Merayakan HUT RI ke-75, Inilah Rekomendasi 4 Tempat Wisata Sejarah yang Ada di Jakarta

Merayakan HUT RI ke-75, Inilah rekomendasi 4 tempat wisata sejarah yang ada di Jakarta

Editor: Nur Pratama
Instagram/ @bumadika
Museum Kebangkitan Nasional 

TRIBUNKALTIM.CO - Merayakan HUT RI ke-75, Inilah rekomendasi 4 tempat wisata sejarah yang ada di Jakarta 

Satu di antaranya adalah dengan berwisata sejarah keliling Jakarta.

Jakarta tercatat memiliki sejumlah museum yang bisa dikunjungi untuk mengenang perjuangan rakyat Indonesia menuju kemerdekaan.

Berikut daftar tempat yang bisa dikunjungi untuk merayakan HUT ke-75 RI.

1. Museum Kebangkitan Nasional

Tempat pertama yang bisa dikunjungi adalah Museum Kebangkitan Nasional.

Dahulu, gedung ini merupakan merupakan School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA) atau sekolah kedokteran.

 HUT RI ke 75 atau HUT ke 75 RI? Contoh Ucapan HUT RI yang Benar dari Kemendikbud, Lengkap Gambar

 Unik & Menyentuh! Kumpulan Ucapan Selamat HUT ke-75 RI 2020 Serta Gambar, Pas di WA, FB, IG, Twitter

 Tahun 2021 Tak Ada Kenaikan Gaji untuk PNS, TNI, Polri, Sri Mulyani: THR dan Gaji Ke-13 Tetap Ada

 BLT Karyawan Swasta Dicairkan Jokowi 25 Agustus, Cara Cek Namamu Terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan

Sejarawan sekaligus pendiri Komunitas Historia Indonesia (KHI) Asep Kambali mengatakan, orang-orang yang kuliah di sana dulu merupakan anak para petinggi, seperti camat, bupati, dan pejabat.

“Kita perang dulu tidak lawan orang Belanda saja, tapi juga bapak-bapak mereka. Karena mereka kuliah, mereka dapat ilmu dan baru sadar kalau bangsa sedang dijajah,” kata dia kepada Kompas.com, Jumat (14/8/2020).

Asep melanjutkan, tentunya yang bisa bersekolah di sana adalah orang-orang kaya.

Para pelajar akhirnya mengumpulkan uang untuk menyekolahkan mereka yang tidak mampu.

“Kalau mau bangkit harus terdidik dulu. Anak-anak harus kuliah dulu baru bangkit,” ujar Asep.

Wisatawan bisa berkunjung ke enam ruangan yang memiliki tema masing-masing, yakni ruang pameran, asrama, ruang kedokteran Stovia, ruang perkenalan, ruang awal kesadaran, dan ruang pergerakan nasional.

Ada pula koleksi peralatan dokter zaman dulu, serta diorama yang menggambarkan kegiatan saat gedung masih merupakan sekolah kedokteran.

Museum Kebangkitan Nasional ini berlokasi di Jalan Dr Abdul Rahman Saleh No 26, Senen, Jakarta Pusat.

2. Museum Sumpah Pemuda

Museum Sumpah Pemuda berlokasi di Jalan Kramat Raya No 106, Senen, Jakarta Pusat.

Gedung ini awalnya adalah rumah milik Sie Kong Liang.

“Anak-anak muda banyak yang ngekos. Rata-rata anak kosan belasan tahun, pelajar, nunggak bayar kosan. Mereka bentuk kongres. Gilanya, mereka deklarasi proklamasi,” kata Asep.

Kongres Pemuda Kedua itulah yang mencetuskan deklarasi Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928.

Adapun, beberapa pelajar yang pernah tinggal di sana, antara lain Muhammad Yamin dan Amir Sjarifoedin.

Usai deklarasi itu, gedung kerap berubah fungsi, mulai dari kembali menjadi rumah tinggal, toko bunga, hotel, hingga akhirnya berubah menjadi museum sejak 1973.

Di sana, pengunjung bisa melihat beberapa koleksi seperti diorama panitia Kongres Pemuda Kedua, serta patung W.R. Soepratman dan biolanya yang menjadi ikon museum tersebut.

3. Gedung Joang 45

Gedung Joang 45 dulunya merupakan sebuah hotel yang dijadikan markas para anak muda untuk mempersiapkan proklamasi.

Asep melanjutkan, beberapa pemuda yang pernah berdiskusi di sana, antara lain Sukarni, Achmad Soebardjo, Adam Malik, dan Sayuti Melik.

Gedung itu juga merupakan tempat lahirnya gagasan penculilan Bung Karno dan Mohammad Hatta ke Rengasdengklok untuk mendesak mereka agar segera memproklamasikan kemerdekaan.

Di sana, ada sekitar 2.500 koleksi yang terdiri dari lukisan, dokumen, dan patung.

Ada juga perpustakaan, ruang pameran, dan ruangan khusus untuk anak-anak.

Museum ini berlokasi di Jalan Menteng Raya No. 31, Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat. Tepatnya dekat patung Tugu Tani.

4. Museum Perumusan Naskah Proklamasi

Dahulu, museum ini merupakan rumah Laksamana Maeda yang dijadikan sebagai tempat merundingkan kemerdekaan Indonesia.

Para tokoh yang berunding pada 17 Agustus 1945 antara lain adalah Bung Karno, Moh. Hatta, Achmad Soebardjo, Sukarni, dan Burhanuddin Muhammad Diah.

Saat berkunjung ke sana, wisatawan bisa melihat beberapa koleksi unik seperti sebuah mesin tik milik perwira Nazi bernama Mayor Kandelar.

Mesin tik itu dipinjam dari dia melalui pembantu Laksamana Maeda Satzuki Mishima, untuk digunakan Sayuti mengetik ulang naskah proklamasi.

Selain itu, ada juga bungker rahasia yang berada di halaman bagian belakang gedung utama.

Dinding bagian dalamnya sudah dilapisi semen, sebelumnya dinding merupakan tanah biasa.

Museum Perumusan Naskah Proklamasi berlokasi di Jalan Imam Bonjol Nomor 1, Menteng, Jakarta Pusat.

Satu hal yang penting adalah, pengunjung harus mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19 saat berkunjung ke museum tersebut.

Caranya adalah memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, jaga jarak, dan tidak bepergian jika demam atau suhu tubuh di atas 37,3 derajat Celsius.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved