News Video
NEWS VIDEO Desa Muara Adang, Satu Dari 99 Desa Terpilih yang Menjadi Program FCPF Bank Dunia
Bank Dunia dalam program Forest Carbon Partnership Facility (FPCF) telah menunjuk Kalimantan Timur menjadi bagian dari program tersebut.
Penulis: Jino Prayudi Kartono |
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Bank Dunia dalam program Forest Carbon Partnership Facility (FPCF) telah menunjuk Kalimantan Timur menjadi bagian dari program tersebut. Program tersebut baru dimulai pada tahun 2015.
Selama Lima tahun berselang sekitar 99 desa telah disosialisasikan terhadap program tersebut. Salah satunya adalah desa Muara Adang Kecamatan Long Ikis Kabupaten Paser.
Kepala Desa Muara Adang, Kurniansyah, pada Minggu (15/11/2020) mengatakan setuju dengan adanya program tersebut.
Ia pun sepakat dengan mengikuti program menurunkan emisi gas karbon ini dapat mempengaruhi lingkungan di Kawasan tersebut.
"Biasanya di musim kemarau itu panas sekali. Dalam program carbon fund ini saya menyambut positif," kata Kurniansyah. Selain itu pihaknya tidak terlalu mempikirkan terkait pengeluaran biaya desa untuk memperbaiki lingkungan pesisir.
"Dari hasil sosialisasi Muara Adang tim, mereka melihat dengan ada atau tidak adanya program ini kami tetap menjaga lingkungan," ucapnya.
Salah satu cara pihak Balai Konservasi dan Sumberdaya Alam (BKSDA) memberikan bantuan penanaman tambak ramah lingkungan (TRL).
"Penanaman ini juga menggunakan konsep Silvofishery atau disebut tambak ramah lingkungan," ucap Kurniansyah.
Program ini dilaksanakan sejak tahun 2018. Pada tahun pertama program ini, pihaknya menanam bakau seluas 25 hektar.
Kemudian pada tahun ini ditanam mangrove seluas 70 hektar.
"Total 175 ribu bibit," ucap Kurniansyah. Sementara itu program lainnya yaitu padat karya.
Program tersebut terkait pelestarian hutan bakau berasal dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui Badan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Berau Mahakam.
Dengan adanya rogram tersebut, warga mendapatkan penghasilan dengan menanam mangrove.
Dalam sehari tiap warga mendapatkan bayaran dalam menanam bakau sebesar Rp 130 ribu perhari.
IKUTI >> News Video
IKUTI >> News Video
Naskah: TribunKaltim.co/Jino Prayudi Kartono
Videografer: TribunKaltim.co/Jino Prayudi Kartono
Video Editor: TribunKaltim.co/Ardian