara
"Menurut saya, sebesar Partai Gerindra, tentulah merujuk hasil survei yang mereka lakukan di daerah.
Inilah pertanyaan saya, kenapa?
Walaupun belum resmi.
Tapi itu pun saya percaya, Pak Prabowo Subianto akan mengusung nama saya dari Partai Gerindra," katanya optimistis.
"Kita belum dipanggil, posisi kita menunggu diundang, tetap optimistis dan menghormati mekanisme partai.
Masih menaruh harapan besar kepada Pak Prabowo," katanya.
Respon Gerindra
Sementara itu Wakil Ketua DPD Partai Gerindra Sugiat Santoso yang dikonfirmasi Kompas.com lewat sambungan telepon mengatakan, segala keputusan rekomendasi pencalonan pilkada diserahkan ke Ketua Dewan Pembina Prabowo Subianto.
Secara administrasi yang merekomendasikan finalnya adalah DPP yakni Ketua Umum Prabowo Subianto dan Sekretaris Jenderal Ahmad Muzani.
Ia menjelaskan pihaknya telah melakukan penjaringan di tingkat bawah dan yang mendaftar ke Gerindra bukan hanya Suryani Paskah Naiborhu.
Sugiat juga mengatakan jika nama yang diusulkan tak hanya satu nama tapi beberapa nama untuk bahan pertimbangan rekomendasi final.
"Ya, apa pun keputusan dari DPP, kita sebagai kader tetap tunduk, patuh dan mengamankan," kata Sugiat.
Terkait tudingan yang mengatakan Aulia tidak mengikuti proses dan tahapan penjaringan, Sugiat mengatakan jika ada dua proses yang berlaku.
• Bakal Cair Senin 10 Agustus, Cek Lagi, Besaran Gaji Ke-13 PNS TNI Polri dan Rumusan untuk Pensiunan
Proses pertama adalah dari bawah ke atas atau button up dan proses kedua dari atas ke bawah atau top down.
DPP lah yang memiliki otoritas untuk memutuskannya.
Otoritas tersebut tak hanya di Kota Medan, namun di beberapa daerah juga melakukan hal sama.
"Ya, tidak ada masalah, namanya politik," ucapnya. Sugiat juga menyatakan jika Aulia Rahman telah diputuskan untuk mendampingi Bobby Nasution di Pilkada Kota Medan.
Namun kabar tersebut belum disampaikan ke Suryani karena alasan administrasi yang belum selesai.
"Apa yang mau disampaikan?
Secara administrasi kita menunggu keputusan DPP, misalnya memfinalkan Bobby Nasution-Aulia Rahman, ya kita wajib menyampaikannya, bukan hanya ke kandidat, tetapi ke seluruh infrastruktur partai," sambung dia.
Ia mengatakan dalam politik tidak ada yang tidak mungkin. Untuk itu ia mempersilahkan Suryani untuk melakukan lobi ke DPP Gerindra sebelum keputusan final ditetapkan oleh KPU.
"Dalam politik, tidak ada yang tidak mungkin, ya silakan saja misalnya Kak Suryani mau melakukan proses lobi-lobi ke DPP."
"Namanya politik, sebelum ditetapkan KPU, kita belum bisa memastikan siapa calon wali kota dan calon wakil wali kota kita.
Kak Suryani silakan memperjuangkan hak politiknya," katanya lagi.
Terkait biaya survei Rp 20 juta yang dibayar oleh Suryani, Sugiat mengatakan jika biaya survei yang mahal tidak mungkin dibebankan ke partai.
Namun biaya survei dibebankan kepada semua calon yang mendaftar karena survei itu untuk mengukur bagaimana elektabilitas dan popularitas calon setelah bersosialisasi.
Terkait asumsi Suryani yang merasa tak terpilih sebagai bakal calon pendamping Bobby Nasution karena berasal dari golongan minoritas, Sugiat membantahnya.
Dia mengatakan, di beberapa daerah banyak calon yang berpasangan namun berbeda keyakinan.
Ia menegaskan jika tidak ada urusan SARA dalam menentukan calon yang diusung.
Urusan yang sebenarnya adalah bagaimana menuntaskan program-program pembangunan.
"Kalau dikatakan Gerindra mengedepankan politik SARA, saya secara tegas membantah itu.
• Djoko Tjandra Dibantu Banyak Orang Berpengaruh, MAKI Sebut Masih Ada 1 Orang yang Belum Diekspos
Kalau di Kota Medan, Bang Bobby dipasangkan dengan Bang Aulia, tidak ada kaitannya dengan politik identitas apa pun.
Tapi lebih berkaitan kepada kepentingan pembangunan Kota Medan," pungkas Sugiat.
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Merasa Ditelikung, Kerabat Luhut Protes Gagal Dampingi Bobby Naustion di Pilkada Kota Medan", Klik untuk baca: https://regional.kompas.com/read/2020/08/09/06070071/merasa-ditelikung-kerabat-luhut-protes-gagal-dampingi-bobby-naustion-di?page=all#page2.