Gaya Hidup
Hobi Membaca Buku Karya Torey Hayden, Ade Putri Sarwenda Putuskan Jadi Pendidik Sekolah Luar Biasa
Hobi Membaca Buku Karya Torey Hayden, Ade Putri Sarwenda Putuskan Jadi Pendidik Sekolah Luar Biasa
Penulis: Heriani AM |
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Hobi Membaca Buku Karya Torey Hayden, Ade Putri Sarwenda Putuskan Jadi Pendidik Sekolah Luar Biasa
Level cinta paling dalam tak butuh alasan pasti. Begitu jawaban Ade Putri Sarwenda saat ditanya alasan memilih 'nyemplung' di pendidikan luar biasa.
Minat mengajar anak-anak dengan kebutuhan khusus ternyata sudah tertanam sejak ia remaja.
Ade Putri Sarwenda yang pada dasarnya gemar membaca, pada saat sekolah menengah atas, acak membaca karya Torey Hayden, yang merupakan seorang guru pendidikan khusus, dosen universitas dan penulis buku-buku nonfiksi berdasarkan pengalaman nyatanya.
Anggapannya kala itu, mengajar anak istimewa adalah tantangan. Sedikit banyak berbeda dengan anak normal lainnya. Ade Putri Sarwenda ingin merasakan sensasi tersebut.
Gairahnya makin menggelora. Setelah lulus SMA, Ade Putri Sarwenda mantap melangkah ke pendidikan tinggi prodi Pendidikan Luar Biasa.
Kedua orangtuanya, yang juga merupakan guru, kala itu sempat bertanya ulang soal keputusan perempuan yang kerap disapa Ibu Ade itu.
"Yakin! Itu jawaban saya saat ditanya orangtua. Mau apa? Pendidikan luar biasa. Jadi apa? Guru SLB (sekolah luar biasa, red). Alhamdulillah mereka support," sebut Ade Putri Sarwenda.
Perempuan berkerudung ini mantap berlayar di prodi Pendidikan Luar Biasa Universitas Negeri Yogyakarta pada tahun 2007.
Memulai karir sebagai guru SLB pada 2010, ketika masih menjadi mahasiswa.
Di Yogyakarta Ade Putri Sarwenda mengajar di SLB Dharma Rena Ring Putra II Yogyakarta, lalu kembali ke tanah kelahiran di Balikpapan. Mulai mengajar sebagai tenaga lepas di SLB Tunas Bangsa Balikpapan.
Niat mulianya, serta tekadnya yang tinggi menghantarkannya lulus CPNS 2015, dan dipercaya mengajar di SLB Negeri Balikpapan hingga hari ini.
"Menyenangkan bagi saya berinteraksi dengan anak-anak berkebutuhan khusus setiap harinya. Membuat diri saya bersyukur setiap saat, bahwasanya kita masih diberi keadaan dan kesempatan untuk memberikan manfaat untuk anak luar biasa," tegas Ade Putri Sarwenda.
Ade Putri Sarwenda bertekad menjadikan anak istimewa itu menjadi individu mandiri, cakap, dan bisa mendedikasikan diri untuk pribadi dan lingkungannya.
Menurut ibu satu anak, setiap anak punya kebutuhan yang berbeda. Mereka datang dengan hambatan masing-masing.
Namun Ade Putri Sarwenda sadar, sebagai guru ia bisa melihat sang anak istimewa layaknya mutiara yang tertimbun pasir. Tugasnyalah menggali agar mutiara ini muncul di permukaan.
"Saya yakin dengan hambatan yang dimiliki anak berkebutuhan khusus ini, ada potensi. Tugas kita sebagai guru untuk mengubahnya," pungkasnya.
Di hari guru yang jatuh pada 25 November lalu, Ade mengucapkan terima kasih untuk seluruh guru, terutama guru-gurunya. Yang mengantarkan ia hingga dititik dimana ia bisa menjadikan diri sebagai manfaat untuk orang lain.
"Lalu, saya mengajak rekan-rekan semua sebagai seorang guru untuk terus semangat, menjadi inspirasi bagi murid di sekolah, memberi pelayanan terbaik untuk peserta didik," harap perempuan yang melanjutkan studi prodi Magister Manajemen di salah satu universitas di Surabaya Jawa Timur itu.
Ade Putri Sarwenda juga berharap pandemi segera berakhir. Ia amat merindukan interaksi secara langsung dengan peserta didiknya.
"Sebagai seorang guru kita harus senantiasa berinovasi, semangat berbagi, belajar terus menerus, dan jadi inspirasi siapa saja. Khususnya untuk murid-murid kita tercinta," tukasnya. (*)