News Video
NEWS VIDEO Polemik Jurassic Park di TN Komodo, Ini Kata Pengamat Pariwisata
Pemerintah berencana membangun Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).
TRIBUNKALTIM.CO - Pemerintah berencana membangun Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Salah satunya adalah pembangunan " Jurassic Park" di Pulau Rinca, Taman Nasional Komodo, Manggarai Barat.
Pulau ini bakal disulap menjadi destinasi wisata premium dengan pendekatan konsep geopark atau wilayah terpadu yang mengedepankan perlindungan dan penggunaan warisan geologi dengan cara yang berkelanjutan.
Rencana ini pun mendapat perhatian besar dan beragam komentar dari warganet.
Di Twitter, dalam dua hari terakhir, kata kunci "Jurassic Park", "#SaveKomodo", "#SelamatkanKomodo", dan "Pulau Rinca" bergantian menghiasi trending topik Indonesia.
Banyak warganet mengecam rencana itu, karena dinilai berdampak buruk bagi kelangsungan hidup komodo.
Petisi untuk menyelamatkan komodo pun mulai menggema.
Tanggapan pengamat pariwisata
Ketua Ikatan Cendekiawan Pariwisata Indonesia (ICPI) Azril Azhari mengaku tidak sepakat dengan rencana pemerintah terkait pembangunan "Jurassic Park" itu.
Sebab menurut Azril, salah satu faktor penting dari pariwisata adalah menjaga lingkungan.
Sementara Indonesia banyak mendapat kritikan dalam upaya peningkatan pariwisata tersebut.
"Kalau saya sih menentang. Komodo kan satu-satunya di dunia, apakah mau dikorbankan? Jika pemerintah ingin mencari uang dari situ, kerugiannya jauh lebih besar daripada devisa," kata Azril seperti dikutip dari Kompas.com, Senin (25/10/2020).
Menurut Azril ada tiga dampak utama yang akan muncul dalam pembangunan Jurassic Park di Taman Nasional Pulau Komodo tersebut.
Pertama, dampak ekonomi. Dengan pembangunan ini, pihak yang paling diuntungkan adalah investor, seperti yang terjadi di Mandalika, Nusa Tenggara Barat.
"Kedua sosial budaya, dan ketiga lingkungan. Dampak lingkungan inilah yang paling terasa," jelas dia.