Gaya Hidup
Moviegoers Tak Perlu Khawatir Nonton di Bioskop, Manajemen XXI e-Walk BSB Jamin Protokol Kesehatan
Moviegoers Tak Perlu Khawatir Nonton di Bioskop, Manajemen XXI e-Walk BSB Jamin Protokol Kesehatan
Penulis: Heriani AM |
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Moviegoers Tak Perlu Khawatir Nonton di Bioskop, Manajemen XXI e-Walk BSB Jamin Protokol Kesehatan.
Manajer XXI e-Walk BSB Budi Sutiono menjelaskan, pihaknya menjamin protokol kesehatan digunakan sebagaimana mestinya.
Terdapat banyak marka yang dipasang di area pemesanan tiket, pemesanan camilan, ruang tunggu dan lainnya. Budi sendiri bahkan ikut berpatroli.
Di kedua sisi pintu masuk, ada petugas lengkap dengan thermogun di tangan. Ia akan mengecek suhu pengunjung.
Ada papan petunjuk di sebelahnya. Gunanya adalah menginformasikan ke masyarakat untuk mengisi data diri. Berupa nama, kontak dan NIK.
Mengisi data diri ini sangat mudah. Cukup scan barcode yang tertera, lalu Anda akan diarahkan ke laman XXI.
Namun bagi mereka yang kesusahan, akan didata secara manual.
Memasuki area utama, suasana untuk pemesanan film yang akan ditonton masih cukup lengang.
Berbeda dengan kondisi normal sebelum pandemi Covid-19, dimana antrean sangat panjang dan tak terputus.
Hanya ada beberapa orang yang mengantre dengan jarak 1 meter itu.
Beberapa waktu kemudian, diisi lagi orang pengunjung yang berbeda. Begitu seterusnya.
"Animo masyarakat sudah mulai membaik. Meningkat bertahap dari pertama buka," ujar Budi.
Ketertarikan masyarakat yang perlahan positif ini, membuat pihaknya memutuskan untuk membuka satu studio lagi.
Dimana sebelumnya 4 studio dengan 4 kali jam tayang dalam sehari menjadi 5 studio.
Untuk film yang tayang sendiri pada edisi pandemi Covid-19 adalah Sisters In Arms, Line Of Duty, Kill Chain, The Cave, dan Kajeng Kliwon.
Selain itu, ada perubahan harga khusus -opening XXI di harga Rp 35 ribu. Dimana sebelumnya Rp 40 ribu di weekday. Promo ini belum ada batas waktu kapan berakhir, akan diinfokan kemudian.
Budi menegaskan, bahwa masyarakat tak perlu khawatir dan ragu menghabiskan waktu di sinema XXI e-Walk. Karena pihaknya sudah menjalankan apa yang menjadi permintaan Tim Gugus Tugas setempat.
Bahwa 3M harus dipatuhi di ruang teater. Karyawan juga menggunakan standar alat pelindung diri. Pun dengan memaksimalkan cashless dan touchless. Film yang diputar pun tidak lebih dari 2 jam.
"Masyarakat harus menggunakan masker, menjaga jarak. Tidak boleh ada penonton satu pun yang duduk berdampingan, akan diawasi oleh kami," tegasnya.
Kapasitas studio dibatasi 50 persen, dengan jarak satu kursi antar penonton. Untuk tingkat keterisian, lanjut Budi, sejauh ini belum sampai pada kuantitas yang diharapkan.
"Kami berharap, dengan beroperasinya XXI di e-Walk ini, dapat memutar roda ekonomi di Balikpapan," pungkasnya.
Tujuh Bulan sinema tutup di masa pandemi Covid-19, begini Kangennya Moviegoers dengan bioskop.
Masyarakat tentunya merindukan kegiatan menonton bioskop, setelah fasilitas tersebut harus ditutup sekitar tujuh bulan akibat pandemi Covid-19.
Akhirnya, terhitung 23 Oktober lalu, XXI e-Walk Balikpapan Super Block (BSB) resmi buka kembali.
Setelah dilakukan kajian mendalam soal protokol kesehatan yang mesti diterapkan.
XXI e-Walk BSB merupakan lokasi sinema pertama di kota Minyak yang beroperasi.
Manajemen memberlakukan jam operasional sesuai operasi mal. Yakni pukul 12.00 - 21.00 Wita untuk weekday, dan 12.00 - 22.000 saat weekend.
Selain sebagai sarana hiburan, menonton film di bioskop ternyata juga memberikan dampak baik bagi kesehatan dan emosi seseorang.
Menurut John W. Hesley, seorang psikolog dan juga penulis buku Rent Two Films and Let's Talk in the Morning: Using Popular Movies in Psychotherapy, film merupakan salah satu biblioterapi, yaitu salah satu jenis terapi yang memanfaatkan literatur.

Seperti buku atau karya sastra untuk membantu seseorang mengatasi masalah kesehatan mental yang dialaminya.
Meski tidak untuk mengatasi masalah mental yang mendalam, tetapi film bisa memberikan efek relaksasi sekaligus membantu seseorang memecahkan masalahnya.
Selain itu, menurut Gary Solomon, penulis buku The Motion Picture Prescription and Reel Therapy, menonton di bioskop bisa menjadi salah satu bentuk terapi kejiwaan yang dapat membuat Anda semakin memahami diri sendiri dan mempelajari reaksi lingkungan atas situasi yang sama-sama dialami.
Beberapa alasan tersebut yang membuat bioskop punya tempat sendiri di hati masyarakat.
Bahkan banyak dari mereka yang membentuk dan tergabung dalam komunitas pencinta film. Seperti di Balikpapan, ada komunitas Gambar Gerak.
Komunitas ini adalah tempat yang mewadahi hobi videografi di Balikpapan.
Didirikan sejak tahun 2003 oleh Agus dan Aam. Tongkat estafet saat ini dipegang oleh Ria Gumbira, yang bergabung di komunitas ini sejak tahun 2015.
Punya tujuan mulia, Gambar Gerak memberikan dukungan penuh untuk mereka yang hobi videografi, agar membuat film pendek.
"Dan mendukung teman-teman yang misalkan kekurangan alat untuk produksi, seperti kamera, tripod hingga lampu. Kadang teman-teman minta tim mentoring, diajarkan membuat film pendek," ujar Ria.
Perempuan berkerudung ini juga mengaku sangat merindukan menonton film diantara ratusan penonton lain yang sama antusiasnya. Ia biasanya belajar membuat film dari cara menonton.
"Setelah nonton bareng, kita nongkrong di warung kopi dan membahas (film) itu. Hal yang paling dirindukan itu sebenarnya," tambahnya.
Sejauh bioskop sudah beroperasi di Balikpapan, Ria mengaku belum berkunjung ke lokasi yang kaya akan wangi popcorn tersebut.
Ia masih ragu, sehingga membuatnya memperbanyak referensi.
Untuk membunuh waktu selama tujuh bulan tanpa bioskop, Ria banyak streaming sendiri di rumah. Namun demikian, ia pribadi mengaku sangat menunggu film Patriot Taruna: Virgo and The Sparklings, yang diproduksi oleh Jagat Bumi Langit, tayang di Bioskop.
"Saya juga support teman-teman di Jakarta yang merupakan bagian tim produksi film Virgo. Mereka ikut dalam produksi film layar lebar ini," akhirnya. (*)