Penanganan Covid

Prof Kusnaedi Pastikan 1.620 Relawan Uji Klinis Vaksin Covid-19 Sinovac Tidak Ada yang Sakit Berat

Ada titik terang dari upaya menemukan vaksin covid-19 di Indonesia. Artinya harapan terbebas dari ancaman covid-19 semakin mendekati kenyataan.

Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUN JABAR/TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil didampingi Kapolda Jawa Barat Irjen Rudy Sufahriady, Pangdam III Siliwangi Mayjen TNI Nugroho Budi Wiryanto, dan Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Barat Ade Eddy Adhyaksa, memperlihatkan lengan kanannya seusai disuntik vaksin Covid-19 di Puskesmas Garuda, Jalan Dadali, Kota Bandung, Selasa (25/8/2020). Keempat pejabat tersebut resmi menjalani penyuntikan atau uji klinis tahap III Vaksin Sinovac Covid-19 dengan menjalani banyak prosedur, dimulai dengan pemeriksaan tekanan darah dan kondisi tubuh, rapid test, penyuntikan, kemudian menunggu reaksi penyuntikan selama 30 menit. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN) 

Prof Soedjatmiko menjelaskan, antibodi yang terbentuk dari vaksin Covid-19 Sinovac namanya neutralizing antibody.

Kadarnya cukup tinggi, antara 27 - 63 persen. Sementara yang dibutuhkan untuk melawan virus Covid-19 hanya sekitar 10 persen saja.

"Jadi badan obat di negara-negara tersebut menyatakan bahwa vaksin (Sinovac) pada uji klinik fase II aman dan tampaknya efektif," kata dia.

Vaksin Sinovac yang akan diproduksi bersama Bio Farma, saat ini sudah berada pada tahap uji klinik fase 3 di Bandung dan telah mengambil subjek sebanyak 1.620 orang dewasa dan sedang menunggu hasilnya. (Istimewa)

Vaksin Akan Diprioritaskan Untuk Usia 18 - 59 Tahun

Prof Soedjatmiko menyebut kelompok usia 18 - 59 tahun menjadi prioritas penerima vaksin Covid-19Sinovac.

Ada beberapa pertimbangan kelompok usia ini diprioritaskan untuk menerima vaksin.
Pertama, orang-orang yang berisiko menularkan atau ditularkan Corona, adalah orang-orang yangaktivitasnya tinggi.

Usia 18 - 59 tahun merupakan usia produktif yang memiliki aktivitas atau keseharianyang memang memerlukan mobilitas tinggi.

"Apakah mereka yang bersekolah, apakah bekerja, yangberada di usia produktif, sehingga itu yang mendapat prioritas. Dan itu ternyata di Indonesia demikianjuga," kata Prof Soedjatmiko.

Data yang diperoleh Prof Soedjatmiko dari Penanggulangan Covid-19 Indonesia, yang berumur antara 31 - 45 tahun itu yang meninggal karena Covid-19 hanya 13 persen.

Di atas 46 tahun sampai di atas 60 tahun, itu hampir 71 persen yang meninggal.

Artinya bahwa memang usia-usia produktif itulah yangberpotensi sakit, meninggal, dan menularkan.

Sedangkan yang di bawah 18 tahun itu jumlah yangterinfeksi atau meninggal dunia sangat kecil sekali.
Hal demikian juga dialami oleh berbagai negara. Atas dasar itu, uji klinis vaksin Covid-19 Sinovac fase I sudah dibatasi antara umur 18 - 59 tahun.

Berkaca dari batas usia itu, uji klinis yang dilakukan pada usia-usia tersebut berarti aman dan efektif. "Sehingga nanti tingkat imunisasi pada kelompok usia itu," kata dia.

Dijelaskan, dua pertimbangan usia di bawah 18 tahun dan 60 tahun ke atas tidak menjadi prioritas penerima vaksin Covid-19.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved