Mahasiswa Untag Susuri DAS Tunan di PPU, Lakukan Riset dan Rencanakan Ekowisata Bekantan
Tiga Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Samarinda didamping seorang dosen Untag sekaligus dosen Universitas Mulawarman Samarinda dan Penan
TRIBUNKALTIM.CO, PENAJAM- Tiga Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Samarinda didamping seorang dosen Untag sekaligus dosen Universitas Mulawarman Samarinda dan Penanggung Jawab Pro P2KPM Kabupaten PPU, Sunarto Sastrowardojo melakukan penelitian di Daerah Aliran Sungai (DAS) Tunan, Kelurahan Waru, Kecamatan Waru, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Sabtu (19/9/2020).
Kegiatan penelitian di DAS Tunan itu juga diikuti oleh Kepala Dinas Perikanan PPU, Andi Traso Diharto; Lurah Kelurahan Waru, Zulfahmi Ahmad Shabraniti; Ketua Tim Penggerak PKK, Ernawati Aris Rafi; serta Ketua Pokdarwis PPU, Dullah.
Penyisiran DAS Tunan dilakukan dengan menggunakan dua kapal nelayan setempat. Saat menyisir DAS Tunan, terlihat masih banyak bekantan yang sedang bergelantungan di atas pohon rambai sungai.
Dosen Untag Samarinda, Sunarto Sastrowardojo mengatakan, ada 3 hal penting yang ingin diketahui setelah dia mendampingi 3 mahasiswanya melakukan penelitian tersebut.
Pertama, dia ingin mengetahui karakter dari DAS Tunan dan vegetasi dari flora dan fauna yang ada di DAS Tunan.
Kedua, melihat kontur elevasi untuk mahasiswa yang akan merencanakan pembangunan di wilayah DAS Tunan.
"Misalnya di jarak tertentu di kedalaman tertentu itu bisa dibangun menara pantau, dibangun selter-selter pemancingan komersil, sekaligus untuk menentukan titik-titik di mana para perusak alam ada yang nyetrum, yang meracun, dengan adanya selter-selter diawasi akan meminimalisir kegiatan-kegiatan pengrusakan," kata Sunarto.
Ketiga, bagaimana nantinya dari riset mahasiswanya ini bisa menghasilkan satu desain yang kemudian bisa dipadukan dengan hasil penelitian dari Teluk Balikpapan, kemudian dari penelitian Universitas Gajah Mada dan STT Migas.
"Ini dalam rangka memberi masukan kepada Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara, memberikan dasar pemikiran mereka untuk mengelola DAS Tunan begitu, ini yang saya pikir paling krusial," ujarnya.
"Kami ingin memberikan masukan kepada Pemerintah Kabupaten PPU ketika kelak ada IKN gitu, ini mau dijadikan apa kita tahu bahwa ring satu di Kecamatan Sepaku sudah jelas, nggak bisa diapa-apakan," imbuhnya.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Perikanan PPU, Andi Traso Diharto menyarankan, bagi masyarakat sekitar wilayah yang akan dijadikan wisata untuk bisa menjaga habitat satwa ikan yang ada di DAS Tunan serta tidak melakukan penangkapan ikan di luar batas kewenangan.
Baca juga: Rhenald Kasali Sebut Human Capital Jadi Modal Bangun Perekonomian Negara dan Peradaban Dunia
Baca juga: Anies Baswedan Beraksi, Datangi Kuburan Khusus Covid-19 Malam Hari, Lurah Beber Tujuan Gubernur DKI
"Contoh melakukan peracunan, penyetruman, keliatannya ada beberapa potensi di sini, khususnya ada udang-udang galah dan ikan-ikan lainnya, yang nantinya bisa dijadikan sebuah konektivitas dengan ekowisatanya terutama untuk pemancingan," ujar Andi.
Sementara itu Ketua Tim Penggerak PKK Kecamatan Waru, Ernawati Aris Rafi mengatakan, sebelum DAS Tunan akan dijadikan tempat wisata, nantinya akan ada pengaturan-pengaturam tentang masalah sampah di sekitar DAS Tunan.