News Video

NEWS VIDEO Polisi dan Relawan Gabungan Cari Balita Diduga Terseret Arus Banjir

Sang kakek Tarmudi (63) masih hafal bau balita cucunya, akra disapa Raffa meski Raffa tak bersama keluarganya lagi.

Editor: Faizal Amir

TRIBUNKALTIM.CO,- Keceriaan anak anak balita biasa dialami keluarga tiba tiba sirna, karena sang balita Rafa Ibrahim Hadiyanto (4) diduga terjatuh  terseret arus banjir di Gang Mosi Jalan Jelawat RT 11 Kelurahan Sungai Dama Kota Samarinda Kalimantan Timur, Kamis (3/9/2020).

 Sang kakek Tarmudi (63)  masih hafal bau balita cucunya, akra disapa Raffa meski Raffa tak bersama keluarganya lagi.

  

"Raffa biasanya dibawa kesini karena kedua orangtuanya yakni

Risa Umami (35) dan Irian Hariyanto (36) yang sedang bersama di rumah saya di Gang Mosi .Raffa bersama Kakaknya 

Daffa Rafid Hadiyanto (7) tinggal Di Jalan Padat Karya Sambutan Samarinda, jadi   Irian Hariyanto bekerja sebagai pengantar barang  diantaranya BBM Pertamina mengendarai mobil , kemudian Risa bekerja di toko Pancing Jalan Pelabuhan Kota Samarinda biaaa menitipkan Raffa ke rumah saya bersama istri saya Kholifah (60). Sore hari sebelum malam mereka kembali ke rumahnya di sambutan,"tuturnya.

Tarmudi selalu ingat jika cucunya main bersamanya selalu menyempatkan diri untuk berfoto bersama. 

"Saya masih ingat cium bau badan cucu saya, lagi lucu lucunya.Ya itu saya usaha berlapang dada dan berharap ibu , bapak dan semuanya sekeluarga yag terguncak syok banyak berdoa atas kejadian ini,"katanya. 

 Bibi dari Raffa Halimah (27l menuturkan saat dititipkan bapaknya Raffa hendak berangkat ke Melak, Kutai Barat sedangkan mamanya kerja sama-sama dengan saya di toko pancing," ucap adik kandung dari Risa saat dijumpai sejumlah awak media.

Halimah menuturkan Ayah Raffa bekerka sebagai  supir truk tangki yang kerap bekerja lintas kabupaten/kota maupun provinsi. Karena kondisi pekerjaan kedua orang tuanya inilah yang membuat Raffa dan kakaknya sesekali dititipkan di kediaman neneknya itu. Raffa bersama kakaknya, Daffa  diantar langsung oleh sang ibu sekira pukul 06.30 Wita.

"Hari ini itu ada bibinya (adik Halimah) lagi libur kerja, jadi kebetulan bisa bantu jagain Raffa. Kalau di sini banyak aja yang jaga dan semua sayang betul sama anak itu," kenang  Halimah dengan mata yang berkaca-kaca.

Sesaat sebelum Halimah bersama ibunda Raffa hendak berangkat bekerja, ia masih mengingat bocah  balita itu ingin meminjam handphone kakaknya. Kemudian Raffa mengambil camila di dalam tas ransel mungilnya yang selalu disediakan oleh sang ibu. 

"Baru neneknya mau nyiapkan makan buat dia. Pas di cari anaknya sudah engga ada," tambahnya. 

Saat Raffa menghilang, kondisi pintu masuk rumah dalam keadaan tertutup dan terkunci rapat. Mulanya balita ini dikira sedang bersembunyi, sebab ia kerap melakukan hal tersebut. Semua yang ada dirumah mencari termasuk kakeknya, Tarmudi.Namun setelah dicari-cari keberadaanya pun tak kunjung ditemukan, sampai keluarga mendapati pintu bagian belakang rumah dalam keadaan terbuka. 

Raffa sendiri terakhir terlihat menggunakan baju singlet hijau putih bercelana pendek putih. Kala itu air dianakan sungai yang memiliki lebar sekitar dua meter ini sangat deras dan meluap hingga menggenang sebagian pemukiman warga dengan ketinggian 1 meter lebih. Dari sinilah kuat dugaan muncul kalau Raffa terpeleset dan tercebur ke anak Sungai Karang Mumus (SKM) di belakang kediaman neneknya, meskipun  balita Raffa dikenal tak suka bermain banjir dan takut melihat aliran air deras.  

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved