Timnas Indonesia
Tegas dan Keras! Shin Tae-yong Pernah "Hina" Andritany Cs, Bagaimana dengan Timnas Indonesia U-19?
Tegas dan Keras! Shin Tae-yong Pernah "Hina" Andritany Cs Bagaimana dengan Timnas Indonesia U-19?
TRIBUNKATIM.CO - Tegas dan keras! Shin Tae-yong pernah "hina" Andritany cs, sagaimana dengan Timnas Indonesia U-19?
Kali pertama pelatih Shin Tae-yong melatih Timnas Indonesia senior, dia menggegerkan pencinta sepak bola Indonesia.
Bagaimana tidak, ucapan pelatih sekaligus manajer Timnas Indonesia tersebut tergolong "kasar di telinga" masyarakat Tanah Air.
Shin Tae-yong mengatakan pemain selevel Timnas Indonesia tak bisa bermain sepak bola.
"Kalian ini mengoper (bola) saja tidak bisa. Anak sekolah dasar saja bisa passing seperti ini," kata Shin Tae-yong.
"Kalian ini, kan, pemain Timnas. Apa tidak malu dengan predikat ini?" ujar dia pada 18 Februari 2020.
Baca juga: Jelang ke Jogja dan Belanda, 4 November Timnas U-19 Indonesia Mulai TC, Shin Tae-yong Hadir Virtual
Baca juga: Solusi Hadapi Postur Tinggi, Gilles Joannes Pemain Keturunan Dikabarkan Masuk Timnas U-19 Indonesia
Baca juga: Shin Tae-yong Cari Gelandang Baru Buat Skuat Garuda Muda, Rencana Ada Pemain Timnas U-19 Dicoret
Baca juga: Pertanyaan Mengejutkan Ketua PSSI ke Shin Tae-yong, Iwan Bule Sebut Timnas U-19 Masih Punya Waktu
Begitu juga dengan yang dia ucapkan ketika melihat kiper Andritany Ardhiyasa, Nadeo Argawinata, maupun penjaga gawang lainnya, yang dikatakan seperti kakek-kakek.
"Hey, gerakan kamu seperti kakek-kakek umur 60 tahun. Kamu kan masih muda. Ayo, lebih kuat," ujar pelatih asal Korea Selatan itu.
Beruntung, pemain "terhebat" se-Tanah Air tersebut tidak baper alias bawa perasaan atas apa yang diucapkan Shin Tae-yong.
Mereka masih mau dilatih oleh pelatih yang pernah merendahkan skill mereka.
Sejujurnya, mental seperti itulah yang seharusnya dimiliki oleh pemain Timnas Indonesia maupun pesepak bola lainnya di Tanah Air.
Andritany Ardhiyasa cs menunjukkan bahwa cacian adalah cambuk motivasi bagi mereka, terlebih kritik pedas dari seorang pelatih.
Mereka pasti ingin menunjukkan bahwa mereka yang pantas bermain di bawah asuhan Shin Tae-yong dengan label pemain Timnas.
Terlepas dari upaya Andritany cs menunjukkan mental tangguhnya, Shin Tae-yong merupakan sosok pelatih tegas, disiplin, dan keras.
Tiga sikap itu memang harus dimiliki seorang pelatih.
Namun, faktor budaya kampung halaman Shin Tae-yong sedikit memengaruhi.
Ya, Shin Tae-yong berasal dari Korea Selatan dan tentu secara tidak langsung membawa budaya asli Negeri Ginseng tersebut ke Tanah Air dan dirasakan oleh pemain Timnas Indonesia yang dia latih.
Ungkapan kasar yang pernah terlontar tersebut nyatanya merupakan budaya orang Korea Selatan yang ceplas-ceplos.
Salah satunya tertuang dalam istilah gapjil.
Shin Tae-yong dan "gapjil"
Melansir situs Koreatimes.co.kr, istilah gapjil mengakar di Korea Selatan hingga saat ini.
Bentuk dari gapjil seperti penyalahgunaan kekuasaan dan hak istimewa secara fisik, psikologis, atau emosional.
Mudahnya, gapjil mengacu pada situasi saat dua pihak dianggap tidak setara.
Pihak yang berada di atas (gap) menyalahgunakan kekuasaan atau kewenangannya pada pihak lain (eul/bawahan).
Sementara itu, suku kata jil adalah partikel yang ditambahkan pada akhir kata membawa makna negatif pada kata tersebut.
Gapjil kembali menghangat dan jadi perbincangan orang Korea Selatan akhir-akhir karena perilaku kasar, baik secara verbal maupun fisik.
Pelaku gapjil tersebut seperti melecehkan atau melukai fisik seseorang yang "status"-nya di bawahnya.
Dalam hal ini, kedudukan Shin Tae-yong tentu berada di atas pemain meski sang pelatih merupakan "karyawan" dari PSSI.
Keberadaan posisi Shin membuat dia leluasa meluapkan apa yang ada di otaknya kepada anak asuhnya.
Buruknya, tidak ada filter atau penyaring kata-kata yang mungkin saja melukai perasaan pemain.
Beruntungnya, Shin Tae-yong mengeluarkan emosinya secara verbal, bukan fisik.
Beruntungnya lagi, maksud Shin bagus, yakni membuat anak asuhnya seperti yang dia minta dan tujuannya adalah baik untuk Timnas Indonesia ke depan.
Akan tetapi, perilaku gapjil tentunya bertolak belakang dengan budaya Nusantara dan terjadilah culture shock di Timnas Indonesia.
Dalam taraf budaya gapjil, Shin Tae-yong sebenarnya tidak semenakutkan seperti yang terjadi di Korea.
Sebagai pelatih, bukan hal langka jika dia marah kepada anak asuhnya ketika pemain banyak melakukan kesalahan.
Shin hanya menunjukkan ketegasan dan kedisiplinannya agar tim besutan sesuai dengan keinginannya.
Budaya paling kentara yang Shin bawa adalah kejujurannya dan ceplas-ceplos jika ada yang salah dalam pandangannya.
Ceplas-ceplos hampir mirip dengan awal mula perilaku gapjil.
Baca juga: UPDATE! FP2 MotoGP Valencia 2020, Jadwal dan Jam Tayang Live Race Trans7, Streaming UseeTV
Baca juga: Jelang MotoGP Valencia 2020, Diprediksi Mampu Kunci Gelar Juara Dunia, Joan Mir: Semuanya Belum Usai
Baca juga: Hasil FP1 MotoGP Valencia 2020 - Joan Mir Tercecer, Pembalap Asal Jepang Jadi yang Tercepat
Baca juga: LENGKAP Pembagian Grup dan Tanggal Pelaksanaan Euro 2020, Perancis dan Portugal Masuk Grup Neraka
Positifnya, Shin tetap akrab dengan para pemain Timnas kendati sudah meluapkan emosinya.
Sebagai penggemar sepak bola, khususnya pencinta Timnas Indonesia, saat ini hanya bisa berdoa sembari menikmati proses mereka.
Perlu dinanti kedisiplinan orang Korea Selatan dibawa masuk ke dalam permainan Timnas Indonesia.
TC Virtual Timnas Indonesia U-19 Berakhir
TC atau pemusatan latihan virtual Timnas Indonesia U-19 resmi berakhir.
Skuad Timnas Indonesia U-19 harus mengakhiri progam TC virtual lebih cepat dari yang dijadwalkan.
TC virtual skuad Timnas Indonesia U-19 sedianya berakhir pada 15 November 2020.
Namun, Pelatih Kepala Timnas Indonesia U-19 Shin Tae-Yong memutusakan mengakhiri pemusatan latihan virtual lebih cepat.
Program TC virtual Timnas Garuda Muda resmi diakhiri pada Kamis (12/11/2020) lalu.
Meskipun tak berjalan sesuai rencana semula, pemusatan latihan tersebut berdampak positif bagi perkembangan Garuda Muda.
Sang Asisten Pelatih Garuda Muda, Nova Arianto menyatakan para pemain Timnas Indonesia U-19 mengalami peningkatan kemampuan pasca TC diakhiri.
Hal itu disampaikan Nova Arianto ketika dimintai tanggapannya mengenai program TC Timnas.
"Semuanya berjalan baik karena kebetulan kompetisi tidak berjalan," kata Nova Arianto kepada BolaSport.com.
"Progress pemain yang ikut TC di Kroasia sangat baik."
"Semua pemain yang hadir di virtual pun bekerja keras untuk mengikuti semua materi latihan yang diberikan," terang pria berkepala plontos ini.
TC Tetap Dipantau
Adanya pandemi covid-19 membuat pemusatan latihan Timnas Indonesia U-19 sedikit berbeda dari biasanya.
Tim kepelatihan Timnas Garuda Muda memilih menggunakan fasilitas pertemuan virtual untuk menggelar TC.
Meskipun bersifat virtual, Pelatih Kepala Timnas Indonesia U-19 Shin Tae-Yong turun langsung untuk memantau progress anak asuhnya.
Pria berusia 51 Tahun ini memantau segala perkembangan Timnas Garuda Muda dari negara asalnya, yaitu Korea Selatan.
Dalam TC tersebut, Shin Tae-Yong total memanggil 37 nama untuk dimasukkan dalam skuad Garuda Muda.
Baca juga: Alot! AC Milan Nyaris Capai Kata Sepakat dengan Donnarumma, Maldini Belum Tenang, Sisa 1 Pemain Lagi
Baca juga: LIGA ITALIA AC Milan Punya Sosok Pengganti Hakan Calhanoglu, Jadi Pahlawan Hongaria Lolos Euro 2020
Baca juga: Hengkang dari Juventus, 7 Potensi Tujuan Cristiano Ronaldo, Pamor Liga Italia kembali Meredup?
Baca juga: Gara-gara Alat Vital Dybala Dicoret dari Timnas Argentina, Karirnya Bersama Juventus di Ujung Tanduk
TC virtual pun sejatinya sudah dilaksanakan sejak 5 November 2020 lalu.
Diketahui, Shin Tae-Yong meminta izin kepada PSSI untuk rehat sejenak dari aktifitas kepelatihannya di Indonesia.
Pada 1 November 2020 lalu, PSSI mengizinkan mantan pelatih Korea Selatan tersebut untuk pulang kampung.
Shin pun memberi tugas tim kepelatihannya yang ada di Jakarta untuk ikut memantau jalannya TC. (*)