Virus Corona
Tak Ada Calon Vaksin yang Tunjukan Sinyal Manjur, WHO tak Yakin Vaksin Corona Ditemukan Sampai 2021
Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO pesimis atas ketersediaan vaksin Covid-19 hingga pertengahan 2021.
Kandidat Johnson & Johnson menggunakan Ad26, strain yang relatif langka.
Dr Zhou Xing, dari Universitas McMaster Kanada, bekerja dengan CanSino untuk vaksin pertama berbasis Ad5, untuk tuberkulosis, pada tahun 2011.
Timnya sedang mengembangkan vaksin COVID-19 Ad5 yang dihirup, berteori hal itu dapat menghindari masalah kekebalan yang sudah ada sebelumnya.
"Kandidat vaksin Oxford memiliki keuntungan yang cukup besar" dibandingkan dengan vaksin CanSino yang disuntikkan," katanya.
• BLT Rp 600 Ribu Tahap 2 Cair, Kemnaker Selesai Cek Data Calon Penerima Tahap 3, Kapan Ditransfer?
• Bukan Kembalikan SK PDIP, Bacagub Sumbar Mulyadi Bongkar Hal Sebenarnya, Bela Ucapan Puan Maharani
• Akhirnya Nadya Mustika & Rizki D Academy Berkomunikasi Lewat Medsos, Ada Kata-kata yang Tuai Sorotan
Xing juga khawatir vektor Ad5 dosis tinggi dalam vaksin CanSino dapat menyebabkan demam, yang justru memicu skeptisisme vaksin.
"Saya pikir mereka akan mendapatkan kekebalan yang baik pada orang yang tidak memiliki antibodi terhadap vaksin, tetapi banyak orang memilikinya," kata Dr Hildegund Ertl, direktur Pusat Vaksin Wistar Institute di Philadelphia.
Di China dan Amerika Serikat, sekitar 40 persen orang memiliki tingkat antibodi yang tinggi dari paparan Ad5 sebelumnya, sedangkan di Afrika, bisa mencapai 80 persen, kata para ahli.
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul WHO Pesimis Vaksin Corona Tersedia Sampai Pertengahan 2021, https://www.tribunnews.com/corona/2020/09/06/who-pesimis-vaksin-corona-tersedia-sampai-pertengahan-2021.