News Video

NEWS VIDEO Kades Desa Muara Adang Langsung Bercerita Tentang Kehidupan Warga Desa

Pagi Ini, Sabtu (14/11/2020) rombongan  diajak untuk melihat cagar alam hutan bakau. Sebab hutan bakau menjadi pohon yang mampu menyerap emisi gas.

Editor: Faizal Amir

TRIBUNKALTIM.CO- Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) bersama awak media tiba di desa Muara Adang, Kecamatan Long Ikis Kabupaten Paser, Jumat (13/11/2020) malam. Rombongan disambut langsung oleh Kepala Desa Kurniansyah.

Setelah menyantap makan malam, kades berbincang dengan para rombongan dari Kota Samarinda. Ia mengucapkan terimakasih atas kedatangan rombongan dalam melakukan peliputan di wilayah desa Muara Adang.

Khususnya peliputan terkait penurunan emisi gas yang dilakukan desa tersebut. "Kami sangat berterimakasih dengan adanya program ini masuknke desa kami. Perubahan Iklim sangat terasa. Semakin tahun air laut semakin Naik. Contohnya sekarang saja besok besar lagi airnya," ucap Kurniansyah pukul 21.00 wita.

Pagi Ini, Sabtu (14/11/2020) rombongan  diajak untuk melihat cagar alam hutan bakau. Sebab hutan bakau menjadi pohon yang mampu menyerap emisi gas lebih tinggi.

Warga desa ini bermata pencaharian sebagai penambak ikan bandeng dan sarang walet. Khusus untuk tambak ikan bandeng is memiliki mimpi agar tambak tidak mengganggu populasi hutan bakau.

"Jadi Kita memang beberapa waktu lalu pernah dibawa BKSDA ke Medan disana mereka menanam mangrove di Lahan tambak. Namun disini perlu waktu. Sebab masyarakat disini berpikir tambak itu harus dipotong hutan mangrovenya," katanya.

Kawasan desa ini sebenarnya merupakan kawasan cagar alam. Namun masyarakat sudah menetap di kawasan ini sebelum ditetapkan sebagai cagar alam. Sehingga pembangunan di kawasan desa ini cukup sulit dikarenakan aturan yang berbenturan dengan aturan dari Balai Lonservasi dan Sumberdaya Alam (BKSDA).

"Jadi desa muara adang ini identik dengan cagar Alam. Tapi cagar alamnya mengambang. Namanya cagar Alam tidak dapat disentuh Sama sekali. Tapi warga sudah ada disini duluan," ujarnya.

Dari penuturannya sekitar 3000 hektar lahan hutan bakau. Jika hutan tersebut tidak dijaga maka jumlah pohon bakau menipis. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved