Breaking News

News Video

NEWS VIDEO Soal Kelangkaan BBM di Krayan Nunukan, Ketua DPP Persekutuan Dayak Lundayeh Angkat Bicara

Harga melambung tinggi ini, disebutkan Florita, karena tidak ada pembanding kebutuhan barang pokok yang didatangkan dari dalam negri.

TRIBUNKALTIM.CO, MALINAU - Tidak hanya sekedar surat menyurat, Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Persekutuan Dayak Lundayeh, Yansen Tipa Padan meminta agar Pemprov Kaltara menyelesaikan persoalan di Krayan, Kabupaten Nunukan.

Hal tersebut diungkapkan olehnya, setelah tokoh adat Krayan ini mengetahui, bahwa dalam melakukan penyelesaian kelangkaan BBM

dan tingginya harga sembako di daerah perbatasan dan pedalaman itu Pemprov Kaltara hanya mengandalkan surat menyurat.

“Kalau sebatas surat menyurat secara resmi, maka nanti akan dibahas secara resmi pula,” ujarnya saat diwawancara awak TribunKaltim.co, pada Selasa (18/8/2020).

“Kalau melalui metode itu, ya nanti akan dibahas secara diplomatik antar dua negara. Dan proses itu akan terlalu panjang dan lama,” lanjut putra asli Krayan ini.

Padahal, dikatakan pria yang menjabat sebagai Bupati Malinau ini, persoalan tersebut harus segera diselesaikan secepatnya.

Pasalnya, kondisi masyarakat di sana yang sudah membutuhkan pertolongan.

“Masalah ini sudah ada di depan mata, dan harus segera diselesaikan. Tidak bisa menunggu-nunggu nanti,” tegasnya.

Seharusnya, menurut Bupati dua periode ini, Pemprov Kaltara sebagai kepanjangan tangan pemerintah pusat dapat segera mengambil langkah-langkah dan menciptakan solusi.

“Sudah juga diketahui, kalau surat menyurat itu prosesnya panjang. Harus ke Jakarta dulu. Nanti, juga harus ke Malaysia dulu. Padahal, masalah ini terus ada dan dampaknya terus dirasakan rakyat,” tuturnya.

Jangan, diucapkan Yansen, karena masyarakat perbatasan dan pedalaman kerap merasakan hal serupa lalu dibiarkan membaik sendiri nantinya. Jelas, ditegaskan kembali olehnya, itu perbuatan yang salah.

“Jangan tunggu ada persoalan, baru turun tangan. Ya terlambat lah. Pemerintah harus memiliki tanggung jawab atas ini semua. Apalagi, kedudukan yang dipegang sekarang itu amanah dari rakyat,” tandasnya.

“Kita masyarakat perbatasan ini selalu saja seperti ini. Mengadu sampai berpuluh kali tidak pernah digubris. Kebanyakan masyarakat juga sudah tidak percaya, karena apa yang disampaikan tidak pernah didengar,” sambungnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, kesulitan mendapatkan bahan bakar minyak (BBM), di daerah Krayan, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) berimbas kepada tingginya harga BBM di sana.

Terutama BBM jenis Solar, yang dibandrol dengan harga Rp 35 ribu/liter.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved