Kebiasaan Orang Jepang Saat Makan Mi Diseruput, Berikut ini Fakta Unik di Baliknya
Kebiasaan orang Jepang saat makan mi diseruput, Berikut ini fakta unik di baliknya
TRIBUNKALTIM.CO - Kebiasaan orang Jepang saat makan mi diseruput, Berikut ini fakta unik di baliknya
Setiap negara punya kebiasaan dan tradisi unik yang berbeda sehingga menjadi suatu ciri khas.
Di Jepang misalnya, kebiasaan menyantap mi dengan diseruput dianggap sopan.
Jika traveler sering melihat drama atau anime Jepang, mungkin sudah biasa dengan adegan orang makan mi dengan diseruput hingga menengguk kuah mi langsung dari mangkuknya.
Mereka juga biasa menyeruput mi hingga berbunyi, "sluuurp".
Kebiasaan ini tentu akan terlihat aneh jika dilakukan di Indonesia.
Mi adalah makanan favorit di Jepang.
Tak heran jika di negara ini traveler bisa menemukan beberapa jenis mi, di antaranya soba (mi soba), udon (mi gandum kental), hingga ramen.
• HUT RI ke 75 atau HUT ke 75 RI? Contoh Ucapan HUT RI yang Benar dari Kemendikbud, Lengkap Gambar
• Unik & Menyentuh! Kumpulan Ucapan Selamat HUT ke-75 RI 2020 Serta Gambar, Pas di WA, FB, IG, Twitter
• Tahun 2021 Tak Ada Kenaikan Gaji untuk PNS, TNI, Polri, Sri Mulyani: THR dan Gaji Ke-13 Tetap Ada
• BLT Karyawan Swasta Dicairkan Jokowi 25 Agustus, Cara Cek Namamu Terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan
Sebenarnya, orang Jepang kurang nyaman jika orang lain makan dengan berisik atau bersuara, terutama saat kegiatan formal.
Namun hal itu tidak berlaku ketika menyantap mi.
Dikutip TribunTravel dari laman Nippon.com, seorang ahli mi di Jepang, Horii Yoshinori mengatakan penjelasan ilmiah terkait kebiasaan menyeruput mi di Jepang.
Menurutnya, menyeruput mi (soba) bisa membuat aromanya lebih terasa sehingga mi jadi lebih nikmat.
Aroma soba memang sebaiknya dinikmati melalui mulut, bukan dihirup lewat hidung saja.
Sama seperti saat mencicipi anggur, pertama-tama kamu menghirup aromanya, mencium bau anggur di gelas, lalu menyeruputnya perlahan untuk menangkap aroma yang masuk melalui saluran hidung dari tenggorokan.
Mereka menyebutnya penciuman orthonasal dan penciuman retronasal.
Sementara itu, aroma soba sulit tercium jika hanya dihirup saja, jadi harus diseruput agar lebih terasa.
Horii menjelaskan, aroma harum khas soba terasa jelas selama proses memasak, terutama saat soba dikukus.
"Orang pasti mencium aroma dari uap yang keluar," katanya.
Tapi, aroma soba yang dimasak jauh lebih lembut khususnya mori soba dingin.
Tidak ada uap aromatik yang keluar dari mie dingin.
Jadi, meskipun kita menghirupnya, tidak banyak aroma sedap yang tercium.
Tapi saat menyeruputnya dengan mantap, kita akan merasakan aroma yang meledak di mulut.
"Itulah cara yang benar untuk makan soba," ujar Horii.
Justru orang yang makan mi tanpa bersuara di Jepang dianggap 'kurang keren'.
Orang Jepang bahkan sudah melakukannya sejak zaman dul dan cara makan mi dengan menyeruputnya kuat-kuat dianggap sebagai budaya di Jepang.
Menurut catatan sejarah, soba pertama kali muncul pada awal zaman Edo (1603–1868).
Pada akhir abad ke-17, cukup banyak kedai soba bermunculan di Kota Edo (sekarang Tokyo).
Awalnya soba merupakan menu pendamping udon yang kemudian menjadi lebih populer dibandingkan udon dan menjadi kuliner khas Edo.
Sekarang, kedai mi biasanya dikunjungi orang yang datang untuk makan saja lalu pulang.
Mereka bahkan kadang makan sambil berdiri.
Misalnya orang yang mampir sepulang kerja atau sebelum pergi ke tempat tertentu dan terburu-buru.
Jadi, pada kondisi seperti ini menyeruput mi bukan menjadi masalah.
Dari kebiasaan pula orang Jepang terbiasa menyantap mi dengan diseruput.
Selain soba, mi lain seperti udon dan ramen pun punya cara menyantap yang sama.
Menurut Horii tidak ada paksaan bagi orang asing untuk mengikuti cara ini karena setiap orang pasti punya cara menikmati makanan mereka sendiri.
TribunTravel.com/rizkytyas
Artikel ini telah tayang di TribunTravel.com