Peneliti Unmul Temukan Obat Penghambat Covid-19, Berasal dari Madu Kelulut, Riset Didanai Jepang

Saat ini kedua jenis tanaman rimpang ini menjadi proyek penelitian bagi tim peneliti Unmul dan Kemenristek bersedia untuk mendanai. Selain tanaman rim

TRIBUN KALTIM/RAHMAT TAUFIQ
Suwondo, petani madu kelulut asal Desa Buana Jaya, Kecamatan Tenggarong Seberang, sedang mengisap madu kelulut ke dalam botol yang sudah dipanen. Peneliti dari Unmul meneliti madu kelulut yang berkhasiat sebagai obat penghambat covid-19. 

Dengan Jepang, PUI PT Oktal bekerja sama dengan Kyusu Universitas mengembangkan Madu Kelulut sebagai bahan penghambat covid-19. Madu Kelulut adalah madu lokal Kaltim. Madunya dihasilkan oleh lebah tanpa sengat.

Madu yang dihasilkan lebah ini sangat sedikit, sehingga harganya cukup mahal.

“Ini berani kami klaim sebagai penghambat covid-19. Ini kerja sama penelitian, pihak Kyusu yang menguji virus. Hasilnya sudah dua kali kami presentasikan dengan Jepang,” ucapnya.

Penelitian ketiga tentang khasiat Temu Ireng yang dikenal sebagai obat sesak asma. Penelitian ini telah mendapatkan hak paten sebagai obat asma.

Obat ini diarahkan sebagai pencegah covid-19. PUI PT Oktal LP2M Unmul lebih berbangga lagi selain mendapat bantuan pengembangan riset untuk pencegahan covid-19, penelitian ini juga sudah dilirik oleh perusahaan jamu nasional.

Kelak setelah diramu dan dipasarkan perusahaan jamu terbesar tersebut, nama Unmul akan tercantum sebagai pemilik hak paten dalam label obat.

“Produksi massal akan dibuat oleh perusahaan jamu terbesar di Indonesia untuk wedang Temu Ireng. Untuk Bangalai melalui konsorsium sudah mendapat tawaran mitra perusahaan besar,” ujar dr. Swan.

Namun sebagai peneliti yang bergelut dengan masyarakat, Swan dan Enos berpikir pula untuk petani Kaltim yang memberi sumbangsih hasil pertaniannya.

Baca juga: Zuraida Hanum Dihukum Mati Lantaran Membunuh Hakim PN Medan, Kini Kehilangan Hak Asuh Anak

Baca juga: 7 Pemain Bintang Positif Covid-19, Mulai Neymar Hingga Mbappe, PSG Takluk dari Tim Promosi Lens

Melalui anggaran penelitian PT Oktal, Swandari berinisiatif mengalokasikan sebagian untuk pendampingan petani.

Dibentuklah sebuah unit pengolahan tumbuhan obat atau lebih dikenal sebagai Pengolahan Pasca Panen Pengolahan Tumbuhan Obat (P4TO) Unmul, lokasinya di Teluk Dalam, Tenggarong Seberang.

P4TO ini merupakan laboratorium milik Fakultas Pertanian (Faperta) Unmul.

Dengan Fakultas Kehutanan PUI PT Oktal bekerja sama membentuk Unit Pengolahan Madu Tropis untuk pengembangbiakan Madu Kelulut bersama petani madu.

“Penelitian ini adalah hasil kolaborasi antara fakultas di Unmul. Diwadahi oleh PUI PT Oktal LP2M Unmul. Semoga nantinya lebih banyak menghasilkan riset-riset yang berguna untuk masyarakat,” ucap anggota Perhimpunan Dokter Herbal Medik Indonesia ini. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved