Alat Pendeteksi Longsor Sudah Dipasang BPBD Samarinda di Selili, Namun Masih Perlu Perbaikan
Mendeteksi bencana longsor yang kerap terjadi di kawasan Jalan Lumba-lumba, Kelurahan Selili, Kecamatan Samarinda Ilir, Kota Samarinda,
Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, dalam hal mendeteksi bencana longsor yang kerap terjadi di kawasan Jalan Lumba-lumba, Kelurahan Selili, Kecamatan Samarinda Ilir, Kota Samarinda, diakui pihaknya sudah memasang alat pendeteksi longsor.
Saat ditanya mengenai alat pendeteksi longsor yang dipasang jajarannya, Plt Kepala Pelaksana BPBD Kota Samarinda, Wahiduddin menjelaskan, bahwa alat pendeteksi diakui sudah terpasang, ditahun 2021 mendatang akan dilakukan peremajaan.
"Kami sudah memasang alat pendeteksi longsor di kawasan selili, tahun depan (2021) akan kami perbarui semua. Karena alat-alat ini saat kami coba melakukan kalibrasi, memang ada sebagian yang tak berfungsi dan harus diganti," jelas Wahiduddin, Kamis (1/12/2020) hari ini.
Baca Juga: Bersebelahan dengan Makam Sang Bunda, Jenazah Kakak Adik Korban Longsor di Banyumas Satu Liang Lahat
Baca Juga: Basuki Sekeluarga Baru Pulang Hadiri Selamatan Almarhum Mertua Sebelum Tewas Tertimbun Longsor
Baca Juga: Istri Ditemukan Terjepit Batu 50 Meter dari Lokasi Longsor, Satu Keluarga di Banyumas Tertimbun
Wahiduddin, mencontohkan pada longsor yang terjadi tepat di belakang RSJD Atma Husada, alat pendeteksi sudah dilakukan penggantian.
"Seperti kasus kemarin yang ada di belakang rsjd atma husada, itu baterai alatnya sudah kita ganti. Bagian-bagian tertentu yang rusak. Tapi 2021 nanti kami akan ganti semua. Alatnya ini satu setnya cukup lumayan harganya," sebut Wahiduddin.
Ini Saran BPBD ke Pemerintah Kota Samarinda
Dalam penanganannya, BPBD Kota Samarinda sendiri bersaran ke Pemkot Samarinda, jajarannya sudah memberi hasil kajian risiko bencana, agar ada tindak lanjut agar masyarakat yang bermukim tidak melulu dihantui bencana tanah longsor.
"BPBD sudah memberi masukan ke Pemkot bahwa kawasan selili sudah tak layak huni, apalagi sudah ada kajian resiko bencana. Pemkot sebenarnya sudah menindaklanjuti dengan adanya relokasi, tapi kembali ke masyarakat lagi kan," Plt Kepala Pelaksana BPBD Kota Samarinda, Wahiduddin.
"Sebenarnya kalo membuat komunitas baru di tempat relokasi lebih aman dan layak kan," tambahnya.
Menyinggung terkait rencana BPBD Kota Saamarinda yang akan menanam tumbuhan vetifer (tanaman pengikat), Wahiduddin menguraikan bahwa belumlah diperlukan, lantaran kawasan Selili masuk dalam daerah patahan besar.
Sesar adalah patahan pada tubuh bumi yang mengalami pergerakan.
"Kalau kita melihat dari sisi ancaman bencana saja. Jika daerah (Selili) itu dipasang tanaman pengikat tanah (vetifer) dirasa belum tentu efektif karena Kawasan Selili masuk dalam patahan besar (sesar)," ungkap Wahiduddin.